1

501 49 1
                                    

Sunoo dan Jungwon anak berusia 6 tahun itu memandang orang tuanya aneh, awalnya yang memang Sunoo tahu beberapa kali orang tuanya itu berkelahi tapi anak sekecil Sunoo masih dengan polosnya tidak memikirkan apapun.

Sampai ketika Ibunya memasukan baju milik sang adik-kembarnya kedalam sebuah koper dan juga milik sang ibu.

Sunoo menatap itu dengan polosnya," ibu akan pergi kemana? Apa akan liburan." Sedangkan Jungwon yang berada dibelakang Sunoo kegirangan mendengar kata liburan- sedangkan sang ibu menatap Sunoo ,"kakak ibu bukan mau liburan."

Jungwon yang kegirangan jadi berhenti karena mendengar ucapan sang ibu,"loh jadi mau kemana bu?" Anak sebesar masih dengan pemikiran dan selalu banyak hal yang di tanyakan jadi -Yonmi menghela nafas pelan.

"Kakak.... ibu dan Jungwon akan pergi sebentar ya. Kakak tunggu dulu bersama ayah di rumah."

Sunoo hanya mengangguk,"jadi Sunoo tidak akan di bawa."mendengar kata itu Jungwon jadi histeris.

"Loh memang kemana kok Kak Sun gak di ajak ibu...." rengek Jungwon pada Yonmi.

"Ibu akan susah bawa dua anak sayang, jadi Jungwon dulu ya kita jalan-jalan lalu anak kak Sunoo."

"Kalau kesusahan sebaiknya ibu ajak Ayah agar kita bisa pergi berempat!" Jungwon berkata itu tapi tak di hiraukan sang ibu.

Tangis Jungwon pecah ketika sang ibu terpaksa menggendong bocah 6 tahun itu. Menatap Sunoo sekilas lalu pergi tanpa berujar apapun.

Sunoo memang memiliki kepribadian yang dewasa dibanding Jungwon dia berusaha memahami apa yang terjadi dan berharap sang ibu benar akan menjemputnya.

-----

Ayahnya menangis ketika menerima surat beberapa hari kemudian diiringi isakan serta sebuah telepon genggam yang Sunoo harap itu adiknya Jungwon.

"Apa itu Jungwon ayah?" Sunoo bertanya pada ayahnya.

Ayahnya- Sungho mengelap air mata yang mengalir deras,"bukan kak, ini teman ayah."

"Lalu kenapa ayah menangis? Lelaki tak boleh cengeng yah."

Sungho terkekeh dalam tangis hatinya sakit telah membohongi sang anak," teman ayah sakit jadi ayah menangis."Sunoo hanya mengangguk paham.

Lalu bertanya kembali," lalu kapan ibu datang jemput Sunoo? Sunoo kan juga ingin liburan."


------


Pertanyaan itu ayah diamkan hingga saat ini Sunoo tahu alasannya.

Beberapa hari kemudian sang ibu datang berhadapan dengan sang ayah, Sunoo bersiap dengan baju bagusnya yang ayahnya pakaikan, dan juga tas berisi baju dan mainan miliknya.

"Sunoo tunggu sebentar ya ayah keluar dulu bicara dengan ibu." Sunoo menurut tetapi kelamaan Sunoo merasa bosan mengintip dipinggir dapur apakah ada sang adik atau tidak.

"Mas segera tanda tangani surat cerai itu."

Sungho menggeleng,"itu sudah jadi keputusan kamu Yun, aku sayang kalian, tapi...,"

"Mas ini bukan masalah sayang atau tidak sayang, aku ingin yang terbaik untuk anak kita mas, aku rasa kita memang sudah tidak lagi sejalan juga. Plis mas."

"Tapi kamu gak bawa Sunoo Yun! Dia berharap kamu mengajak nya,"

Tubuh Sunoo bergetar setelah mendengar ucapan sang ayah.

"Aku gak bisa mas bukan gak mau," Yunmi berkelit

"Aku tahu kamu memang sudah ada pasangan lain kan, aku tahu Yun, padahal baru satu bulan aku bangkrut dan kamu memang sudah mencari yang lain."

Yunmi mematung lalu berdiri," kalau sudah tahu tolong tandatangi surat itu, tidak usah ganggu aku lagi dan," Yunmi mengeluarkan segepok uang dalam amplop,"untuk Sunoo maafkan aku."seraya berjalan pergi.

Sunoo berlari mengejar sang ibu,tangisnya pecah,"Ibu...."

Raungan Sunoo tak Yunmi hiraukan sama sekali, Sungho menahan tubuh mungil sang anak dalam dekapannya.

"Ibu ninggalin Sunoo ayah.... "

"Ibu kenapa... kenapa hanya Jungwonie yang dibawa...hiks..."

Lidah Sungho kelu tangisan sang anak begitu menyayat hati, "maafin ayah, maafin ayah semua gara-gara ayah,"gumam Sungho pelan. Tangisan Sunoo reda di gantikan dengkuran serta tarikan nafas yang mengi.

Anak nya tertidur kelelahan sampai sesak nafas nya kambuh. Sungho menaruh tubuh itu hati-hati mencium pelipis Sunoo dan mengusap dada sang anak agar membaik.

----------

Semenjak kejadian itu Sunoo melihat ayahnya banting tulang sendirian. Sunoo pun hidup mandiri belajar apa- apa sendiri.
Diumur nya yang harusnya mendapatkan kasih sayang berlebih tapi Sunoo hanya sendirian.

"Sayang lihat ayah" sang ayah memakaikan dasi Sunoo, "nanti ayah harus pulang lambat Sunoo dirumah sendiri tak masalah bukan? Maafkan ayah ya, nanti ayah akan kabari bibi Hong untuk menjaga Sunoo."

Sunoo mengangguk,"tak masalah ayah." Sungho hanya tersenyum pahit melihat Sunoo yang dulu ceria jadi pendiam.

Sekali lagi maafkan ayah, nak.

Different | SunSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang