3

285 39 1
                                    

Meja makan besar ini terisi empat orang dewasa, begitu hening hingga keheningan terpecahkan oleh kedatangan Yunmi.

"Loh kok belum pada dimakan ayo-ayo di makan." Jungwon hanya terdiam sedangkan ayah sambungnya berkata,"kami kan nungguin kamu sayang." Yunmi mencubit perut suaminya pelan.

Jungwon hanya menatap itu datar, rasanya ia tertipu dengan sang ibu, tapi melihat ibunya bahagia dengan ayah sambungnya membuat Jungwon hanya bisa tersenyum tipis yang didalamnya mengandung kekecewaan.

"Ayo Jungwon berangkat." Jungwon mengangguk lalu mengambil tasnya, diikuti seseorang disebelah Jungwon.

"Om tante saya juga berangkat"

Yunmi dan Hi ro mengangguk," hati -hati Jay-ah"

Jungwon menatap pria didepannya ini kakak sambungnya Yang Heeseung , Heeseung adalah pemuda yang baik berbeda 1 tahun diatas Jungwon, menerima Jungwon sebagai adik begitu pun Jungwon tak ada salah Heeseung ia pun menerima Heeseung sebaliknya.

"Ayo beb berangkat. Bang kita pindah ya lo naik mobil sendiri."Heeseung mengangguk, lalu pergi masuk kedalam mobil.

"Ayo masuk beb."itu Jay atau Park Jongseong alias tunangan Jungwon. Yah tunangan kalian tidak salah, Jungwon ketika kelas 1 SMA harus jodohkan dengan Jay karena perusahaan tuan Yang dan tuan Park beraliansi. Mengorbankan Jungwon, akan tetapi Jungwon mencintai Jay yang merupakan teman kelasnya di SMP dulu dan kini takdir apa yang bisa membuat Jungwon dan Jay dijodohkan.

Perilaku Jay pun baik, tidak menentang perjodohan ini, seperti didrama-drama Jungwon merasakan betapa mulus hidupnya walau kekecewaan yang ia pendam sendiri ketika harus menerima pil pahit dipisahkan kembarannya oleh sang ibu. Jungwon terlalu baik sehingga tak berani mengungkapkan kekecewaannya pada sang ibu.

-----

Sunoo menatap sekolah ini 'besar' satu kata yang berada dalam otak Sunoo, menatap guru dari sekolah dahulu yang pamit duluan, "nak Sunoo tunggu sini saja, bapak harus segera pamit, semua berkas sudah beres. Saya pergi dulu." Sunoo membungkuk dan berujar terima kasih.

Kepergian guru itu membuat Sunoo menjadi pusat perhatian para murid-murid yang baru datang. Tak lama seorang guru wanita datang,"Kim Sunoo?" Tanya guru itu memastikan.

Sunoo mengangguk,lalu sang guru mengajak dia masuk kedalam ruang guru.

"Jadi mulai hari ini Nak Sunoo sudah resmi menjadi murid disini, untuk baju kamu bisa ganti setelah meminta baju ke tata usaha diantar oleh-"ucapan guru itu terputus ketika sang guru memanggil seseorang,"ah Jeayun-ah kemari."Sunoo menatap lelaki yang dipanggil tersebut.

"Ibu minta tolong antar murid baru ini keruang tata usaha Jaeyun-ah," dan guru itu sekarang menatap Sunoo,"kamu akan diantara nak Jaeyun, oh saya lupa saya adalah Kim Irene wali kelas kamu, karna saya harus masuk kelas lebih dahulu, jadi saya izinkan Jeayun mengantar kamu dan ke toilet terlebih dahulu untuk berganti pakaian."Sunoo mengangguk sebari mengucapkan terimakasih.

Jaeyun dan Sunoo saling menatap canggung," ah ayo takutnya terlalu lama."

