Chapter 04.

491 81 20
                                    

Happy Reading

“When big sister whispers, run as far as you can.”

○ Judul ○
PERTEMUAN TAK TERDUGA


"Rora? Tidak ada yang tertinggal kan?"

"Kamu sudah mengerjakan tugas sekolah kan?"

"Nanti pulang mau makan apa? Biar kakak masakan."

"Jangan terlalu giat belajar, nanti kamu kecapean."

Kalimat demi kalimat seakan tertempel kuat bak lem di pikirannya. Rora duduk melemas di halte bus, menatap kosong jalanan sepi di depannya.

Semua ini keterlaluan, ia menjadi pusing menerima kepedulian sang kakak yang absurd menurutnya.

Haruskah ia melarang Ahyeon supaya tetap diam? Kepalanya hampir meledak hanya dengan memikirkannya.

"Dasar kakak aneh."

Serius, ia berani berkata demikian jika di tantang untuk melakukannya di depan sang kakak. Akan sangat melegakan bila sudah mengeluarkan semua kesah akan perlakuan aneh Ahyeon itu.

Tin!

Rora melirik mobil yang terparkir tidak jauh darinya, membunyikan klakson berulang lagi untuk memikatnya mendekat.

"Apa-apaan, mau kemana dia?" Heran Ahyeon saat melihat sang adik justru berjalan menjauh.

Tampak ada yang tidak beres, Ahyeon segera mengeluarkan kepalanya melalui jendela mobil.

"Hei, Rora! Ini kakak, kamu mau kemana?"

Sepertinya sang adik tuli, atau lebih tepat lagi mungkin Rora sengaja menjauhinya.

"Anak ini, huh..." Ahyeon menghela nafas, menjalankan mobilnya mendekati Rora dan kini mereka berjalan beriringan.

Sekali lagi Ahyeon sedikit mengeluarkan kepalanya. "Masuk."

Urat-urat kecil di dahi Ahyeon tampak muncul, menggeram memandang sang adik yang berjalan dengan langkah kosong.

"Memangnya kamu tuli ya? Jawab kakak!"

Tidak ada sahutan, baiklah. Ahyeon keluar dari dalam mobil dan menarik paksa lengan sang adik.

"Keren kamu begitu, hah?!" Bentaknya.

"Bisa diam tidak? Aku mau pulang dengan jalan kaki saja."

Tawa riang Ahyeon pecah mendengarnya. Apa? Ia tidak salah dengar kan? Sang adik yang hobi rebahan ini ingin pulang dengan jalan kaki saja?

Tidak mungkin jika ia tidak sadar seberapa jauh jarak sekolah dari rumah mereka, sebelum sampai ia yakin sang adik akan tumbang di tengah jalan.

Rora merotasi matanya, melepas kan genggaman sang kakak dan hendak pergi kembali.

"Eh, tunggu!"

"Apalagi?"

Ahyeon menatap serius, tidak tersisa mimik muka penuh tawanya. "Kamu serius dengan ucapanmu?"

Rora membasahi mulutnya sendiri, "Ya serius lah, kak. Kakak pikir keinginan ku adalah lelucon? Ah, menyedihkan sekali aku ini ya." Ia melemparkan tas sekolahnya pada sang kakak.

"Aku titip, mau main dulu sama Hyein."

"Tidak boleh, pulang bersama kakak sekarang."

Lintisan panas memenuhi hatinya, mengerut tidak setuju dengan larangan sang kakak. "Maaf, memang kakak ada hak apa melarangku seperti itu?"

WHISPER [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang