3.

567 68 4
                                    

" Mau kemana? " Tanya suaminya dan Sakura langsung menghentikan langkahnya.

" Memberitahu Mia kalau makan malam sudah siap " Sahutnya pelan. Seketika wajah Sasuke langsung berubah.

Seharian ia sengaja menemani kedua anaknya main dikamar dan tidak keluar sama sekali dan istrinya kembali menghancurkan moodnya.

" Ck! Ini sudah jamnya seharusnya wanita itu tahu waktu. Jangan merepotkanmu! " Balasnya ketus. Sakura menghela nafas, ia mencoba sabar karena ada kedua anaknya yang tenah menatap mereka.

" Sayang, Mia adalah orang baru, dia belum tahu kebiasaan keluarga kita " Sakura mengusap punggungnya lalu ditepis dengan kasar.

Padahal yang hamil dirinya tetapi yang tempramen adalah suaminya. Memang tidak selamanya ibu yang moodnya jelek. Terkadang suami memang terpengaruh. Tetapi kian lama kata-katanya semakin menusuk saja. Sakura sangat takut menghadapinya.

" Itulah sebabnya aku tidak mau ada orang baru disini. Kamu bisa memanggilnya lewat whatsapp, jangan manja! " Nada tinggi suaminya membuat kedua anaknya menutup telinga.

Suaminya selalu saja tidak tahu waktu dan lupa akan kebiasaannya. Anak-anak mereka bisa saja meniru ditambah diusianya yang sekarang memang sedang mengikuti kegiatan orang dewasa.

Ia hanya takut keduanya terpengaruh.



Sasuke bisa melihat istrinya berlalu meninggalkannya. Ia jadi bersalah pada kedua anaknya yang harus mendengar pertengkaran mereka. Sasuke tidak suka ada orang lain disini. Ia seperti ini karena takut akan hal-hal yang sudah membayanginya.

Katakan dia terlalu percaya diri. Tetapi Mia itu wanita, bagaimana kalau wanita itu menggodanya. Sifat manusia tidak ada yang tahu, bagaimana kalau wanita itu berniat buruk pada keluarganya? Sasuke tidak bisa membayangkan rumah tangganya hancur karena seorang asisten rumah tangga.

Dan anaknya akan kehilangan kasih sayang karena mereka berpisah. Efeknya terdengar buruk sekali bukan?

Kalau tahu ia ketus dan dingin sebaiknya pergi. Kenapa bersikeras untuk bekerja disini? Pasti ada sesuatu yang mendasarinya. Tidak mungkin setelah di perlakukan dengan kasar wanita itu masih tetap tinggal. Sasuke akan menyelidikinya, ia akan mencari tahu apa maksud kedatangan wanita itu kesini.



" Papa Sarada mau tambah "

" Chio juga Pah, mau supnya juga. Masakan Mama enaaakk sekali "

Permintaan kedua anaknya membuyarkan lamunannya. Ia senang sekali melihat nafsu makan anaknya yang semakin bertambah. Begitu menggendongnya pun bisa ia rasakan bobot tubuhnya yang memberat. Ia akan membawa mereka ke ruang kerjanya untuk menimbang. Senang sekali rasanya bisa melihat tumbuh kembang anaknya.

Istrinya datang bersama.. Ia tidak mau menyebut namanya. Mendengarnya saja ia tidak sudi. Tentunya setelah Sasuke menambah porsi makan kedua anaknya. Sakura harusnya memberi batasan antara pekerja dengan tuan rumah. Mia seharusnya makan setelah mereka bukan malah diajak makan bersama dan membuatnya semakin kesal.

Sasuke melihat istrinya mendorong kursi lalu memberikan piring bersih untuknya. Istrinya ternyata seniat itu hanya untuk seorang asisten rumah tangga. Apa Sakura tidak punya perasaan untuknya? Ia bahkan tidak takut dirinya direbut.



" Ambil yang kamu suka, Mia. Aku hanya bisa memasak ini saja " Sasuke membantu Sarada makan. Walau agak berantakan menurutnya tidak masalah. Yang terpenting Sarada sudah belajar mandiri dan bisa makan sendiri.

Ia berusaha masa bodo dengan istrinya. Sekali di kasihani yang kedua kalinya pasti akan menjadi pembangkang. Lihat saja! Sakura akan tahu bagaimana rasanya dikhianati. Baru pertama bertemu tapi sudah ramah sekali. Istrinya pasti gila.

" Tidak apa-apa, Nyonya. Saya suka daging " Suka daging katanya? Seharusnya wanita itu hanya makan sayur rebus saja.

" Oh ya, ini Chio dan yang perempuan namanya Sarada. Ucapkan salam pada Aunty Mia sayang " Sakura memperkenalkan kedua anaknya. Walau terlihat manis nyatanya kedua anaknya menurunkan sikap sinis dan cuek suaminya.

Mereka bahkan hanya diam dan melanjutkan makan. Ada tawa sinis dari bibir suaminya. Sakura dan Mia bahkan bisa mendengarnya.

" Pah, memangnya Aunty Mia siapa? " Tanya Chio. Sakura mendelik pada anaknya, sedangkan Mia merasa dirinya sama sekali tidak dihargai disini. Hanya Sakura yang baik padanya. Bahkan anaknya pun menatapnya tidak suka.

" Tidak tahu, lanjutkan makan saja sayang. Sarada juga, habiskan makanannya jangan hanya minta tambah saja " Kata suaminya yang tengah menatap kedua anaknya dengan pandangan lembut.


Akhir-akhir ini ia tidak pernah bersikap demikian. Sejak ia lalai menjaga keduanya Sasuke berubah sikap. Sakura hampir menyerah menghadapi suaminya. Ditambah hormon ibu hamil yang membuat moodnya memburuk.

" Aunty Mia akan menjaga kalian mulai besok sayang " Mia yang tadinya berkecil hati langsung tersenyum saat Sakura berkata demikian. Lalu pandangannya terhunus oleh tatapan tajam Sasuke padanya.

Apa wanita itu kira dirinya akan terkesan? Tidak sama sekali! Ia akan membuat hidup wanita itu seperti dineraka karena sudah berani menantangnya. Siapapun yang tidak mau angkat kaki, akan Sasuke buat orang itu pergi bahkan dengan cara kejam sekalipun.

" Papa bilang setiap senin sampai jumat kami berdua akan ikut ke kantor " Benar! Itu solusi terbaik, ia bisa meminta tolong pada Sai atau Shikamaru untuk menjaganya. Mereka tidak rewel apalagi kalau sudah berada diruangannya.

Disana juga ada mainan dan ruangan khusus untuk beristirahat jadi menurutnya tidak masalah.

" Sayang.. " Sakura diabaikan. Sasuke bahkan langsung meninggalkannya untuk mencuci tangannya di wastafel. Sasuke akui wajahnya tebal sekali, Sasuke baru tahu ada wanita sekeras kepala Mia. Membuatnya muak.

" Setelah makan gosok gigi lalu Papa bacakan dongeng ya " Keduanya berteriak girang. Akhir-akhir ini Sasuke lembur jadi saat pulang anaknya sudah tidur pulas.

" Asiiikkk! Ayo Sarada kamu lama sekali " Kata Chio sebal. Dan adiknya itu memukul lengannya dengan sendok yang dipegangnya.

" Kakak tidak sabar " Ocehnya walau dengan nada cadel. Sakura hanya bisa terdiam menahan tangis.


















Keputusan tidak berubah. Sasuke marah dan meminta Sakura segera memandikan anaknya begitu ia selesai masak dan menghidangkan sarapan untuknya.

Wanita itu langsung naik ke kamar anaknya. Ternyata pakaiannya sudah dikeluarkan oleh suaminya dari lemari dan ia hanya tinggal memandikannya saja. Sakura menangis dalam diam, ia hanya bisa menahan air matanya melihat suaminya yang tidak menghargainya hari ini.

Sasuke yang tengah fokus sarapan dikejutkan oleh kedatangan Mia yang berdiri persis disampingnya. Pria itu langsung membanting sendok sampai menimbulkan bunyi dentingan yang cukup keras.

Mia terperanjak kaget. Tidak disangka ia akan di semprot oleh majikannya pagi-pagi seperti ini.

" Maaf Tuan, saya terlambat bangun " Masa bodo! Sasuke paling tidak suka diganggu saat sedang makan. Apa wanita ini bodoh?

" Apa aku terlihat peduli? " Ucapnya. Mia terdiam, tidak tahu bagaimana membalas ucapan Sasuke yang sangat ketus. Ternyata Sakura belum turun. Ia kira majikannya yang perempuan sudah ada dimeja makan untuk sarapan.

" Saya minta maaf, Tuan " Ucapnya lagi dan Sasuke yang begitu geram menyeretnya sampai ke pintu depan. Pria itu benar-benar kesal dengan tingkahnya yang seenaknya saja.

" Ck! Lebih baik pergi dari rumah ini sekarang. Wajahmu cukup tebal juga untuk terus berada disini " Ucapnya saat Sasuke mendorongnya sampai jatuh dilantai. Ia sudah katakan tidak suka dan wanita itu harusnya sadar.

" Karena saya bekerja untuk Tuan Fugaku, jadi saya bertahan " Sasuke langsung menutup pintu rumahnya. Kepalanya sakit karena keputusan istrinya ini.

Kalau Mia masih tidak mau pergi juga jangan salahkan Sasuke kalau ia mengancam keselamatan keluarganya.





..to be continue..

Harus kesel sama Sakura atau Sasuke yaa??


My Husband #1 (Season 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang