~~~~~~~~
"G-gue cuma takut.. mommy nyembunyiin sesuatu yang lebih besar lagi.." ujar erine seraya terisak hebat
"Gue kecewa berat, kak. Gue nggak pernah suka sama pembohong. Tapi nyata nya?" Lanjut Erine.
Gadis itu tersenyum miris. Ia meraih sebuah vas bunga di meja belajar nya dan melempar vas itu ke sembarang arah.
Amarah nya sangat meluap sekarang.
"ARRGHHH! PEMBOHONG!"
Perlahan Oline mendekat kearah Erine, terdengar dengan jelas nafasnya yang memburu.
Tangan nya terulur meraih pergelangan tangan Erine. Betul dugaan nya, pergelangan tangan Erine terluka untuk ke sekian kalinya.
Ah, apa apaan ini? Betapa benci nya Oline menatap seseorang yang selama ini ia jaga namun dirinya merusak apa yang selama ini Oline jaga.
Oline memejamkan matanya sejenak, menarik nafas panjang untuk mengontrol emosi nya sendiri yang dirasa mulai memuncak. Sejujurnya saja, Oline sangat ingin sekali marah pada Erine, namun dirinya tak bisa melakukan hal itu.
"Sini, peluk gua. Kalau marah, pukul gua aja. Jangan tembok." Ucap Oline.
Gadis itu menarik Erine dalam dekapan nya. Erine memeluk Oline sangat erat, membuat nya tak bisa bergerak sama sekali.
"KENAPA HARUS GINI SIH? GUE GAK SUKA PEMBOHONG!" Teriak Erine.
Gadis yang memiliki sleepy eyes itu hanya menahan tubuh Erine kala dirinya memberontak. Entah harus bagaimana sikap Oline setelah ini, namun ia juga harus tetap kuat untuk Erine.
Erine sangatlah hancur, begitupun dengan Oline. Namun, Oline memilih untuk menyampingkan perasaan nya terlebih dahulu.
Pergelangan tangan Oline tak henti-henti nya mengusap airmata yang keluar dari kedua sudut mata indah milik sosok di dekapan nya itu. Jantung nya berdegup lebih kencang, diiringi rasa sakit melihat sosok Erine yang nampak sangat berantakan dalam dekapan.
"Erine rapih, rambut nya panjang dan lurus, baju nya juga selalu bersih. Tapi sekarang? Dia sehancur ini?" Batin Oline.
Hati nya bak disayat secara perlahan. Astaga, dunia rasanya seperti sedang berhenti berputar.
Dunia kedua gadis itu hancur sehancur-hancurnya.
Erine memukul dada Oline, dalam pelukan nya ia terus memberontak. Semakin erat lah Oline memeluk tubuh gadis itu.
"Keluarin semuanya, sampai lo puas. Gua disini, gak akan biarin lo sendiri kayak tadi." Kata Oline.
"Gue nggak bisa, Lin! Gue ngga bisa..
Gue capek, mau mati aja rasanya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
PELUKAN HANGAT OLINE 2
Teen Fiction"peluk gue selalu ya, Lin? gue rapuh." - E "gua akan selalu peluk lo, dengan seribu takdir yang akan datang, Rin." - O