TIGA

817 54 1
                                    

Christy keluar dari kamarnya membawa semua barang dan kopernya. Zee yang keluar bersamaan bingung melihat Christy yang buru-buru menghapus air matanya dan pergi meninggalkan Zee.

"Lu mau kemana?" Tanya Zee menghentikan Christy di depan pintu.

"Pergi kak, saya gak mau nyusahin kalian lagi," kata Christy melepas genggaman Zee.

"Ck, pasti kak Chik sama Aldo kan, ikut gue!" Kata Zee menarik paksa Christy. Christy hanya bisa pasrah.

"Kenapa dek?" Tanya Chika yang melihat Zee datang membawa Christy.

"Kalian nyuruh Christy pergi?" Tanya Zee.

"Iya, kenapa?" Tanya Aldo ngegas.

"Lu dah bilang bunda?" Tanya Zee masih menahan emosinya.

"Gak usah lah orang dia yang mau," kata kak Chika santai. Zee menoleh pada Christy yang hanya diam.

"Lu mau kemana?" Tanya Zee pada Christy. Tidak ada jawaban.

"KEMANA!" Bentak Zee.

"Udah lah Zee biar aja," kata Chika mulai males.

"Gue tanya sekali lagi, lu mau kemana? Bener lu yang mau pergi," kata Zee. Christy yang tidak berani pada Chika dan Aldo, mengangguk pelan.

"Ck, lu mau kemana gue yang anter," kata Zee.

"Lu ngapain sih Zee ngurusin dia," protes Chika.

"Heh, lu berdua mikir gak, gak cuman keluarga kita yang tersakiti, Christy juga, emang Christy minta dilahirin kedunia? Emang dia bisa milih lahir dari keluarga siapa? Lu berdua mikir gak kalo lu berdua yang diposisi dia!" Emosi Zee makin meluap. Chika hanya diam, Aldo mulai mau membantah tapi langsung di potong Zee.

"Yang salah disini ayah, lu mau ayah di hukum dosa sampe kapan? Sampe lu berdua mati dia tetep ayah kita, lu berdua bersikap kayak gitu cuman nambah dosa ayah sama bunda, bunda udah cukup sabar nerima dia, emang dia yang mau hidup ma kita? Gak! Tapi bunda yang maksa, dia dah gak punya siapa-siapa! Mau lu pungkiri gimana juga dia anak ayah, adik kandung kita, mikir kalo ngapa2in do, kak, dewasa! Kita baru aja kehilangan ayah, Christy itu kehilangan kedua nya!" Zee udah terlalu kalap, dia menarik Christy pergi, semua barang Christy ditinggal gitu aja.

Zee membawa Christy dengan motornya. Mereka menuju taman di perumahan mereka. Mereka duduk di bangku taman, diam gak ada yang bicara. Christy bingung harus apa.

"Udah lu jangan cengeng, lu itu kuat, jangan sekali-sekali nunjukin lu lemah didepan orang lain atau lu bakal ditindas, kayak selama ini disekolah, gak ada anak ayah yang lemah!" Kata Zee sambil mengepulkan asap podsnya.

Christy hanya bisa mengangguk. Dia menghapus air matanya. Saat ini hati Christy gundah, dia gak mau balik ke rumah Zee namun pasti akan ditahan oleh Zee dan bunda.

"Lu gak punya tempat lain selain rumah kita kan?" Tanya Zee tanpa memandang Christy. Christy hanya menggeleng.

"Malem ini lu mau pulang apa ke rumah temen lu aja?" Tanya Zee lagi. Christy bingung menjawabnya.

"Dah lu pulang kerumah aja, kalo ada apa-apa langsung bilang ke gue atau bunda, gak usah lu urusan ma dua orang itu," kata Zee masih asik dengan podsnya.

Christy mengangguk kemudian memeluk Zee dari samping. Air matanya perlahan keluar. Rasa kasih dari kakak yang dirinya tidak pernah punya.

"Dah malu diliat orang," kata Zee melepas pelukan Christy dan mengacak pucuk kepala Christy.

Akhirnya malam itu mereka pulang kerumah. Zee sengaja memilih pulangnya agak larut menunggu kedua saudaranya tidur.

Paginya pun sebelum kedua saudaranya bangun Zee berangkat bersama Christy dengan motornya.

"Tar pulang sekolah tunggu gue aja pulangnya," kata Zee sesampainya disekolah.

Walau mereka datang pagi namun beberapa siswa yang sudah datang melihat kebersamaan mereka. Hingga mulai lah gosip-gosip ringan. Mengingat si kembar adalah idola disekolah ini.

Selama disekolah Zee dan Aldo seperti perang dingin. Zee memang tipikal yang tidak banyak bicara, namun kali ini Aldo pun lebih banyak diam.

Bahkan saat jam istirahat gengnya mau mengerjai Christy pun Aldo hanya melipir ke kantin tanpa menggoda Christy seperti biasa.

"Lu berdua kenapa sih, noh ada Christy, ayo do," ajak salah satu geng Aldo.

"Gak mood gue," jawab Aldo singkat.

Kondisi diem-dieman ini berlangsung beberapa minggu. Bunda Shani sebenernya memperhatikan kondisi ini. Namun bunda tidak mau banyak berkomentar. Zee yang selalu pulang pergi bersama Christy bahkan beberapa kali menemani Christy pergi membeli keperluannya. Sementara Chika dan Aldo yang tidak banyak berkomentar apapun saat ini, lebih banyak menghindar dan menganggap Zee dan Christy tidak ada.

Saat istirahat seperti biasa Christy dan gengnya pergi ke kantin dengan penuh tawa.

"Heh lu ya, berani-beraninya deket-deket Zean, lu siapa berani deketin cowo gue!" Kata Kathrina melabrak Christy dan teman-temannya.

"Heh gak usaha mentang-mentang situ kakel ya jadi seenaknya," balas Muthe gak kalah nyolotnya.

"Udah the biar aja, sori kak, saya gak ada urusan dengan kakak," kata Christy. Marsha dan Muthe agak kaget melihat Christy yang kali ini berani melawan.

"Heh, berani lu ya! Lu gak tau siapa gue!" Kata Kathrina makin ngotot.

"Sori kak, saya bukan gak tau, tapi gak perduli," kata Christy yang beranjak pergi namun disandung oleh salah satu teman Kathrina hingga terjatuh.

Mereka menertawakan Christy sementara Muthe dan Marsha membantu Christy.

"Lu pada belum mandi kan, nih!" Kata Kathrina mengguyur mereka dengan minumnya. Muthe berhasil menghindar namun Marsha dan Christy basah semua.

"Awas lu berani-berani deket-deket Zean lagi!" Bentak Kathrina. Kathrina akan melempar botol kosong ditangannya saat tangannya ditahan Aldo.

"A..Aldo..." Kathrina panik.

"Sapa ngajarin lu bikin rusuh disini?"tanya Aldo merampas botolnya dan membuangnya kasar.

"Dia yang mulai duluan!" Kata Kathrina membela diri.

"Heh lu ya yang mulai!" Protes Muthe.

"Pergi lu kalo gak mau gue bikin angkat kaki dari sini!" Kata Aldo membentak Kathrina yang langsung kabur bersama teman-temannya.

"Heh bajingan, gue ingetin ya, yang boleh ganggu Christy cuman gue, siapapun yang berani nyentuh dia selain gue, gue abisin!" Bentak Aldo dilihat oleh siswa yang ada disana.

"Nih pake ini, ganti baju lu sana biar gak sakit," kata Aldo memberikan jaketnya pada Christy.

"Makasih kak," kata Christy. Saat mereka bingung karena Marsha juga basah Zee datang memasangkan jaketnya pada Marsha dan pergi meninggalkan mereka, disusul Aldo.

"Anjirr mereka keren banget," kata Muthe.

"Duh ini kenapa gue jadi dipakein jaket kak Zee ya," Marsha mukanya memerah.

"Cieee...," goda Christy dan Muthe. Marsha tambah malu dan pergi dari sana sambil menarik Christy.

Adik yang tidak diharapkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang