2

211 20 4
                                    

Di besokan hari nya Bulan berdiri tepat di depat sebuah caffe yang hanya berdiri diam ragu untuk masuk. Pada akhirnya ia memutuskan untuk masuk, namun belum sempat memegang gagang pintu pintu itu dibuka oleh gadis berambut coklat pendek.

"Wah, kamu.. Kamu yang bersama Sakura itu, bukan?"

"Eh..?"

Jadi nama laki-laki berambut setengah-setengah itu Sakura, yah?
Bulan membalas dengan anggukan dan gadis itu pun mempersilahkan Bulan masuk.
"Silakan duduk dulu, Jadi kamu baru di kota ini?" Tanya nya berjalan ke arah pantry. "Iya"
Jawab Bulan singkat dengan gagap.
Bulan duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan gadis itu.

"Apa kamu ingin memesan sesuatu? "

"Hmm.. Aku ingin kopi saja."

"Baiklah." Gadis itu pun membuat pesanan lalu gadis itu melirik ke sesuatu yang di tenteng dibelakang pelanggan nya.
"Itu yang di punggung kamu?.. "
Bulan yang menyadari gadis itu melihat ke tongkatnya dan memberi tahunya.
"Ah, ini.. Ini tongkat kayu ku"

"Apa kamu selalu membawanya? "
Tanya gadis itu memberi kopi yang Bulan pesan.
"Iya." Jawab Bulan singkat dan menyeruput kopi nya, membuat gadis itu ke heranan. "Hee~"

"omong-omong Aku belum tahu nama mu, perkenalkan nama ku Tachibana kotoha."
Ungkap Kotoha.

"Nama ku Hanamura Bulan." Ucap Bulan.
"Bulan..?" Kotoha kebingungan dengan namanya yang terdengar asing.
"Oh,itu nama Indonesia ku, Bulan yang maksud nya itu 'Tsuki'. Yah, Aku tahu nama itu terdengar aneh oleh mu.." Jelas nya sambil menggaruk pipinya nya yang tidak gatal.

"Keren! Ternyata Kamu orang baru yang berasal dari luar negeri? dan Aku baru mendengar nama itu, nama yang sangat keren tahu! Jadi cara memanggil namamu bagaimana?" Tachibana begitu bersemangat setelah mendengar nama ku.

"panggil saja Bulan atau Lan, aku tidak masalah." Jawab gagap nya.
"Kalau begitu kamu bisa memanggil ku kotoha." Ucap nya dengan senyum lebar di wajahnya.

Obrolan Bulan dan kotoha berlangsung beberapa saat, sampai lonceng dari pintu itu berbunyi dan masuk lah dua orang. Bulan dan kotoha melihat ke arah pintu dengan seorang pemuda berambut setengah-setengah, pemuda yang sama di kemari hari saat menghajar para preman.

"Apa? Ada apa, Sakura? Perut mu sakit?"

"Jadi ini toh yang namanya Sakura, kok namanya tidak sesuai untuk nya yah.. "

"Cepat turun!" Pemuda itu mengabaikan kotoha dan meminta seseorang yang ia gendong untuk turun.
"Berani-beraninya menjadikanku sebagai alat jalan."

Ternyata pemuda itu datang dengan menggendong seorang nenek di belakang nya. Nenek yang di gendong pemuda itu menoleh dan menyapa kotoha."Pagi, kotoha-chan."

"Nenek Sato? "

"Cepat turun!"
Minta laki-laki itu dengan kasar nya.

"Yaampun, sopankah begitu?" Batin Bulan menatap sweetdrop ke laki-laki itu dan kembali menyeruput kopi.

"Aku harus turun dari ketinggian ini? Kamu pikir orang tua itu apa?" Omel nenek Sato.
"Aku remukkan juga tulangmu!" Kesal laki-laki itu.
"Dasar, sungguh tidak pengertian." Nenek turun dari punggung Sakura membuatnya terkejut. "Lah! Tadi bilang punggungnya sakit sampai tidak bisa berdiri!" Kesalnya.
"Aduh, duh, sakit. Punggungku sakit sampai susah jalan." Nyengir nenek Sato sambil memegangi punggungnya. "Apanya yang sakit! Itu bisa jalan."

•Kebebasan• □□[ wind Breaker X Oc ]□□Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang