Chapter 21 : Keluarga?

6 7 0
                                    

Arryan dan liam pergi dari taman itu, jam menunjukkan pukul 21.00
Sebelum Arryan nginap di rumah liam, lelaki itu mengambil baju nya di rumah sang ayah.

Lelaki itu di sambut oleh lelaki paru baya yang menunggu nya di depan pintu, Arryan tak menghiraukan lelaki paru baya itu, dan langsung masuk ke kamar nya

"Dimana sopan santun kamu Arryan?" Tanya sang ayah, Arryan yang mendengar itu langsung memberhentikan langkah nya dan berdiri diam di sana

"Ayah nanya? Semenjak bunda tidak ada, ayah berubah drastis, kemana ayah Arryan dulu? Dia pergi ke mana?" Tanya Arryan balik, lelaki itu tak membalikkan badan nya

"Apa maksud kamu ar? Kamu yang − "

"Udah yah, Arryan capek, arryan mau nginep di rumah liam aja" Lanjut Arryan

"Tunggu Arryan, ayah ada salah apa sama kamu? Kamu sampe tega ninggalin ayah sama bang Arkan disini? Kamu tau hah? Ayah mencari kamu waktu kamu tidak ada kabar selama 3 hari ini"

"Arryan tanya sama ayah, ayah tega ninggalin perempuan itu demi keselamatan bunda? Ayah lebih memilih Perempuan itu di banding Bunda ayah! Ayah biasanya ga pernah kayak gini! Semenjak perempuan itu ayah berubah drastis! Seperti saat ini" Ucap Arryan pelan, lelaki itu menahan emosi dan rasa kecewa nya terhadap ayah nya

"Tapi apa? Bunda meninggal ayah, setelah bunda tertembak, Ayah tidak pernah menjenguk Bunda, ayah lebih memilih perempuan itu, apa sih kelebihan perempuan itu? Lebih cantik? Lebih seksi? Arryan rasa bunda punya itu semua ayah, kenapa ayah ingkar sama janji ayah yang ayah buat dulu?" Lanjut Arryan lagi, air mata nya kini tak bisa ia tahan

"Udah lah yah, Arryan capek, Arryan mau kemasi barang dulu" Arryan pergi ke kamar untuk mengambil baju dan semua nya ia ambil dan di masukkan ke koper

"Mau kemana Ryan?" Tanya bang Arkan yang tidak sengaja masuk ke kamar milik Arryan, Arryan menatap wajah lelaki yang baru saja memasuki kamar nya

"Bang Arkan? Ab−"

"Kamu udah sembuh kah? Cepet kali kamu keluar dari rumah sakit nya? Udah beneran sembuh kan?" Tanya Arkan, lelaki itu walau bukan kakak kandung dari Arryan, tetapi lelaki itu menyayangi Arryan, dia menganggap Arryan itu seperti adik nya yang hilang di Australia dulu

"Arryan udah sembuh bang, oh iya, makasih ya udah donorin darah nya buat Arryan, Arryan.. Gatau mau ngebalas nya pakai apa" Jawab Arryan, Arkan menggeleng cepat

"Kamu mau kemana?" Tanya Arkan yang melihat Arryan memasukkan banyak baju ke dalam koper.

"Arryan mau nginep di rumah liam selama beberapa hari ini, boleh kan?" Tanya Arryan kepada Arkan

"Udah minta izin sama ayah?" tanya Arkan balik, namun Arryan menggeleng

"Minta izin ke ayah dulu baru boleh nginep di rumah teman" Jawab Arkan, lelaki itu memukul pundak milik Arryan

"Lo pasti bisa ar, gue yakin lo pasti bisa" Lanjut nya, Arkan kini menemani Arryan yang ingin meminta izin kepada sang Ayah

"Yah, Arryan mau minta izin untuk − "

"PERGI SAJA SANA! SAYA GA BUTUH ANAK YANG TIDAK PUNYA BER ATTITUDE SAMA ORANG TUA!" bentak sang ayah, seketika batin milik Arryan tergores dikit

"Yah, jangan gitu.." Balas Arkan

Arryan menepuk pundak milik Arkan "Gapapa bang, udah biarkan saja ayah" Bisik Arryan

Arkan kini menemani Arryan untuk pergi keluar, Arryan menghiraukan sang ayah itu pun perintah dari Arkan.
Saat mobil yang di tumpangi oleh Arryan sudah pergi jauh, Arkan masuk ke dalam lagi.
Sebuah vas bunga kesayangan sang bunda kini pecah di buat Ayah nya

ARRELLA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang