Alex Point of View
Jam istirahat masih berlangsung, dengan cepat aku keluar dari ruanganku untuk beristirahat di ruang gym. Kantor ini memang memfasilitasi, bahkan ada lapangan voli dan futsal agar ara karyawan bisa melepas penat sepulang kerja.
Hitung-hitung sebagai reward atas kerja keras mereka semua.
Tubuhku masih terasa lelah setelah melakukan penerbangan semalam, Aku pun berakhir tidak tidur. Hingga ku putuskan untuk menunda jam makan siangku. Mataku sepertinya butuh terpejam beberapa saat.
Setidaknya aku butuh tiga puluh menit karena setelah ini akan ada zoom meeting yang berlangsung selama satu jam. Melewati depan ruangan ayahku, Bella tidak berada ditempatnya. Kemana si bohay itu?
Apa sudah turun untuk istirahat duluan? Melihat ponselnya, sepertinya dia masih berada disini dan belum turun. Mungkin ke toilet. Aku mencoba membukanya, memang aku sudah mencari tahu lewat Xander sehingga bisa bebas mengakses ponselnya ini. Dan Bella bahkan tidak tahu kalau aku meretasnya. Wanita yang polos.
Saking terobsesinya aku sampai menyuruh orang membuntuti Bella selepas kerja dan melaporkannya padaku. Aku pasti sudah gila. Tapi begitulah adanya, hanya ingin tahu si cantik itu kembali ke apartemennya dengan kondisi utuh.
Khusus hari libur aku tidak melakukannya. Karena hari libur merupakan jadwal Isabella dengan kekasihnya bertemu. Untuk hal tersebut aku sendiri yang melakukannya, membuntuti mereka seakan-akan sebuah ketidaksengajaan.
Tidak ada yang aneh. Sampai sebuah chat yang baru masuk membuatku terpaku. Dari Raymond dengan emoticon love. Itu sepupunya.
Melihat namanya membuat moodku memburuk. Apalagi pria itu mengajaknya melakukan videocall setelah selesai makan. Suara pintu ditutup terdengar, aku langsung buru-buru mengembalikan ponsel tersebut dan berpura-pura mencari keberadaan Bella.
Lihatlah! Dadanya yang membusung itu selalu membuatku panas dingin. Porsi tubuhnya yang curvy cocok sekali kalau berpacu penuh peluh diatas tubuhku. Isabella sangat menawan, dadaku berdebar melihat leher jenjangnya. Jadi membayangkan aku membenamkan wajahku disana saat orgasme menghantamku.
" Pak, belum istirahat? " Wajah cantiknya yang tengah kaget mengusikku. Sialan! Raymond bajingan yang sangat beruntung.
Mendapatkan Bella tidaklah mudah. Waktuku beberapa kali tersita hanya untuk melihatnya. Aku bahkan seperti penguntit karena mengikutinya sepanjang hari.
" Baru mau turun. Kamu? " Bella memperlihatkan kotak bekalnya padaku. Rupanya si cantik ini baru selesai makan bukan ke toilet.
" Baru selesai makan Pak " Jawabnya. Aku tersenyum singkat. Berlama-lama hanya membuatku terus membayangkan bagaimana saat penisku dijepit di kedua payudaranya. Bella selalu membuat otakku berfikiran liar.
" Papa sudah kasih tugas ke kamu atau belum? Kemungkinan besok juga masih belum masuk " Bella terlihat mengangguk padaku. Padahal aku sudah tahu kalau hari ini bahkan sampai Papaku kembali ia akan bekerja untukku.
" Beliau berpesan agar saya membantu Bapak juga. Hari ini tidak ada jadwal penting jadi saya bisa santai sedikit "
" Setelah istirahat kamu ke ruangan saya ya " Ia mengangguk penuh hormat padaku. Mungkin saat ini iya, di lain hari wanita itu akan bertekuk lutut dan memohon minta dipuaskan olehku.
Suasana kantor sepi dijam istirahat. Aku yakin sekali tidurku akan puas karena tidak ada yang mengganggu. Dengan cepat aku mengambil posisi dan merebahkan diri. Bisa meluruskan kaki seperti ini rasanya ia ingin buru-buru masuk ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Sexy Secretary (Sexy Series #2) ✔
Romance❗Mature For Language Content❗ 25+ (Mature Alert) Karyawan wanita itu mengalihkan perhatiannya sejak pertama kali menjadi sekretaris ayahnya. Membangkitkan sisi liar yang ada didalam dirinya. Sejak melihat Isabella Clarissa melakukan videocall sex d...