9. Demam

16 5 1
                                    


Ada yang nungguin cerita aku ga ya...
Aku harap masih ada :))

🍒🍒🍒

"Aku memang tidak beruntung soal ayah,
tapi aku sangat beruntung perihal ibu"
Yafyla Azelliya Kinanti

....

...

..

.

Hujan telah reda, hanya saja rintik gerimis masih turun membasahi bumi. Kini Azel terbaring dikasur kamarnya dengan keadaan demam dan menggigil kedinginan.

"Aduh... kepalaku pusing sekalii"
"ibu... tubuh Azel dingin..."
"Tuhann mengapa tubuh Azel rasanya sakit semua..."

Begitulah rintih Azel didalam selimutnya.
Kondisi rumah sangat sepi, Alma belum pulang begitu juga dengan Rio.
Hanya ada Azel sendiri di rumah itu.

//4 jam kemudian//

Terdengar suara sepedha memasuki halaman rumah. Ya.... Alma sudah pulang, didepan rumah Alma merasa heran karena kondisi rumah yang sangat gelap, lampu-lampu tidak ada yang dinyalakan.

Dengan tergesa-gesa Alma membuka pintu lalu masuk kedalam rumah, Alma menuju saklar lampu kemudian menyalakannya.

Rasa panik dan khawatir terlintas dibenak pikir Alma, ada banyak pertanyaan yang terpikir saat itu,  pertama kali kejadian ini terjadi, tidak biasanya Azel lupa menyalakan lampu.
Alama berjalan menuju kamar Azel.

Ceklek....

Pintu kamar terbuka.
Gelap... itu yang Alma lihat, Alma menyalakan lampu kamar Azel, sayup-sayup Alma mendengar icauan Azel.

"Ibu... Azel dingin"

Dengan khawatir Alma mendekati ranjang milik Azel.

"Nakk kamu kenapa sayang..."

Panik Alma kala mendapati tubuh anaknya yang terasa begitu panas, Alma menyadari bahwa Azel saat ini demam tinggi.

Alma mengelus surai rambut hitam milik Azel, seraya bertanya.

" Azel  sayang... sudah makan?"

"Azel ga nafsu makan ibu...
Kepala Azel pusingg" _jawab Azel lirih.

"Tadi hujan-hujanan ya??"

Azel menjawabnya hanya dengan menggeleng kepala.

"benarkah?? sepertinya anak ibu berbohong"

Azel terdiam sejenak ketika mendengar ibunya berkata seperti itu, kemudian Azel mengangguk pelan, memang Alma tidak bisa dibohongi.

"Astaghfirullah.... Zell kenapa sampai kehujanannn" _beo Alma

"Ya sudah ibu, ambilkan makan dan obat dulu"

🍒🍒🍒

Azel sudah makan disuapi ibunya dan juga sudah minum obat. Kini ia tertidur pulas dengan Alma yang sibuk mengompres agar demam Azel cepat reda.

Rio sudah pulang dari kerjanya, ia juga diberitau Alma jika Azel sedang demam tinggi, tetapi Rio tidak perduli sama sekali, Alma juga sudah memaksa Rio untuk mengantarkan Azel berobat. Tapi hal itu justru membuat Rio marah dan meninggalkan rumah entah pergi kemana.

***

Bahkan sampai larut malam Alma masih terus mengompres Azel tanpa rasa lelah.
Sebenarnya Alma tau jika Azel tadi tidak pergi kerja kelompok, akan tetapi Azel pergi jualan di jalan dan di pantai.

Kenapa Alma bisa tau?? Karena Alma tak sengaja melihat Azel berada di pantai sambil teriak-teriak jualan aksesoris. Bahkan Alma tau, tujuan Azel jualan adalah untuk membelikan hadiah ayahnya.

Alma mengusap-usap rambut Azel sambil merenungi nasib anaknya itu, disaat teman-teman seusianya mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, ia harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan hal tersebut.

"Azel... Maafkan ibu ya nak, karena ibu belum bisa membahagiakan mu"
Ucap Alma dengan mencium wajah Azel, setelah itu ikut tidur di sampingnya.


Aku tau yang baca ceritaku tak begitu banyak, Tapi Aku mau bilang makasih buat kalian yang masih mau baca cerita ini💗

Tinggalkan jejak kalian yaa
Jangan lupa Vote!

See you next chapter 👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Azelliya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang