Umemiya Hajime, puncak Furin itu mengerutkan kening tidak puas. Setelah menatap sekeliling sekali lagi dan tetap tidak menemukan remaja berambut dwiwarna hitam putih yang dia cari membuatnya beralih menatap Hiragi. "Di mana Sakura?"
"Kami berpisah area, tapi harusnya dia dan kelompoknya itu memang sudah kembali," ujar Hiragi.
Umemiya mengangguk sambil menepuk tangannya, senyum lebarnya terbit. "Baiklah! Semuanya, kerja bagus untuk patroli kota kali ini, terima kasih, ya! Kalian bisa beristirahat!"
"Siap!"
Puluhan orang yang sudah berpatroli berdasarkan kelompok lima orang itu akhirnya bubar dan kembali ke kelas masing-masing, kecuali Umemiya dan Hiragi. Mereka tetap di halaman depan sekolah Furin, menunggu sisa kelompok yang belum kembali.
Hanya satu kelompok kelas satu lagi sebenarnya, mereka adalah Sakura Haruka (kesayangannya), Nirei Akihiko, Suo Hayato, Kiryu Mitsuki, dan juga Ren Kaji dari kelas dua yang diminta untuk mengawasi mereka.
Mereka terlambat dua puluh menit dari waktu yang sudah ditentukan.
Ponsel lipat Hiragi berbunyi, dia bergegas melihatnya dan ternyata Nirei menelepon.
"Hallo?"
"H-HALLO KAK HIRAGI!"
"Ada apa, Nirei? Mengapa kalian belum kembali--"
"KAK HIRAGI INI GAWAT, SANGAT GAWAT!"
"Apa yang terjadi? Nirei, bicara dengan tenang!"
Umemiya segera mendekat dan Hiragi me-loadspeaker ponselnya agar Umemiya mendengar. Dia segera bertanya. "Nirei, apa yang terjadi?"
"KAK UMEMIYA! KAMI BERPATROLI SAMPAI PERBATASAN KOTA-- P-POKOKNYA SAAT INI KAMI SEDANG BERTARUNG DENGAN KELOMPOK ANEH, DAN SAKURA BERUBAH!"
Bahu Umemiya menjadi tegang mendengar nama Sakura disebut, dia merebut ponsel itu sambil melangkah cepat. Hiragi segera mengikutinya.
"Apa maksudmu berubah, Nirei? Apa Sakura terluka? Kirimkan lokasinya sekarang juga agar aku bisa ke sana."
"SAKURA TUMBUH EKOR DAN TELINGA KUCING! TAPI TIDAK TERLUKA, DIA SEDANG MENGAMUK! AAAAAKH SAKURA SUDAH CUKUP! KAK KAJI HENTIKAN SAKURA!"
Informasi itu sudah cukup, Umemiya mematikan telepon dan dia melihat pesan baru. Nirei mengirimkan sebuah lokasi, itu cukup jauh dari sekolah Furin, tapi dia harus datang ke sana dengan cepat.
Hiragi menerima ponselnya kembali, melirik ekspresi wajah gelap Umemiya. "Kita bisa sampai ke sana dengan cepat menggunakan motor. Ayo, pergi ke rumahku dulu untuk mengambil motor."
"Ya."
_____________________
Lokasi yang mereka datangi memang perbatasan kota, atau mungkin pelosok kota. Sebuah pabrik kosong yang ditinggalkan dan di halaman depannya sudah ada belasan orang yang tergeletak pingsan, dengan Suo yang berdiri di tengah-tengah mereka tanpa luka ataupun goresan sedikitpun.
Umemiya dan Hiragi segera berlari mendekat, Suo juga melihat mereka.
"Kak Umemiya, Kak Hiragi. Yang lainnya masih di dalam," ujar Suo. Wajah kalem yang biasanya tersenyum itu sekarang tampak lebih dingin dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tail and Ears
FantasyIn a short time Umemiya fell deeply in love ... Especially when Sakura has a tail and cat ears--