Selama perjalanan Jaeyun lebih banyak bertanya ketimbang Sunoo, mimik wajah Sunoo terlalu dingin bagi Jaeyun, tapi bukan Jaeyun namanya kalau tidak bisa mengakrabkan diri dengan cepat. Toh Sunoo pun tidak terlalu mempersalahkan selama pertanyaan yang dilontarkan Jaeyun masih ditahap normal. Sunoo menjawab dengan seadanya.

Setelah melakukan itu Sunoo menuturi Jaeyun kearah kelas mereka kelas 2-3 berada dilantai 2, Jaeyun mengetuk pintu kelas sehingga bu Irene menatap mereka berdua.

"Ah ayo masuk, Jaeyun terimakasih kamu silahkan duduk." Sunoo menatap kelas ini dengan datar, matanya tak sengaja menatap seseorang yang duduk bersama Jaeyun, walaupun kaget tapi Sunoo mencoba sedatar mungkin.

"Sunoo ayok perkenalkan diri kamu."

Sunoo membungkuk,"halo perkenalkan saya Kim Sunoo, mohon bantuannya."

Bu Irene mengangguk dan segera mungkin mengakhiri perkenalan tersebut.

"Baik sekarang silahkan nak Sunoo duduk dibangku kosong,"Sunoo melangkah tanpa menatap seseorang yang kini menatapnya intens.

"Kita akan mulai materi hari ini."


-----

Pelajaran hari ini agak memuakan bagi Sunoo sebaliknya seorang yang menatap Sunoo adalah Jungwon meremat bolpoin yang ia pegang dengan kuat menyalurkan rasa rindu pada sang kakak.

Semua orang perlahan keluar meninggalkan Sunoo dan Jungwon, Jungwon yang menolak ajakan Jaeyun kekantin dengan alasan menyusul. Padahal ia ingin sekali menyapa Sunoo-sang kakak.

Menghampiri meja sang kakak, Sunoo malah berdiri seakan-akan ingin pergi tapi tangannya ditahan oleh Jungwon dengan cepat.

Mata rubah itu Jungwon mengenalinya, rasanya mata rubah itu tak pernah berubah dari mereka kecil.

"Kak Sunoo." Lirih Jungwon mempererat pegangan tangan pada pergelangan Sunoo.

Mata itu berubah dingin,"anda siapa?" Pertanyaan sarkas membuat tubuh Jungwon menegang,"kak Sun, ini Wonie."

Sunoo menatap nametag yang Jungwon kenakan,"Wonie? Kim Jungwon? Tapi nama anda Yang Jungwon." Jungwon menggeleng keras,"kak jangan seperti itu, Jungwon kangen."

Sunoo tertawa aneh, melihat tangis Jungwon yang keluar,"gak usah drama, ternyata kamu enggak sejauh itu pergi, tapi kenapa rasanya sulit sekali untuk datang pada kami. Ha... ha.. ha.. gak heran udah ada dikehidupan yang enak kan,jadi gak udah drama kaya gini." Ditepisnya tangan Jungwon. Sunoo berlalu tanpa menengok kebelakang. Jungwon menatap tangannya yang masih mengantung diudara rasanya sangat asing. Melihat goresan rasa sakit dimata Sunoo, semua sangat asing, kakaknya yang selalu menyayanginya dulu, kini menatap Jungwon dengan penuh kebencian.

Kepergian Sunoo dibarengi Jay yang datang melihat seseorang yang ia tak kenali berada di kelas sang kekasih,"itu siapa beb?"tanya Jay yang datang dituturi Sunghoon dan Heeseung.

"Loh kok nangis?"tanya Jay panik, memegang bahu Jungwon,"kamu dijahatin sama anak tadi?"

Jungwon menggeleng,"engga Jayie,"sebari menghapus sisa air matanya,"ayo ke kantin."

Tarikan tangan Jungwon, seakan tak ada apapun yang terjadi, membuat Jay heran begitupun dengan Sunghoon dan juga Heeseung.

Different | SunSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang