1

45.4K 178 2
                                    

•••

"Jadi pacar gue ya?"

"Ga mau kak. Aku udh punya pacar," tolaknya.

Maddy menatap aneh pria dihadapannya ini. Bayangkan saja jika tiba-tiba kakak kelasnya ini datang ke kelasnya dan langsung menariknya ke belakang sekolah yang jarang dilewati orang, dan parahnya kakak kelasnya itu memintanya menjadi pacar!

"Siapa sih pacar lo? mau gue abisin dia karena udah berani-beraninya duluin gue."

"Pacar aku kan temen kakak, kak Bian."

Laki-laki itu tersenyum miring. "Putusin Bian, jadi pacar gue aja, lebih enak."

"Kak Arkan, aku gak suka sama kakak."

Arkan menangkap tangan Maddy, lalu memojokkan tubuh gadis itu ke tembok, ia berbisik, "Punya gue lebih gede dari pada punyanya Bian, yakin ga tertarik?"

Maddy menautkan kedua alisnya bingung. "Kita terlalu deket kak! dan aku gak ngerti kak Arkan ngomongin apa, lepas kak! aku mau balik ke kelas!"

Arkan menuntun tangan Maddy ke bawah, tepatnya pada selang kangannya yang sudah mengembung. "Masih gak ngerti?"

"KYAAAAA INI PELECEHAN KAK!"

Arkan tersenyum usil. "Belum."

"Tapi sekarang iya." Arkan merobek seragam putih Maddy kasar

Maddy berusaha menutupi dadanya, ia tidak percaya Arkan yang terkenal dengan sifat dinginnya itu kini berbuat hal mesum padanya.

Arkan menatap lapar gadis di depannya. "Udah gue duga, badan lo bagus, ukurannya sesuai dengan ekspetasi gue Madd," ujarnya seraya mer emas-rem as buah dada terbalut bra berwarna kulit itu.

Maddy memberontak tapi kekuatan Arkan jauh lebih besar dibandingnya. "Kak! Kamu kelewatan! Aku bakal laporin Lo ke kepala sekolah!"

"Lo mau laporin gue dengan pakaian lo yang kaya gini? yang ada lo dipr, ksa sama tua Bangka itu Madd, sayang banget kan? mending gue aja yang pake."

"Mhhh bibir lo enak banget Madd, manis," ujarnya seraya mencicipi bibir Maddy tanpa menghentikan rema sannya pada benda bulat itu.

"Kakhhh udahh ahh sakit kakh."

Arkan menarik pengait bra Maddy hingga dada besar itu tertampang indah tanpa penghalang.

"Ahhh susunya keluar banyak."

Arkan semakin bersemangat menyentuh kedua dada besar Maddy saat melihat cairan putih turun deras. "Ini yang buath gue tertarik Madd, gara-gara pernah liat baju Lo basah karena susu ini, junior gue tegang kalo liat lo!"

Arkan memelintir pucuk dada Maddy. "Liat, pucuk lo mekar anjng, gede banget."

Tubuh Maddy bergetar hebat, tubuh bagian bawahnya semakin terasa aneh sekarang. "Shhhh kak arkhan aku mohon shh bhenthi kak."

Arkan menggendong tubuh Maddy bak koala, ia menatap mata gadis yang sedang menahan hasratnya itu. Arkan meng sap dada Maddy kencang, hingga banyak air susu yang mengalir masuk ke dalam mulutnya. "Gue suka rasanya."

"Awhhh shhh sakit kakh, dada akuhh lecet akhh kak!"

Telinga Arkan seakan tuli, ia mengabaikan suara Maddy. "Emhhh enhak madd, Lo seksi bangethh,"ucap Arkan tanpa melepas pagutannya pada dada Maddy.

"Shhha ahhh kakk Arkann itu akuu."

"itu lo kenapa? gatel hm?"

"Ahhhhh kak arkhan tolonggg ahhhh."

Arkan menyentuh area sensitif Maddy yang masih terbungkus. "Madd, gue masukin ya?"

"Ja-janganh kakk, aku emhhh aku ngga mau."

Maddy🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang