Chapter 07.

207 69 21
                                    

Happy Reading

“When big sister whispers, run as far as you can.”

○ Judul ○
TOXIC DAN PROBLEMATIK


"Jangan pergi dulu, paling tidak minumlah susu itu." Ahyeon berucap lembut, terdengar tidak ada paksaan dalam nada suaranya. Namun, gerak-gerik dimata menunjukkan tanda anti penolakan yang tajam.

Sepanjang malam keadaan terlalu biasa saja, sangat biasa sampai membuat Ahyeon merasa kalut. Pagi ini pun sama, Rora menatap lama susu hangat yang berada di atas meja.

Hanya memandanginya, tak ada niat untuk menuruti kemauan sang kakak.

Sedangkan Ahyeon tertegun, apa Rora sudah tidak peduli dengan kesehatan dirinya sendiri?

Kenapa selalu melewatkan sarapan? Bahkan semalam saja dia tidak ikut makan malam bersama.

Ahyeon menundukkan tatapan, semuanya sia-sia. Rora tetap meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.

"Tch!" Decakan keluar dari dalam bibir, ia kesal ketika menyadari adiknya selalu bertindak seenaknya.

Bagaimana? Ahyeon telah mengalah selama ini, tetapi si bungsu malah semakin melunjak. Apakah ia terlalu memanjakan pemikiran yang belum dewasa itu? Sejauh mana Ahyeon bisa mengetahui sosoknya dengan benar?

Perhatian ini tidaklah berlebihan. Ahyeon hanya tidak ingin adiknya sekolah dengan perut yang kosong.

"Padahal Ayah sedang tidak ada dirumah, kenapa ia masih terus saja bersikap seperti itu?" Gumam Ahyeon sambil menggigit ujung bawah bibirnya.

Perasaan geram yang teramat pada si muda tak bisa ia hiraukan.

__•__

Seumpama kelas ini sepi, dijamin Rora akan langsung mengumpati kedua makhluk di hadapannya.

Namun sayang sekali, keadaan selalu tidak berada di pihaknya.

"Mau ku colok mata kalian?" Dengusan kasar terdengar bersamaan keluar ancaman yang lumayan menyakiti telinga.

Memandangi bergilir Hyein dan Chiquita yang terus mengawasi kegiatan belajarnya membuat Rora merasa sangat risih.

Tuk! Tuk!

"Ouch!"

"Duh, apaan sih Ra?!" Hyein merengut tak terima dengan mengusap dahinya yang baru saja di ketuk kuat menggunakan pulpen, Chiquita juga begitu.

Rora menghela nafas lembut, wajahnya menjadi lebih tenang. "Kalian yang sedang apa, kenapa terus saja memandangiku? Risih tau!" Protesnya menggertakkan gigi.

"Kami hanya bertanya-tanya, wajahmu terlihat sangat bahagia. Apa kamu kemarin baru saja menikmati hari bahagia dengan kakakmu?" Ungkap Chiquita sambil cekikikan bersama Hyein.

Rahang Rora mengeras, kerutan terlihat jelas di keningnya. Ia salah, bukan dengan pulpen seharusnya ia memukul mereka menggunakan kamus miliknya.

"Sebenarnya letak mana yang terlihat bahagia di wajahku?" Ia menajamkan pandangan. Dari mana kedua sohibnya itu mendeskripsikan bahwa ia sedang bahagia? Rora tidak habis pikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHISPER [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang