5.

782 65 4
                                    


" Papa.. Ada Mama , cepat kesini " Teriak Chio memberi tahu Ayahnya yang sedangnya ada diruang tidur. Sarada tengah tertidur, seharusnya anak sulungnya seperti demikian.

Sakura membelikan beberapa cemilan untuk anak sulungnya yang sedang bermain mobil-mobilan, ia menuntun tangannya untuk duduk disofa. Jam hampir menunjukkan jam makan siang, ia kerumah mertuanya dulu tadi dan membicarakan perihal Mia.

Dan ayah mertuanya hanya tersenyum mendengar penuturannya. Kalau memang Sakura tidak mau menggunakan jasa Mia ia akan meminta pemilik yayasan untuk menjemputnya. Ia hanya takut berakibat fatal pada kandungan menantunya apalagi Sakura terus mendebat suaminya yang tidak mau kalah itu. 


Ia sedikit kaget karena mendengar Sasuke membawa kedua anaknya ke perusahaan. Disana banyak orang berlalu lalang. Dan juga tempat tersebut tidak steril untuk anak kecil. Takut membahayakan tumbuh kembang anaknya. Jadi pria itu setuju kalau Mia dipulangkan saja.

Sasuke keluar dari ruangan dan menatap istrinya yang tengah menyuapi Chio. Ia melengos dan duduk dikursi kebesarannya sambil memeriksa emailnya. Sarada agak rewel, mungkin karena tidak membawa mainan kereta roda untuk boneka teddy bearnya.

Sakura menatap suaminya, ada yang ingin ia bicarakan tetapi Chio belum ada tanda-tanda ingin tidur siang. Jadi ia putuskan untuk menunggu sampai anak sulungnya itu terlelap. Takut pembicaraan mereka berdua membuat Chio mengernyitkan dahinya lagi.


" Papa. ini ada Mama. Kenapa Papa masih kerja? " Kesal Chio. Ia memang paling peka terhadap keadaan. Ia juga sering marah karena Sasuke selalu membuatnya menangis. Dan juga mengancam tidak mau mengobrol dengan Papanya karena Sasuke sering membuatnya menghela nafas.

Sakura menoleh pada suaminya. Wanita itu mengangsurkan roti pada suaminya namun Sasuke menolaknya dengan gelengan kepala. Menoleh saja tidak. Dan Chio naik keatas sofa sambil berkacak pinggang. Sasuke tersenyum kecil pada anak sulungnya. Ia pun bangkit dan mengambil roti tersebut.

" Mama sudah capek-capek beli, dimakan dong Pah! " Chio memang cerewet. Sasuke mengacak rambutnya sambil membuka bungkus rotinya. Ini memang dari toko favoritnya.

" Kamu ninggalin rapat yah? Chio biar aku yang  jaga " Telat! Rapat sudah selesai dari tadi. Keman saja?

" Sudah selesai " Ketus sekali. Dan Sakura menurunkan Chio yang masih makan sambil berdiri.

" Papa jangan ketus gitu~ Chio tidak suka! "

" Papa tidak ketus sayang. Memang nada bicara Papa seperti ini " Ia mencoba tersenyum walau dibuat-buat. Daripada dimarahi oleh anaknya.

" Itu karena Papa belum makan siang " Kata Sakura dan Sasuke kembali ke meja kerjanya lagi.

" Tadi Uncle Itachi mengajakku beli ice cream sekalian menjemput Kakak Kei dan Ken. Boleh kan Mah ? " Sakura mengangguk. Daripada anaknya menangis . Hitung-hitung ia bisa bicara dengan suaminya sementara anaknya pergi bersama kakak iparnya.

" Boleh sayang, Mau pergi jam berapa? " Chio mengangkat pundaknya. Ia menunggu Pamannya menjemputnya kesini baru ia pergi. Ia sangat betah disini, tadi ia sudah mengatakan pada ayahnya kalau besok ingin ikut lagi. Dan Sasuke setuju, tetapi besok Sarada ada kelas menggambar. Pasti ibunya yang akan mengantar.














Pukul dua belas tepat Chio pergi bersama Itachi. Saat hendak menutup pintu Sarada bangun dan minta ikut. Sakura dengan wajah tidak enak hati menitipkan anaknya pada kakak iparnya. Walau Itachi tidak keberatan tetap saja Sakura tidak mau anaknya membuat pria itu kewalahan ditambah mereka sangat aktif.

Sasuke dan dirinya memesan makan siang dari kantin bawah dan minta tolong untuk dibawakan keatas. Ini karena istrinya ingin makan ayam dengan kecap jadi Sasuke mengalah daripada bayi yang dikandungnya bermasalah.

Mereka makan dalam dia, waktu berjalan setengah jam sudah. Itachi bilang mereka nanti jemput anaknya dirumah mertuanya saja karena Kei dan Ken ingin bermain dengan Chio juga Sarada. Sasuke mengecek ponselnya, masih ada waktu setengah jam untuk tidur. Biasanya kalau tidak sedang perang dingin ia akan bicara panjang lebar dengan istrinya. Namun hari ini ia sedang malas, ditambah dengan kejadian pagi tadi.

Beruntunglah Sakura karena ada Chio dan Sarada yang bisa dijadikan tameng. Kalau tidak Sasuke akan memakinya habis-habisan. Semoga saja saat pulang nanti pembantu itu sudah tidak ada. Tetapi harus dipastikan dulu kalau wanita itu tidak melakukan hal macam-macam karena mereka sedang tidak ada dirumah.

Benar! Ia harus mengirim orang untuk mengecek keadaan rumah. Kalau istrinya disini pasti wanita itu ada dirumah mereka bukan? Sendirian dan tanpa pengawasan.



" Mau kemana? " Tanya Sakura sambil menahan lengan suaminya. Ia mau berduaan setelah bersitegang dari kemarin, kenapa suaminya tidak mengerti?

" Mau telfon Sai, dia dirumah sendirian bukan? Bagaimana kalau dia mengambil...? " Biarkan saja toh mereka bisa mencari uangnya lagi. Ia ingin berada dekat dengan suaminya saat ini.

" Aku minta maaf, aku hanya takut bayi kita kenapa-napa makanya aku bersikeras " Permintaan maafnya selalu menjadi kelemahan untuk Sasuke. Pria itu mendudukkan istrinya dipangkuannya.

" Sudahlah.. " Karena saat ini Sakura memakai dress dengan kancing depan suaminya itu terlihat tidak sabaran.

Sasuke membukanya satu persatu membuat istrinya menahan nafas. Selalu cantik dan menggairahkan ditambah istrinya tengah hamil.

" Please, aku mau dipeluk kamu " Sasuke memeluknya dipangkuannya. Sakura membalasnya tidak kalah erat namun tetap hati-hati agar tidak melukai istrinya.

" Manjanya tidak hilang "



Ia mengelus rahang suaminya. Sasuke menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa sambil menikmati elusan dirahangnya. Tangan lembutnya membuat penisnya ingin dikocok.

Sasuke mengangkat bokong istrinya lalu menurunkan resleting celananya. Para wanita lain pasti iri karena hamilpun badannya malah seksi. Hanya perutnya saja yang membuncit.

" Jangan menggodaku sebelum aku membawamu keatas meja kerjaku " Sakura tidak menggodanya tapi nafsu suaminya saja yang tidak bisa dikontrol.

" I can't wait for it, Papa " Sahutnya. Sasuke tersenyum karena keinginannya bersambut. Ia menarik wajah istrinya dan menanamkan sebuah ciuman.

Ciumannya penuh gairah, basah, dan Sasuke sengaja mengeluarkan lidahnya untuk menjilati sepanjang leher dan dagunya.

" Ck! Sepertinya hanya kamu, wanita hamil yang punya gairah tinggi seperti ini " Sakura tidak peduli. Ia menyampingnya celana dalamnya dan menggesekkan penis suaminya keluar vaginanya yang basah. Sasuke semakin tidak tahan dengan sensasinya.

Ditambah istrinya sudah sangat becek.

" Suamiku terlalu tampan untuk dilewatkan. Emhhhh.. Masukin sekarang sayang. Aku tidak tahan " Desahnya. Sasuke mengarahkan penisnya, dengan posisi seperti ini istrinya akan menjepit penuh penis besarnya.

" Ohhh! Makin sempit saja vagina istriku ini. Emhhh.. Jepit sayang.. Yahhh seperti itu! " Sasuke meremas payudara istrinya yang lebih besar dari dulu. Maklum saja, habis menyusui anaknya Sakura langsung menyusuinya dan itu berlanjut sampai pagi.

" Ahhh.. Papahhh "





..to be continue..

My Husband #1 (Season 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang