2

29.9K 172 1
                                    

Setelah kejadian mengenaskan yang terjadi padanya, Maddy tidak berangkat sekolah selama 3 hari dengan alasan sakit. Sentuhan-sentuhan Arkan masih terbayang-bayang di benaknya, kadang kala tubuhnya bergetar merinding karena masih teringat pelece han yang menimpa dirinya.

Bian pacarnya khawatir pada keadaan Maddy, terlebih karena Maddy mengurung dirinya di kamar dan tidak mengijinkan siapapun masuk selain mamanya.

Namun hari ini Maddy memberanikan diri untuk bersekolah, ia tidak mau terus-menerus menutup diri dan kehilangan orang terdekatnya.

Maddy dan Bian berangkat sekolah bersama, tangan mereka bergandengan sepanjang perjalanan dari arah parkiran ke kelas masing-masing.

"Maddy! gue kangen banget sama lo, gimana sekarang? udah sehat kan?" ujar Mela, teman terdekat Maddy.

Maddy tersenyum. "Aku juga kangen Mela, btw aku udah sehat kok."

"Syukur deh kalo gitu. Hari ini mau ikut olahraga apa di UKS aja?" tanya Maddy.

"Ikut olahraga aja."

"Bawa bajunya kan? ayo gue anter ke toilet buat ganti."

Maddy mengangguk, ia merogoh tasnya dan mengeluarkan seragam olahraganya. Kemudian Maddy dan Mela berjalan bersama ke toilet.

"Eh, kemarin kak Arkan nyari lo loh."

DEG. Jantung Maddy seakan menghantam baru karang saat itu, matanya menatap Mela yang tengah menatapnya heran.

"Lo kenapa? kok kaya ketakutan gitu?"

"Jangan-jangan Lo selingkuh sama kak Arkan? OMG Madd! kak Arkan itu lebih ganteng, lebih kaya, lebih-lebih dari kak Bian... gila Lo, beruntung banget sih!"

"Aku ga ada hubungan apa-apa sama kak Arkan!" ujar Maddy lalu mempercepat langkahnya meninggalkan Mela.

"Maddy kok kabur sih! kasih tau gue rahasianya woy! gue juga mau dapet pacar ganteng!" teriak Mela lalu berlari menyusul temannya.

Mela bernapas terengah-engah karena mengejar Maddy sampai ke toilet. "Lari Lo cepet banget anjir, padahal bawa beban gede-gede."

Maddy melepas serangannya. "Ngomong apa sih!" ketus Maddy.

Mela memegang dada besar Maddy yang hanya terbungkus bra. "Beban ini maksud gue, boing-boing haha," ujar Mela sambil mere mas pelan pay, dara Maddy.

Maddy menjauhi Mela sambil menutupi dadanya. "Awhh sakit Mel."

Maddy membalikkan badannya, bisa gawat kalau Mela tahu pay, daranya bisa mengeluarkan susu.

Mela menyenderkan tubuhnya di tembok. "Gue iri banget tau sama Lo yang punya segede gitu."

"Emangnya kenapa? punya kamu juga kan udah gede Mel," balas Maddy sambil mengganti bajunya.

"Ngga, punya lo lebih besar."

Maddy menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu keluar dari toilet setelah selesai mengganti bajunya. "Ayo, aku udah selesai."

Maddy menyimpan seragamnya di kelas terlebih dahulu sebelum menyusul teman sekelasnya ke lapangan untuk pemanasan.

Saat sedang meregangkan otot-otot tubuhnya, Mela berbisik pada Maddy. "Madd, liat ke arah jam 2, kak Arkan kok liatin ke sini terus ya?"

"Ga tau."

"Gue jamin, dia lagi liatin Lo. Ngaku aja kali kalo Lo selingkuh sama kak Arkan, gue gak bakal ember kok."

"Berisik Mel."

"Anak-anak hari ini kalian bebas mau olahraga apapun asal tertib, bapak ada urusan penting. Jangan ada yang ke kantin sebelum jamnya, kalian bisa tertib kan?"

Maddy🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang