BAB 6

14 1 0
                                    

   " Mas!!..."
Panggil Bella pada sang suami.

" Iya sayang" jawab Bimo lalu melihat ke arah sang istri.

" Tadi ibu melihat Atlas, dia memperhatikan Byanca dengan tersenyum " jelas Bella pada sang suami.

" Apa kau serius sayang ?? " Tanya Bimo tak percaya dengan apa yang di katakan istrinya.

" Aku serius mas, aku lihat dengan mataku sendiri, aku tidak mungkin salah, Atlas tersenyum sambil terus memperhatikan Byanca" jelas Bella.

" Kamu kan tau sayang, gimna putra kita itu, dia tidak pernah dekat dengan wanita, tertarik pun tidak setelah kekasihnya pergi " sahut Bimo pada sang istri.

" Iya, aku tau itu, sebab itulah aku sangat terkejut saat melihat putra ku itu tengah memperhatikan seorang gadis " jawab Bella.

" Apa mungkin putra kita itu tertarik dengan Bella buk ?? " Tanya Bimo penasaran.

" Ibu juga gk tau mas, tapi semoga saja itu benar ya mas, aku ingin sekali melihat Atlas menikah dan bahagia " lirih Bella.

" Iya, aku juga sama denganmu " sahut Bimo dengan mengelus punggung sang istri.
Baiklah mas akan kekantor, mas ada rapat hari ini, lanjut Bimo sambil mengurai pelukan mereka.

Bella hanya mengangguk mengerti.

***

Disisi lain, Dinda dan Byanca sudah sampai di kampus, mereka langsung berjalan menuju kelas mereka, ini semester akhir mereka.

Singkat cerita kelas mereka pun telah usai, Dinda dan Byanca pun duduk di kursi taman kampus.

" Ca, apa kau sudah tau akan magang dimna?? " Tanya Dinda.

" Emm belum Din, aku masih mencari- cari " jawab Byanca.

" Bagaimana kalau kau magang di perusahaan kakakku saja ! " Saran Dinda .

" Em aku sih oke aja Din, cuman gimana sama kakak kamu, aku tidak yakin kalau dia akan setuju" jawab Byanca murung.

" Aku akan bicara dengan kakakku, agar mengizinkanmu untuk magang di perusahaan nya, aku ingin sekali mengajakmu magang di perusahaan ayahku, tapi sudah banyak yang magang di sana" sesal Dinda.

" Tidak masalah Din, tapi jujur, aku sangat takut kepada kakak mu itu, dia seperti kulkas dan menyeramkan"  gumam Byanca takut jika sahabatnya akan marah karena ia mengatai kakaknya.

Dinda bedecak begitu keras, " hahaha, mau benar ca, dia memang kulkas, aku sendiri sering memanggilnya kulkas, tapi sesungguhnya dia adalah sosok yang penyayang, semenjak kepergian kekasihnya itu, dia menjadi sedikit tertutup dan bersikap begitu dingin kepada semua wanita " jelas Dinda akhirnya.

" Kepergian kekasihnya ??? " Tanya Byanca penasaran.

" Iya, dulu kakak memiliki seorang kekasih, dia begitu mencintai kekasihnya itu, tapi kekasih nya itu meninggal karena sakit kanker " jelas Dinda.

Byanca hanya mengangguk paham.
Dia akhirnya tau mengapa kakak sahabatnya itu bersikap seperti itu.

Setelah berbincang akhirnya merekapun bergegas pulang menuju rumah masing-masing.
*
*
*
Di kantor Atlas, Atlas tampak sibuk dengan pekerjaan nya.

Tok

  Tok

    Tok

Pintu ruangan Atlas di ketok.

" Masukkk !!! " Titah Atlas.

Bagas pun akhirnya masuk ke ruangan bosnya itu.

Bagas adalah asisten kepercayaan Atlas yang sudah bertahun-tahun bekerja dengannya.

" Bos, 15 menit lagi rapat akan di mulai " ucap Bagas  mengingat kan bosnya.

" Baiklah, apa kau sudah menyiapkan berkasnya?? " Tanya Atlas pada Bagas.

" Sudah bos" jawab Bagas tegas.

  " Bagus " ucap Atlas..

" Bos, apa gk sebaiknya kita cari sekertaris baru, agar lebih mudah  " saran Bagas pada sang bos.

" Kau benar Bagas, kalau begitu besok umumkan lowongan untuk posisi sekertaris " titah Atlas.

" Baiklah bos " jawab Bagas.

Mereka pun akhirnya menuju ke ruang rapat.
*
*
*

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE GUYS

CINTA UNTUK KAKAK SAHABATKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang