.
.
.~~~~~
"semuanya sudah beres, waktunya kita pulang."
suara dingin yang dapat Oline dengar dengan jelas di telinga nya. gadis itu menghela nafas berat.
"papa masih nggak percaya sama Oline, kan?" timpalnya.
Oniel menoleh kearah Oline, menatap tajam kearah putri sulung nya itu.
"masih di ungkit?"
"aku kecewa sama papa." balas Oline.
"Oline, Ribka tidak mungkin melakukan hal sejahat itu."
"pah? Erine terluka untuk kedua kalinya karna dia! Dan buktinya pun sudah jelas." tegas Oline.
"OLINE, KAMU HARUS BISA MENERIMA BAHWA DIA JUGA ANAK PAPA, AND SHE'S YOUR OLDER SISTER!" Tak sadar, Oniel telah membentaknya.
"BUT THAT GIRL IS A BAD PERSON, PAPA!"
"aku nggak pernah punya kakak, pah."
"OLINE!" Bentak Oniel lagi.
"Terserah, Aku capek."
Oline berlalu meninggalkan Oniel kearah mobil yang sudah siap untuk pergi meninggalkan villa itu.
Jangan tanyakan suasana disepanjang perjalanan, tentu dua insan itu sedang berperang dingin, membuat mang Tatang pun membeku pada tempatnya dan hanya fokus untuk menyetir.
~~~~
~~~~~
"Stop! Jangan dekatin gue!"
"What's wrong with you, Rin?"
"Gue takut sama lo." Dengan nada yang terulang kembali di telinga Oline. Tapi entah mengapa, rasanya kali ini lebih menusuk dadanya.
"Rin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PELUKAN HANGAT OLINE 2
Dla nastolatków"peluk gue selalu ya, Lin? gue rapuh." - E "gua akan selalu peluk lo, dengan seribu takdir yang akan datang, Rin." - O