Siapa sangka ketika pulang Umemiya dan Kotoha akan dihadapkan dengan seisi ruang tengah yang berantakan.
Futon yang digelar di depan tv dengan tumpahan susu di atasnya, bantal sofa yang terlempar ke mana-mana, jejak kaki basah, dan juga tumpahan keripik kentang di samping sofa.
Kotoha mengintip keadaan rumah dan bergumam, "Wow. Tidak salah lagi, ini ulah kucing."
"Sakura? Aku pulang." Umemiya memanggil karena dia tidak melihat sosok manusia setengah kucing itu di ruang tengah.
Kotoha juga ikut masuk. "Sakuraa, aku membawakan omurice! Keluarlah."
Duk!
"Aw!"
Suara Sakura yang terantuk sesuatu membuat Umemiya segera mengedarkan pandangan. Suaranya di atas-- ya, benar, di atas lemari lebih tepatnya.
Sakura duduk di atas lemari dengan wajah memerah, pasti tidak mengira aksinya akan ketahuan. Umemiya tidak tahu sudah berapa kali dia terkejut hari ini, jadi dia segera mendekat tanpa banyak berpikir.
"Kenapa kamu ada di sana? Bagaimana caramu naik??" tanya Umemiya sambil mengulurkan kedua tangannya ke atas.
Sakura menunjukkan sebuah bola yang dia pegang, lalu berujar, "Aku tidak sengaja melemparnya terlalu tinggi dan tersangkut di sini, aku mengambilnya sendiri."
Umemiya bahkan tidak ingat dia memiliki bola kecil itu. "Di sana berdebu, Sakura. Ayo turun, ya?"
Sakura menurunkan kedua kakinya terlebih dahulu, yang tidak disangka-sangka tidak terbungkus celana panjang yang tadi Umemiya pasangkan-- alias dia tidak pakai celana!
Sepasang kaki putih mulus menjuntai di depan wajahnya dan Umemiya menerima pukulan di belakang kepala dari Kotoha.
"Bersihkan isi kepalamu itu," desisnya ketus.
"AKU TIDAK BERPIKIR KOTOR, OKE?!" balasnya kesal.
Kotoha memutar bola matanya. "Turunkan Sakura dengan hati-hati, aku akan siapkan omuricenya di meja makan."
"Ya, ya. Terima kasih."
Pandangan Umemiya beralih pada Sakura lagi, lalu tersenyum teduh. "Ayo, aku akan memegangmu. Jangan takut."
Sakura mendelik, "siapa yang takut?!"
Kedua tangan Umemiya sangat kuat, beban tubuh Sakura tidak ada apa-apanya. Dia tangkap dengan lembut hingga Sakura berpegangan erat di lehernya, kemudian menahan bagian bawah tubuhnya dengan sebelah tangan. Berdebu karena pantatnya duduk di permukaan atas lemari, jadi Umemiya menepuk-nepuknya pelan.
Sakura berjengit sedikit sambil memeluk lehernya lebih erat.
Padahal tadi susah payah Umemiya mandikan hingga bersih, tapi sekarang dia berdebu lagi. Umemiya memeluknya dengan sayang meski diam-diam menghela napas.
'kucing ini ...'
Sakura masih digendong, dia bisa merasakan kedua tangan besar Umemiya sekarang menopang pantatnya. Uh, oh ... Tangannya besar hingga pipi pantatnya muat dalam genggaman.
"Sakura, kenapa celananya di lepas?" tanya Umemiya sambil membawanya melangkah.
"E-ekornya sakit, aku tidak nyaman," jawab Sakura sambil menyembunyikan seluruh wajah di bahu Umemiya.
"Oh, kalau begitu kita perlu lubangi semua celanamu mulai besok," gumam Umemiya sambil mengangguk paham.
"Aku mau makan omurice!" Sakura tiba-tiba berontak ingin turun ketika melihat meja makan yang sedang disiapkan Kotoha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tail and Ears
FantasyIn a short time Umemiya fell deeply in love ... Especially when Sakura has a tail and cat ears--