PENDING BERBULAN2 DAN AKU BENER2 BARU DAPET IDENYA SEKARANG BANGET!!
UNTUK SEASON 1 SUDAH AVAILABLE DI PDF YA , DI WATTPAD MASIH BERANTAKAN BANGET SUMPAH. CERITANYA JADI AGAK NGAWUR:( KALAU MAU PESAN BISA HUBUNGIN AKU DI WA 0818322904 atau EMAIL DI acil437atgmail.com
.
.
.
Lima tahun kemudian,
" Mah, maaf ya aku titip anak-anak terus " Sakura mulai kelelahan di kehamilannya yang memasuki bulan kelima. Entahlah~ kehamilan ketiganya ini memang agak lain. Hari ini ia ingin mendaftar kelas renang untuk Chio karena anaknya itu selalu merengek setelah menonton iklan di televisi.
Tubuhnya ringkih, Sakura malah kehilangan bobot badannya sampai tiga kilo. Bahkan saat trisemester pertama ia bedrest sampai satu bulan. Tokonya pun sampai harus dialihkan dulu. Ia pun jadi tidak enak hati karena harus mondar-mandir kerumah mertuanya terus untuk menitipkan Chio dan Sarada. Mertuanya juga mengurus Ken juga Kei jadi ia malu.
Mereka sudah tua dan harus dititipkan anak-anak mereka belum anak kakak iparnya. Ini karena suaminya yang ingin punya anak banyak. Padahal Chio baru dua tahun dan Sarada satu tahun, tapi Sakura malah hamil lagi. Kasihan mereka yang masih membutuhkan kasih sayang.
Mau bagaimana lagi? Sakura memang tidak bisa menolak. Sasuke kadang marah kalau ia tidak melayaninya. Jadi posisi Sakura serba salah, sudah begitu peranakannya sangat subur dan membuat Sakura gampang hamil. Ia juga tidak boleh memakai kontrasepsi , jujur saja ia agak kesusahan. Kedua anaknya sangat aktif diusianya yang sekarang dan posisinya sedang hamil.
Ia juga harus kena marah Sasuke saat pria itu mengetahui Sarada jatuh dari perosotan yang ada diruang bermain rumahnya. Kepalanya terhantuk , ada ruam merah dan bengkak juga. Hal itu terjadi saat dirinya tengah menyiapkan makan siang untuk mereka berdua.
Bulan lalu, saat ia pulang kerumah orang tua Sakura , Sasuke juga marah karena Sakura bertemu dengan teman lama yang seorang pria. Padahal ia tidak melakukan apapun tapi perasaan cemburunya sedikit membuat Sakura frustasi. Ia jadi dituduh macam-macam dan membuat moodnya buruk.
Dokter sudah menyarankan dirinya untuk beristirahat total dan tidak setres namun ia tidak bisa. Anaknya tidak ada yang menjaga, pakai babysitter pun Sakura belum terlalu percaya.
" Mama carikan babysitter mau? Nanti coba bicara sama Sasuke lagi ya " Bicara dengan Sasukenya itu yang tidak mau. Ditambah anak-anak mereka maunya dengan Sasuke terus.
" Aku takut suamiku marah lagi. Sasuke sangat tidak setuju aku pakai jasa mereka "
Bukan tidak mau membayar babysitter, Sasuke ingin rumahnya tetap steril. Hanya mereka yang merupakan keluarga saja yang bisa datang apalagi sampai memegang kedua anaknya.
" Kamu harus istirahat sayang, Chio dan Sarada masih sangat kecil. Bukan mama tidak mau dititipkan mereka lama-lama. Kamu tahu sendiri mereka maunya sama Papanya " Dan Sasuke selalu sibuk. Sejak kehamilan ketiganya ini pria itu belum cuti dan pekerjaannya bertambah banyak.
" Langsung pekerjakan mereka saja, mau tidak mau Sasuke menerimanya bukan? " Ujar Ayah mertuanya. Sakura menghela nafas, ia sendiri bingung karena Sasuke akhir-akhir ini berubah menjadi pria yang tempramental.
Kesalahan kecil bisa menjadi besar. Fugaku bilang sedang ada masalah dikantor. Walaupun ada masalah seharusnya tidak melibatkan orang rumah. Sakura bingung harus bersikap bagaimana pada suaminya. Ini akan menjadi masalah besar kalau sampai Sakura kembali lalai menjaga anaknya.
Ia sudah tidak bisa mengejarnya atau dirinya akan membahayakan kandungannya. Sakura menghela nafas dan memejamkan matanya sejenak. Ia harus minta bantuan siapa lagi untuk memecahkan masalah ini? Tidak menjaga anaknya salah dan memanggil jasa babysitter juga salah.
Besok adalah akhir pekan dan suaminya ada dirumah. Mungkin ia langsung menyewa jasanya saja seperti saran ayah mertuanya. Kalau sudah datang suaminya tidak akan mungkin mengusirnya bukan?
.
.
.
.
Sakura mencoba peruntungannya hari ini. Anak-anak masih tidur dan mereka berdua tengah bersantai dengan Sakura yang menemani suaminya minum kopi sambil menonton televisi acara sabtu pagi. Ayah mertuanya mengatakan wanita muda itu akan datang pagi ini setelah menempuh perjalanan selama dua jam.
Ia memang mempercayakan koneksi ayah mertuanya karena pria itu juga pastinya ingin yang terbaik untuk cucunya. Sakura bersikeras untuk memakai jasa tersebut, ia tidak ingin dirinya maupun anaknya terluka. Kalau Sasuke marah juga, ia harus esktra sabar untuk membujuknya selayaknya anak kecil.
Sasuke menatap gerak-gerik istrinya yang sedikit mencurigakan. Sakura yang ditatap sedemikian rupa hanya bisa tersenyum manis padahal jantungnya hampir copot karena tatapan mendelik suaminya. Suara bel berbunyi , Sasuke hendak bangun namun Sakura menahannya. Kalau suaminya yang membuka pintu bisa dipastikan wanita muda itu akan lari terbirit-birit.
" Ada yang mau aku kenalin ke kamu " Sasuke itu bukan orang yang mudah diperintah. Ia malah kembali mendudukkan Sakura dan mencoba menebak-nebak apa yang tengah disembunyikan oleh istrinya. Apakah pria lain?
Tidak mungkin! Ia sengaja menghamilinya terus-menerus setelah cemburu dengan tetangga persis depan rumah mereka. Dan sampai sekarang pria itu bahkan masih berada disana, duda beranak satu yang selalu tersenyum pada istrinya.
" Aku tidak suka bermain hide and seek seperti ini. Duduk, biar aku bukakan pintunya " Sakura mulai takut, tapi ia berusaha mengontrol diri agar tidak terlalu mencolok dihadapan suaminya.
Masa belum bekerja saja sudah disuruh pulang kan tidak etis. Seandainya bisa ia ingin sekali mendapat perlindungan dari ayah mertuanya. Tapi terkadang pria itu ada takutnya dengan Sasuke.
" Selamat pagi " Sapa ramah seorang wanita muda yang berdiri didepan pintu rumah mereka. Sasuke menyipitkan matanya sambil menatap Sakura. Siapa wanita ini?
Melihat seragam yang dikenakannya sepertinya wanita itu adalah.. Babysitter. Langsung saja Sasuke memberikan tatapan tajam pada istrinya. Untuk apa menyewa babysitter, Sasuke tidak melakukannya karena banyak sekali pertimbangannya. Dan semua ini demi kebaikan istri juga anak-anaknya.
" Kami tidak menerima karyawan baru " Tuturnya dengan nada ketus. Sakura menatap wanita muda bernama Mia itu dengan tidak enak hati. Sasuke sangat tidak berperasaan, setidaknya biarkan wanita ini masuk dulu.
Babysitter ini disewa dari jasa yang pernah disewa oleh Kakak iparnya. Bersertifikat dan bisa dipercaya, itulah sebabnya Sakura setuju dengan pilihan ayah mertuanya. Tetapi Sasuke adalah Sasuke, dia akan teguh dengan pendiriannya.
" Tuan Fugaku menyuruh saya langsung kerja hari ini " Ucapnya. Ada senyuman manis, semoga saja Mia bisa dipercaya karena Sakura sedang membela saat ini.
" Sayang.. " Sakura mengelus tangan suaminya. Namun Sasuke menepisnya agak kasar. Ia tidak suka dengan keputusan istrinya yang asal-asalan ini. Sasuke adalah kepala rumah tangga dan Sakura harus mematuhi apa yang diperintahkan. Kalau dilarang artinya Sakura tidak boleh melakukan hal yang tidak disukai olehnya.
" Ini rencana kamu sama Papa? Masuk Sakura.. We need to talk, right now " Nada yang tegas dan dalam sarat akan kemarahan. Sakura harap keputusannya saat ini tidak berakibat fatal pada hubungannya. Ia benar-benar butuh bantuan dan sudah sangat buntu. Dan saran dari mertuanya akhirnya ia ambil.
" Mia, tunggu saja disofa. Setelah ini aku akan menemuimu " Ucap Sakura sambil tersenyum. Sakura menatap Mia dan membawa tubuhnya masuk kedalam rumah. Ia akan bicara dengan suaminya sementara Mia menunggu.
" Baik Nyonya " Ia pun mengekori suaminya yang berjalan terburu-buru menuju ruang kerjanya. Langkahnya sudah tidak sekencang dulu, jadi ia putuskan untuk berjalan dengan tempo yang sedikit cepat agar tidak membuat suaminya menunggu.
..to be continue..
Happy reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband #1 (Season 2) ✔
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 Kelanjutan dari My Husband Series 1. Season 1 dan 2 sudah dijual versi PDF