S2|BAB 53. KESEMPATAN

6.4K 346 57
                                    

Sorot mata tak suka langsung dilayangkan, sementara pemuda yang ditatap memilih membuang muka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorot mata tak suka langsung dilayangkan, sementara pemuda yang ditatap memilih membuang muka.

"Tolol," ketus Salsabila.

"Bego," timpal Samudra.

Salsabila dan Samudera berdecak kecil serta mengeleng secara serentak. Genta mengerang rendah, siapa pun tolong bunuh saja dirinya. Genta benar-benar malu bukan main.

Apa yang dipelajari di saat memulai praktik tidak ada yang sesuai, kacau sudah. Salsabila menoleh ke arah pintu masuk, di mana Arkan baru saja sampai.

Salsabila bangkit dari posisi duduknya, "Ar! Ada yang mau gue dibahas ama lo, bisa ikut gue bentar."

Arkan mengerutkan dahinya, ada apa dengan orang-orang? Ekspresi Salsabila terlihat aneh sekali.

"Bisa, lo mau kita ngomong di mana?" Arkan menyetujui permintaan Salsabila.

"Ikut gue," sahut Salsabila tegas.

Arkan mengangguk, ia mulai mengikuti langkah kaki Salsabila yang menjauh dari kafe indoor menuju ke arah area outdoor.

Ekspresi wajah Samudra berubah, manik mata dingin itu terarah ke arah kaca transparan memperlihatkan Arkan dan Salsabila yang tengah berbincang-bincang. Raut wajahnya serat akan ketidaksukaan, mengapa pula Salsabila mengajak Arkan berbicara berdua di sana.

"Oi! Lo, baik-baik aja, huh?" sapa Genta di saat sadar Samudra membawa atensinya ke arah luar.

Samudra mengeleng, "Gue nggak kenapa-napa."

"Tapi, ekspresi lo kek orang yang kepingin makan orang, Sam."

Samudra melongok ke samping, kilatan di kedua manik mata hitam dingin itu membuat Genta bergidik ngeri.

"Gue? Ha, kapan?"

"Sekarang, lo sana ngaca, deh. Mata lo tajem banget ngeliatin Salsa dan Arkan," balas Genta, keheranan.

Samudra terkesiap, ah, ia lupa mengatur ekspresi wajahnya. Ini refleks dari cerminan hatinya, yang mendadak terbakar api cemburu. Meskipun ia tahu jika Arkan memiliki perasaan pada Alin bukan Salsabila.

Namun, tetap saja hati Samudra tidak tenang. Bisa saja perasaan sang sahabat beralih haluan pada Salsabil, mengingat Arkan pernah mengatakan ia suka perempuan pintar.

"Eh, lo mau kemana?" tanya Genta lantaran Samudra bangkit mendadak dari kursi.

Samudra menoleh ke belakang, "Gue mau pesan minuman, gue haus."

Genta mengerutkan dahinya, ia melirik ke arah punggung belakang Samudra, sebelum bergerak melirik ke arah Arkan dan Salsabila.

"Aneh," gumam Genta dapat merasakan ada yang berbeda.

***

Senyum lebar tercetak di bibir Alin, ia mengedarkan pandangan matanya. Hamparan lautan luas, begitu disukai oleh Alin. Aroma pantai, membuat gadis berambut terurai satu ini merasakan ketenangan.

Transmigrasi sang Figuran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang