4. an Affair (25+)

44.9K 96 2
                                    

Raymond pulang dengan wajah kusut. Pasalnya hari ini ia gagal memenangkan proyeknya, ia hanya bisa pasrah begitu masuk ke apartemen kekasihnya. Wajahnya sudah tidak bisa dijelaskan lagi dan moodnya semakin memburuk.

Lydia yang baru keluar dari kamar dan memakai lingerie seksi itu menyambutnya dengan senyuman. Namun begitu tangannya dihempas wajahnya tampak marah. Ia tidak mau ditolak.

Ia yakin sekali ada yang tidak beres disini. Lydia pun langsung membawa tubuh Raymond duduk disofa apartemen yang dibelikan oleh Raymond. Berhasil mengkhianati temannya, ia pun mendapatkan apartemen yang tidak kalah mewah dari milik Bella.

Mereka padahal berpacaran selama setahun tetapi dengan Lydia yang beberapa bulan saja ia sudah mendapatkan apartemen mewah.





" Kenapa, hm? Kamu bisa menceritakannya padaku " Bujuknya halus. Menghadapi Raymond memang harus ekstra sabar.

Ia sudah panjat sosial kesana kesini untuk karirnya. Bella saja bisa mendapat perhatian dari Bastian Wang, bahkan kedua orangtuanya yang dikampung halaman saja hidupnya sudah sejahtera. Kenapa dirinya tidak bisa?

Setelah ini ia akan mengajak Raymond menikah. Tidak sulit membuat pria itu luluh karena Raymond memang bodoh. Bella yang lebih cantik darinya saja bahkan di khianati.

" Aku mau langsung istirahat, capek sekali hari ini " Sahutnya dan Lydia mendekat untuk mengusap dadanya yang bidang. Wajah tegangnya seketika luntur.

Cara ini selalu ampuh untuk membuat Raymond luluh padanya. Ia ingat sekali saat Raymond bertengkar tiada ujung dengan Bella, pria itu langsung lari kesini meminta pelukan. Artinya pria itu nyaman dengannya.

" Setidaknya ceritakan padaku apa yang menjadi keresahanmu "

Raymond mengangguk lalu bibirnya menyambar bibir Lydia untuk dicium.

" Aku gagal mendapatkan proyek besar kemarin. Ini semua karena Alexander dan Oliver. Mereka pasti sedang di atas angin sekarang " Selalu karena Alexander dan Oliver.

Ketimbang harus mencari masalah dan iri dengan mereka lebih baik Raymond merapat agar bisa diajak menjadi partner bisnis yang baik. Raymond ini belum punya banyak strategi seperti mereka. Bahkan Alexander belakangan terjun dibanding Raymond tapi isi kepalanya sangat kritis.

" Nanti juga kamu mendapatkannya lagi. Begini, aku tahu apa yang bisa membuatmu tersenyum " Lydia mencoba memberi pendapat. Kalau yang ini pasti Raymond tidak akan menolaknya.

" Seks, Aku ingin blowjob milikmu " Baru hendak membuka resleting milik Raymond dering ponselnya membuat Lydia berhenti.

Ia melihat nama Bella disana. Ck! Mengganggu mereka saja. Saat Raymond hendak mengangkatnya Lydia langsung melempar ponselnya. Tidak boleh! Saat bersamanya Raymond harus mencurahkan seluruh perhatiannya padanya.





" Ohh! Shhh.. Pelan-pelan sayang " Racaunya. Biasanya kalau melakukan blowjob Raymond akan cepat keluar. Pria itu bilang karena lidah ahli Lydia lah yang membuat dirinya tidak bisa menahan orgasmenya.

Kepala Lydia ditekan oleh Raymond. Penisnya yang besar tampak menyentuh tenggorokannya. Ia bersikeras melanjutkan kulumannya membuat Raymond terus mendesis keenakan.

" Aku selalu tidak sabaran kalau soal kamu " Sahutnya sambil memberikan tatapan menggoda.

" Enghhh! Enak sekali! Bella selalu kaku soal ini " Raymond selalu mengungkapkan hal demikian. Ia pun tersenyum senang karena pria selalu candu akan tubuhnya.

" Makanya kamu memilihku, hm? " Raymond mengangguk. Dan tubuhnya bersandar pada sofa sambil mulai membuka dasi dan kancing kemejanya. Tidak ia pedulikan ponselnya yang terus bergetar karena panggilan Bella.

a Sexy Secretary (Sexy Series #2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang