Hello!
Happy reading sayangku 💋
●●●●●
Pagi ini, Mario merasa lebih fresh dan semangat. Entah apa yang membuatnya sebegitu semangatnya bangun pagi dan bersiap ke sekolah. Just for your information, tadi Mario bangun pukul setengah lima pagi. Merupakan suatu kebanggaan dan rekor seorang Mario bangun di jam segitu. Biasanya, paling pagi ia bangun pukul setengah enam. Itu pun kalau langsung bangun. Kalau tidak, sampai mendekati hampir pukul tujuh pun tidak akan bangun. Mami dan papinya sampai lelah membangunkan putra semata wayangnya itu.
"Morning, mom," sapa Mario dengan senyum lebar.
Mami yang sedang menuangkan teh di cangkir langsung terhenti. Menatap horor putranya.
"Kok bisa?"
"Bisa apa, mam?"
"Bangun sepagi ini. Biasanya jam segini mami masih gedor-gedor pintu kamar kamu, lho." Ucap mami dengan raut wajah yang sangat heran.
Mario tertawa kecil. Lalu ia mengambil selembar roti tawar kemudian memakannya langsung tanpa selai.
"Come on, mom, masa gitu aja heran? Aku hanya merasa sesuatu yang indah akan terjadi hari ini. That's why, aku semangat banget pagi ini." Jelasnya dengan sumringah.
Mami masih dengan raut herannya. Hanya anggukan ragu yang mami berikan. Entah apa yang akan terjadi hari ini, semoga benar-benar akan membuat putranya bahagia.
"By the way, papi mana?"
"Masih di kamar, mungkin sebentar lagi keluar,"
Suasana meja makan kembali hening. Mario fokus memakan roti tawarnya sambil membuka handphone.
"Tumben, Yo, udah di sini aja." Suara papi mengalihkan atensi Mario.
Mario tersenyum lebar. "Hai, pap! Harus dong, kan mau menyambut hari yang menyenangkan." Ucapnya masih dengan senyum lebar.
Papi hanya mengangguk-angguk. "Semoga harimu beneran menyenangkan, ya!" ucap papi dengan mengepalkan tangan kanannya. Memberikan simbol semangat untuk Mario.
Sebenarnya Mario tidak tahu ia bisa sebegitu semangat dan senangnya pagi ini karena apa. Mungkin benar nanti akan ada kesenangan yang ia dapatkan. Semoga saja.
>>>>>
"Helen, papa antar, ya?"
Tanpa pikir panjang Helen langsung mengiyakan. Lumayan, menghemat ongkos bensin motornya. Bisa ia simpan untuk keperluan lain.
"Nganter Dika dulu, kan?" tanya Helen. Biasanya Dika diantar oleh papa lalu dijemput oleh mama kalau sempat. Atau kalau tidak sempat menjemput, akan diantar pulang oleh jemputan dari sekolahnya.
Papa mengangguk. "Dek, sudah? Ayo berangkat,"
Dika memasuki kotak bekalnya dan beberapa snack. Hanya ingin sekolah saja bekalnya sudah seperti ingin karya wisata. Pulangnya pukul sebelas siang lagi. Mungkin akan dibagikan ke teman-temannya. Positif thinking saja.
Setelah semuanya rapi dan siap, langsung saja mereka berpamitan ke mama dan Maudy yang belum berangkat ke tempat kerjanya masing-masing.
Saat di mobil, hanya ada ocehan Dika yang mendominasi obrolan. Papa dan Helen hanya merespon seadanya karena tidak tahu harus merespon apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complete You
FanfictionSiapa sangka perdebatan yang terjadi setiap hari antara Helen dan Mario akan mengantarkan mereka ke sebuah kisah yang akan melibatkan hati dan pikiran. Tentang rasa senang, sedih, canda tawa, kekecewaan, kebanggaan, hingga rasa yang hinggap di hati...