[Bab 10]

835 58 3
                                    

Langsung aja, selamat membaca...

.
.
.

(Aku Menyukaimu Kak!)

Setelah beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, mereka mencoba untuk tidak mengingat kejadian itu lagi (Heheheee). Shani dan Gracia melakukan itu saat Shani sedang tidak dalam masa subur.

Pov Shani on

Shani saat ini sedang berada di kantin kampusnya bersama Feni. Mereka sedang menyantap makanan mereka masing-masing, tetapi tiba-tiba...

"Hii Shan" sapa seorang laki-laki yang nyelonong duduk di meja tempat Shani dan Feni sedang makan.

'Idih.. sok akrab.' kata hati Feni menatap tak suka orang yang menghampiri mereka.

"Shani doang nih.., hmm oke." Feni.

"Ehh.. hehe, hi Fen."

Feni memutar bola matanya malas, udah main nyelonong duduk, dirinya tidak dianggap. Memang sialan.

"Ngapain lo kesini?" tanya Shani dengan wajah datar.

"Jangan pake gue lo Shan, dan jangan datar-datar dong mukanya."

"Dih.. ngatur lo." ucap Feni.

"Gue tanya sekali lagi. Ngapain lo kesini?." tanya Shani sekali lagi dengan nada yang agak meninggi.

"Aku nanti mau ngajak kamu jalan, kamu mau?" ajak laki-laki itu, ia menatap wajah Shani sambil tersenyum.

"Maaf, gue ga mau." tolak Shani.

"Kenapa Shan?."

"Ya gue ga mau."

"Kenapa ga mau Shan?."

"Terserah gue lah."

"Ayolah Shan, nanti aku beliin es krim deh."

"Gue bilang ga ya ga!."

"Udah deh Vin, mending lu pergi aja deh." Feni mengusir laki-laki yang ia panggil Vin itu (Vino).

"Lu bisa ga sih diem Fen." ketus Vino.

"Lu bisa juga ga sih, ga usah maksa orang!" Feni tidak mau kalah, dengan sedikit menekan kata maksa orang.

Vino menghembuskan napasnya kasar, lalu beranjak dari sana. "Sok asik." cibir Feni.

"Udah, gapapa mpen. Di lanjut aja makannya." Shani menenangkan Feni yang ikut terbawa emosi.

"Gue udah ga mood, yuk cabut."

*

Sekarang sudah waktu jam pulang Shani dan Feni, Mereka berdua pulang bersama, dijemput oleh Gracia. Awalnya Gracia tidak tahu Feni akan mengajak Shani.

Sesampainya Shani dan Feni dimobil, Feni langsung membuka pintu mobil di bangku belakang, diikuti juga oleh Shani.

Gracia membalik kepalanya kearah bangku belakang "Ck, lo lama banget sih k-" ucapan Gracia terpotong karena melihat Shani yang berada di belakang juga bersama Feni.

"Gegee kangenn."

'Mulai nih' batin Feni.

"Kak Shanii, gege juga kangen banget.." Gracia hendak memeluk Shani, tetapi Feni menahan jidat Gracia.

"Stop!, gue ga tahan lihatnya." kata Feni yang masih menahan jidat Gracia.

"Iri bilang bos."

Shani yang melihat tingkah kakak dan adik itupun terkekeh.

*
*
*

Keesokan hari Shani berada dikampus lagi, tetapi kali ini Shani sedang berjalan menuju ke rooftop kampusnya. Ia pergi kesana karena Vino menyuruhnha untuk pergi ke rooftop, untuk apa Vino memanggilnya?

Setelah sampai di rooftop Shani sudah melihat Vino yang sedang memandang langit yang tidak terlalu cerah, dengan membawa setangkai bunga. Shani menghampiri Vino

"Lo mau apa lagi?" tanya Shani dengan wajah yang sangat amat datar.

Vino membalikkan badannya menghadap Shani, memegang tangan kanan Shani menggunakan tangan kirinya, lalu tangan kanan Vino bergerak mengangkat bunga ke hadapan Shani, yang sedari tadi ia bawa.

"Shani..., Will you be my girlfriend?."

Shani membulatkan matanya kaget, ia melamun lumayan lama.

"Shani?..., kenapa melamun?"

Lamunan Shani buyar karena mendengar suara Vino, Shani baru tersadar juga dari tadi tangannya di pegangi oleh Vino. Dengan cepat Shani melepas pegangan tangannya.

"Maaf, tapi gue ga bisa nerima lo."

"Kenapa Shani?."

"Gue udah punya pacar."

Vino baru mengetahui hal itu. Vino memaksa senyumnya kali ini.

"Aku bakalan nungguin kamu, sampai kamu sudah benar-benar putus sama dia Shan."

"Itu ga akan pernah terjadi. Gue udah nyaman sama dia Vin. Jadi lo ga usah nungguin gue."

"Shan... Aku cinta sama kamu."

"Maaf, tapi gue ga bisa balas perasaan lo."

Vino tersenyum kecut, "Y-yasudah, aku ga bisa maksain perasaan kamu. T-tapi aku boleh meluk kamu bentar ga?."

Shani sedari tadi merasa tidak enak kepada Vino, tanpa ia sadari, ia mengangguk.

Vino yang mendapat izin dari Shanipun langsung memeluk Shani, Shani tidak membalas pelukan itu.

Setelah itu Vino melepas pelukan mereka. Vino memberikan bunga yang sedari tadi ia bawa.

"Ini diterima ya."

"Hmm iya, thanks ya. Jadi gue udah bisa balikkan?."

"Hm iya, silahkan."

Shani berjalan pergi meninggalkan Vino sendirian disana, Shani sudah membuka pintu rooftop, lalu menutupnya kembali.

"Shan, lo nerima dia?!."

Shani terkejut mendengar suara Feni secara tiba-tiba. Shani menghadap kearah Feni.

"Mpen! lo bisa ga, ga usah ngagetin gue!"

"Hehehee, ya maap" Feni cengengesan.

"Jadi gimana??"

"Gue udah nolak dia."

"Tapi kok gue lihat lo pelukan bareng dia, terus itu lo nerima bunga dari dia." Feni menunjuk bunga yang dibawa oleh Shani.

"Emm.. ini.."

"Shan... maksud lo apa?"

"I-ini karena gue ngerasa ga enak aja sama dia, jadi gue nerima bunga yang dikasih dia."

"Terus soal pelukan tadi?"

"S-soal itu, karena gue juga kasihan."

"Apaan sih Shan, lo kok gugup gitu?"

"Gapapa."

"Pokoknya lo harus cerita lebih lengkap sama gue, gue ga mau salah paham duluan. Yuk, ke kelas."

Shani mau tak mau menuruti Feni.

.
.
.
.
.
.
.

Yoo guys...

Gimana nih ceritanya masih seru ngga??

Oh ya author pengen promosi akun tiktok nihh hehehee... @tyariish_

Difollow yaa..

Terimakasih sudah menyempatkan untuk membaca cerita yang ga jelas inii.

Oke jangan lupa vote shengkuu...

Aku Menyukai Mu Kak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang