24

286 15 0
                                    

Bab 24 : Bisakah aku bertahan?

POV malam....

Zen telah meninggalkanku...

P'Khao mendorongku keluar dari kamar Zen dan berdiri di sana mengawasinya mengunci pintu kamar Zen dengan kunci besar dari luar. Dia bertindak seolah-olah dia menutupnya sepenuhnya, mencegah orang lain masuk.

Aku merasa seolah-olah aku sedang melamun menatap sejenak. Kakiku tetap diam saat aku menatap kunci yang terkunci, meski tidak ada yang bergerak.

Kenapa aku merasa hampa seperti ini...

Aku berjalan kembali ke kamarku, menjatuhkan tubuhku dan kepalaku yang berat ke tempat tidur. Pandanganku mengembara hingga ke langit-langit berwarna putih, kini hanya terlihat samar-samar karena tak ada cahaya di dalam ruangan.

Ruangan itu remang-remang, sama sepertiku. aku sama sekali tidak siap menghadapi kejutan seperti ini.

 aku menghabiskan sisa malam itu dengan berbaring diam, tidak melakukan apa pun. Aku tertidur beberapa kali, tapi aku selalu terbangun dengan kaget, dihadapkan pada kenyataan setiap saat.

Fakta bahwa aku masih mengira itu hanya mimpi...

Aku bangun sore keesokan harinya karena ada janji untuk menyerahkan tugas akhirku kepada dosen sebelum semester berakhir.

"Apakah kamu bahkan tidur?" Chan bertanya dengan nada datar begitu dia melihatku.

"Tidur." aku memilih jawaban yang singkat, sesuai dengan kebiasaan si penanya yang entah kapan terjerat dengannya.

"Hah, haruskah aku merasa kasihan padamu?" Dia hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya seolah dia geli.

"Mengapa?"

"Masih belum kembali dengan Zen? Seorang penggoda sepertimu seharusnya cukup pandai menenangkan seseorang, kan?"

"...Zen tidak di sini untuk menenangkanku."

"..." Chan menatap wajahku, menghilangkan keraguannya.

"Zen sudah tidak ada di asrama lagi."

"Sekarang sedang istirahat, jadi mungkin dia pulang untuk tidur. Kamu sendiri yang bilang kalau Zen itu orang rumahan."

“Tidak ada apa pun yang tersisa di ruang Zen,” ulangku, memastikan temanku mendengarnya dengan jelas.

"Kamu dicampakkan?"

"..." Aku terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya.

"Apa kamu peduli soal itu? Kamu sudah mengakhiri hubungan dengan orang lain hanya dalam satu malam," kata Chan dengan nada mengejek yang sudah kukenal dengan baik.

“Mulutmu menjadi lebih kejam. Apakah Day mengajarimu hal itu?”

"..." Chan menggeleng, terlihat kesal, sebelum kami berpisah di depan fakultas kami.

Pekerjaan terakhir telah selesai. Selanjutnya, ini akan menjadi liburan semester penuh bagi aku .

 aku kembali ke toko lagi, toko yang dulu sering aku kunjungi sehingga aku tidak kembali ke kondominium aku untuk tidur. Toko yang selalu ingin aku kunjungi kembali segera setelah kelas selesai.

Untuk bersama Zen...

Aku melirik ke tempat parkir yang kosong sebelum aku masuk ke dalam, dimana persiapan pembukaan toko mulai sibuk. P'Khao menatapku sejenak tapi tidak menyapaku.

“P'Khao, satu meja panjang malam ini,” ucapku sambil memesan meja untuk makan malam malam ini dalam rangka merayakan akhir semester bersama teman-temanku.

Tonight is Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang