Bab 2

4.7K 291 13
                                    


Happy reading 💙💙💙💙









" Almeer Shuan Daneswara ! Cepat turun kebawah sebelum daddy yang menyeret mu keluar dari kamar "

" Ini masih pagi jangan teriak-teriak biar mama yang membujuknya "

Siapa lagi yang bisa berteriak di mansion nya sendiri kalau bukan kepala keluarga dia Azzo Nailufar Daneswara, siapa yang tak kenal dengan keluarga Azzo Nailufar Daneswara memiliki bisnis dimana-mana, dan keluarga mafia yang disegani mafia lain nya.

Tok..Tok..

" Almeer cucu oma yang paling ganteng, ayo dong sarapan biar gak telat kesekolah nya "

Setelah semua nya berkumpul dimeja makan untuk sarapan pagi dan lanjut ke aktifitas masing-masing, di ruang makan hanya yang berbunyi dendingan sendok dan garpu tak ada obrolan dimeja makan bukan tak mau tapi memang para penghuni nya yang bagaikan kulkas hanya tatapan dingin dan sikap acuh satu sama lain nya.

" Aku udahan makan nya, gak usah di antar aku mau bawa motor "

" Duduk Almeer, kamu bareng Daddy kesekolah "

" Kasih aku adek dulu baru aku mau di antar sekolah lagi "

" Almeer jaga ucapan mu ! "

" sudah...biar papa yang antar Almeer kalian selesai makan saja"

Lagi dan lagi Almeer menatap sinis daddy nya, dia tidak mau menjadi bungsu Daneswara dia mau punya adik entah daddy nya harus mendapatkan dengan cara apapun. Bahkan Abang nya pun tidak ada yang mendukung nya untuk mempunyai adik lagi, cukup Almeer sebagai bungsu Daneswara.

Sudah satu bulan Almeer bertingkah tidak seperti biasa nya, entah dari mana dia punya ide untuk punya adik lagi sedangkan mommy nya saja sudah beda alam dengan mereka.

Satu persatu anggota keluarga sudah meninggalkan mansion tinggal dua orang yang masih duduk di meja makan, hanya memikirkan omongan anak nya harus di turuti atau malah sebaliknya di diamkan saja.

" gimana menurut mama, apa aku harus menuruti permintaan Almeer? Aku masih trauma dengan kejadian sepuluh tahun yang lalu yang merenggut nyawa istri ku "

" Tunggu saja mungkin sebentar lagi Almeer akan lupa "

" Lebih baik mama yang bicara dengan Almeer, aku sudah pasrah sama permintaan nya "

Seperti biasa mansion kembali sepi setelah semua orang pergi dengan kegiatan masing-masing, hanya maid dan bodyguard yang bekerja di mansion kadang berhari-hari mention ini tampak sepi kadang juga merindukan gelak tawa dari anggota keluarga.

Pagi ini Alluca seperti biasa, kerja serabutan disekitaran pasar pagi demi bisa makan hari, meskipun tak seberapa tapi lumayan untuk hidup hari ini. Kadang juga pagi itu dia mengamen mengikuti teman lain nya.

" Dek bisa tolong bantu saya mengangkut barang ini ke mobil "

" Bisa bu.." dijawab Alluca dengan semangat dan tersenyum

Dengan tangan kecil nya dia sudah biasa untuk melakukan ini, apapun itu dia akan melakukan nya.

" Ini untuk kamu " ucap ibu nya dan memberikan uang dua lembar berwarna biru.

" Kebanyakan bu..sebentar aku kembalian saja " Alluca mengembalikan uang kertas warna biru nya dan hendak mengembalikan uang yg selembar nya lagi

" Tidak usah..itu semua untuk kamu saja "

" Wah terima kasih bu.. "

" Dimana orang tua mu dan kenapa bajumu kotor sekali? "

Alluca hanya terdiam saja dan tersenyum

AllucaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang