3

24.8K 150 1
                                    

Setelah melakukan adegan panas itu, sikap Arkan pada Maddy berubah total menjadi lebih lembut. Maddy pun terheran, orang yang sudah bersikap kasar padanya, namun sekarang bersikap sebaliknya.

Arkan membantu Maddy memakai pakaiannya setelah ia merapikan penampilannya. "Rambut Lo berantakan, biar gue kuncir lagi," ujarnya sambil merapikan rambut panjang Maddy.

"Kak, aku harap kita jangan ketemu lagi, aku juga akan anggap kita sebagai orang yang gak saling kenal."

Setelah menguncir rambut Maddy, Arkan memeluk tubuh gadis itu dari belakang. "Lo ngomong apasih? Lo mau pisahin anak kita dari bapaknya?"

"A-anak?"

"He'um, gue keluarin di dalem, inget?"

"Itu gak berarti aku hamil kak."

"Tapi ada kemungkinan kan sayang?"

"Udahlah kak, jangan ganggu aku lagi, lagi pula aku punya pacar."

"Lo yakin Bian terima lo yang udah gak peraw an? Setiap jengkal tubuh lo udah gue sentuh Madd."

"Aku yakin kak Bian terima aku apa adanya."

"Yakin? apalagi yang nyentuh Lo duluan itu adalah gue, sahabat dekatnya sendiri."

"A-aku mohon jangan kasih tau kak Bian kak," mohon Maddy.

Arkan tersenyum lalu mengusap kepala Maddy.

"Maaf Maddy... gue tau cara gue salah dengan memaksalo begini, gue cinta tapi juga napsu sama lo. Tapi, gue ga bakal mainin lo atau jadiin lo sebagai mainan Madd."

"..."

"Balik gih, biar gue yang bersihin matrasnya."

Seketika Maddy terhipnotis oleh senyum laki-laki itu, tapi ia langsung mengenyahkannya begitu saja. Maddy langsung berlari cepat menuju kelasnya.

•••

Sepulang sekolah, Bian menjemput Maddy di kelasnya.

"Pulang yuk," ajaknya.

"Ayo kak."

"Kaki kamu kenapa?" tanya Bian saat melihat cara jalan Maddy yang tidak biasa.

"Tadi jatuh pas olahraga kak, gapapa kok."

"Hati-hati ya lain kali, aku gendong aja ya." Bian berjongkok menunggu Maddy mendaratkan tubuhnya.

"Ga usah kak, lagipula kita cuma ke parkiran doang kan."

"Jangan nolak, ayo."

Maddy akhirnya setuju, ia memeluk punggung Bian erat. "Kalo berat turunin aja kak."

"Aku ga selemah itu kali."

Sepanjang perjalanan banyak pasang mata yang melihat Bian menggendong pacarnya, tak terkecuali Arkan yang menggeram kesal.

Sesampainya di area parkir, Bian meletakkan Maddy di atas jok motornya.

"A-akhh sakit kak," ujar Maddy sambil meremas kuat roknya.

"Cewek Lo biar gue aja yang anter pake mobil, kasian dia kalo pake motor lo," ujar Arkan yang tiba-tiba datang.

"Gapapa bro?" tanya Bian.

"Santai."

"Ga usah kak, aku sama kak Bian aja."

"Madd, kamu sama Arkan aja ya."

"Ta-tapi kak."

"Aku ga mau kamu kesakitan, lebih aman pake mobil Arkan," ujar Bian sambil mengangkat tubuh Maddy ke mobil Arkan.

Maddy🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang