5

20.5K 125 1
                                    

Arkan mencari-cari Maddy, tapi teman sekelasnya pun tidak tahu kemana perginya Maddy. Dia menebak, bahwa Bianlah masalahnya. Arkan berpikir, kemana kira-kira Bian menemui Maddy, lalu ia berlari kencang saat terlintas suatu tempat.

"Sialan, gue gak bakal maafin lo."

Ternyata benar, ia melihat Bian yang tengah melecehkan Maddy, tapi sepertinya belum terjadi. "Bangst."

Arkan menarik kerah Bian untuk menjauh dari Maddy. "Berani Lo sentuh dia, Lo bakal mati sialan."

"Ini bukan urusan Lo bangst! ini urusan gue sama cewek gue!"

Arkan memberi pukulan keras pada rahang Bian, lalu ia memberikan pukulan bertubi-tubi pada temannya itu. "Sekarang dia cewek gue!"

Setelah Bian pingsan karena pukulannya, Arkan mendekati Maddy yang tengah menangis.

"Hikss kak... kak Bian mau pr, ksa aku."

"Dia ga bakal berani macam-macam lagi, Lo aman sama gue."

"Hikss hikshh tadi kak Bian robek baju aku hikshh."

Arkan melepas seragamnya, lalu memakaikannya pada Maddy. "Pake baju gue."

Maddy memeluk Arkan. "Mau pulang."

Arkan mengeluarkan ponselnya, lalu mengirim pesan pada seseorang. "Tunggu bentar ya." ujar Arkan yang diangguki Maddy.

"Ada yang sakit? dia nyentuh Lo dimana aja?"

Maddy menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Arkan. "Kak Bian baru masukin itunya, tapi cuma setengah doang, terus untungnya kakak datang." jawab Maddy.

"Nanti gue bersihin," ucap Arkan sambil mengecup kening Maddy.

"Kakak gak marah?"

"Ini juga salah gue gak jaga lo."

Arkan dan Maddy saling berpelukan, beberapa menit kemudian terdengar suara pengumuman membubarkan seluruh siswa-siswi untuk pulang ke rumah masing-masing, tidak ada kejelasan kenapa kepala sekolah membubarkan seluruh murid dan guru.

"Kakak yang lakuin ini?" tanya Maddy

"Kepala sekolah temen bokap gue."

"Hah?"

"Bawahannya bokap lebih tepatnya."

"Makasih kak."

Setelah keadaan sekolah sepi, Arkan dan Maddy pun akhirnya pulang, tapi Arkan membawa Maddy pulang ke apartemennya.

"Kakak tinggal sendiri?"

"Iya, Lo mau tinggal bareng gue?"

"Ngga ah."

"Kenapa? suatu saat juga Lo bakal tinggal bareng gue, apa salahnya kalo sekarang?"

"Kak Arkan gimana sih, kita kan belum nikah."

Arkan menuangkan air ke gelas. "Itu kode bukan?"

"Aku ga ngode."

"Kalo gue lamar Lo, Lo mau terima?"

"Emmm mungkin..."

Arkan memberikan segelas air pada Maddy untuk diminum. "Mama lo ngijinin ga?"

"Ngga tau, tanya aja langsung."

"Lo nantangin gue ya dari tadi?"

"Apasih kak, nggak kok," balas Maddy sambil tertawa.

Arkan menciumi leher Maddy brutal. "Ini karena lo jailin gue."

Maddy tertawa kegelian. "Udah kak, gelii."

"Madd, gue bersihin sekarang ya."

Maddy tahu kemana arah ucapan Arkan, ia mengangguk setuju.

Arkan melepas pakaian yang dipakai Maddy, sekarang gadis itu tidak mengenakan apapun di tubuhnya.

"Indah, tubuh Lo sempurna Madd."

"Kakak buat aku malu."

Arkan meraba dada besar Maddy. "Ini lembut."

"Ahhh kakk yang keras rem esnya."

"Aahhh ba, tng gue udah keras Madd."

"Yaudah masukin langsung aja."

"Bentar, gue mau bersihin Lo dulu."

"Ahhh kakk punya kakak nempel dibawah sana."

"Bian cium Lo?" tanyanya sambil melumat bibir Maddy.

Maddy menggeleng-gelengkan kepalanya.

Bibir Arkan turun ke pay udara besar gadis itu. "Bian nyentuh dada lo?" tanya Arkan sambil menjilati dada Maddy.

Maddy menggeleng. "Emhhh aku bisa ngerasain punya kakak yang keras."

Arkan menjilati perut Maddy, lalu turun ke area inti gadis itu. "Bian masuk ke sini ya?"

"Akhhh iyahh, itunya yang menjijikan masukhh ke tubuh aku hikshhh hikss maaf kak... tolong bersihin kak aku mau punya kakak bersihin semuanya, aku jijik sama kak Bian..." Maddy menangis, dia sangat ketakutan saat Bian berubah drastis dan bahkan hampir berbuat hal yang menjijikan pada Maddy, padahal Bian yang Maddy kenal itu adalah sosok laki-laki yang pintar, lembut dan menghormati perempuan.

Arkan mengusap mata Maddy yang basah karena air matanya, dia mengusap rambut kepala gadis itu dan memeluknya. "Sebenernya gua ga pantes bilang kalo Bian brengsek karena apa yang gue perbuat ke lo lebih dari kata brengsek. Gue minta maaf Madd hampir gagal jaga lo dari Bian, gue bakal jaga lo semampu gue, maaf kalo gue mencintai lo dengan memulai dari cara yang sangat salah."

"Sejujurnya aku takut jadi mainan kakak..." gumam Maddy pelan.

"Mainan? Lo mau jaminan apa biar percaya sama keseriusan gue? Gue akan setia sama perempuan yang berhasil narik hati gue, pelan-pelan juga lo akan liat gimana kecintaan bangetnya gue ke lo."

Arkan menyentuh dagu Maddy, lalu menyatukan bibir mereka dan menghisap kecil bibir Maddy. "Sialan banget gue masih bocah SMA sekarang, kedengerannya ucapan gue kayak omong kosong yang kaya kotoran, tapi demi apapun bahkan kalo nantinya ga dapet restu dari orang tua lo atau bokap gue, gue tetep bakal nikahin lo."

Arkan memeluk Maddy, dia menengelamkan wajahnya pada leher gadis itu dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh Maddy yang ia sukai ini. "I love you... gue ga bakal ngelepas lo kalaupun lo ga mau sama gue."

"Jangan lepas aku kak, aku juga menginginkan kakak," balas Maddy.

"Oh ya?" tanya Arkan.

Maddy mengangguk. "I love you too kak Arkan..."

Arkan tertawa kecil saat memeluk gadis itu. "Mau gue mandiin sekarang buat bersihin jejak si bangst Bian?"

"Iya, aku mau kakak bersihin jejaknya," jawab Maddy.

•••
Update seminggu sekali diwp, baca lengkap sampe tamat dikryakrsa(link dibio)

Follow juga akun cadangan Diatasumur7 ,soalnya sering kehapus

Maddy🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang