"kenapa aku lahir?"
-ERINE-.
.
.
.~~~~~~~
"hari ini kosong.."
seorang gadis berparas cantik dengan mata sipit tengah terduduk seorang diri di sebuah balkon dengan secangkir coklat hangat, dan jaket oversize yang ia kenakan untuk menghangatkan tubuhnya dari cuaca di malam hari yang dingin.
hidungnya sedikit memerah akibat alergi dinginnya yang kambuh, namun sepertinya ia tak menghiraukannya sama sekali.
Erine, gadis itu nampak sedang memperhatikan bulan dari balkon kamarnya. suasana hati nya sedang tak baik-baik saja sekarang, maka dari itu ia memutuskan untuk menenangkan fikiran nya dengan memandangi satelit favorit nya, bulan.
"Lan, hari ini Liam balik. gara-gara aku." curahnya.
"lagi-lagi Oline kasar. gara-gara aku juga.. sekarang, rasanya untuk beradu tatap sama Oline aja aku takut."
"bulan, kenapa aku lemah? kenapa aku nggak pernah bisa se-kuat kakak aku sendiri?"
"aku beban ya?"
seribu pertanyaan terbesit di fikirannya, Erine terus bertanya pada sang rembulan walau ia tahu, pasti tak akan ada jawabannya. tapi setidaknya, ia tak terlihat begitu lemah di depan manusia lain.
ia mendongak saat pandangan nya mulai terasa buram. bibirnya menampilkan senyuman walau sedikit gemetar, namun matanya nampak menangis.
"kata siapa Erine beban?"
suara itu, membuat Erine menoleh.
ia segera menyeka airmata nya kala melihat Indah yang berdiri di belakang nya.
"mom?"
"anak cantik mommy lagi kenapa? kalau sedih jangan sembunyi-sembunyi dong, memang nya kamu nggak mau mommy peluk?" ucap Indah membuat Erine menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya dari Indah.
"setidaknya, kalau Erine memang gadis yang lemah, biarin Erine keliatan lebih kuat untuk nggak nangis di depan orang-orang, mom." ujarnya.
Indah terheran.
wanita itu terduduk di sebelah putri bungsunya ini. sedikit mengusap dengan lembut puncak kepala Erine, memberikan rasa tenang dan kehangatan untuknya.
Indah menangkup kedua pipi Erine, lalu ia tersenyum hangat pada Erine.
"kenapa bisa berfikir seperti itu?"
"Erine rasa, Erine adalah sumber dari semua masalah yang ada, mom."
"aku ngerasa nggak pernah berguna. aku nggak pernah ngebanggain mommy dan papa kayak kakak. aku nggak pernah bisa."
"aku cuma gadis lemah, mom! kenapa aku lahir? aku cuma ngerepotin kalian doang," lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELUKAN HANGAT OLINE 2
Ficção Adolescente"peluk gue selalu ya, Lin? gue rapuh." - E "gua akan selalu peluk lo, dengan seribu takdir yang akan datang, Rin." - O