Hadiah impian untuk ulang tahunku

44 18 15
                                    

Sementara itu di kamar lainnya, TJ sedang asyik menonton video. "Halo, Alexander Radjah. Apakah kau sedang tidur?" tanya Denny sambil merasa gelisah. "Tidak, Denny Dinga Dawa. Sekarang aku belum tidur" jawab Alexander sambil lelah. "Tolong, Alexander Radjah. Sekarang aku butuh bantuanmu" jawab Denny sambil gelisah. "Baiklah, Denny Dinga Dawa. Apakah yang terjadi?" tanya Alexander sambil heran. "Baiklah, Alexander Radjah. Nanti aku akan bercerita" jawab Denny sambil merasa resah. "Baiklah, Alexander Radjah. Sekarang aku menjemputmu" kata Alexander sambil heran. Seketika itu juga, TJ pergi keluar.

Sementara itu di sebuah kamar, Alfredo sedang duduk sendirian. "Halo, Alexander Radjah. Apakah kau sedang tidur?" tanya Denny sambil merasa gelisah. "Tidak, Denny Dinga Dawa. Sekarang aku belum tidur" jawab Alexander sambil lelah. "Tolong, Alexander Radjah. Sekarang aku butuh bantuanmu" jawab Denny sambil gelisah. "Baiklah, Denny Dinga Dawa. Apakah yang terjadi?" tanya Alexander sambil heran. "Baiklah, Alexander Radjah. Nanti aku akan bercerita" jawab Denny sambil merasa resah. "Baiklah, Alexander Radjah. Sekarang aku menjemputmu" kata Alexander sambil heran. Seketika itu juga, Alfredo keluar.

Sementara itu di ruang tengah, TJ sedang merasa terkejut. "Astaga, mama tersayang. Apakah yang sedang terjadi?" tanya TJ sambil terbelalak. "Baiklah, anakku TJ sayang. Sekarang bantu papa Alex" jawab Victoria sambil menangis. "Astaga, papa Alex Radjah. Apakah yang sedang terjadi?" tanya TJ sambil terbelalak. "Baiklah, anakku TJ sayang. Sekarang opa Denny pulang" kata Victoria sambil terkejut. "Baiklah, mama tersayang. Apakah tugas-tugas untukku?" tanya TJ sambil terkejut. "Entahlah, anakku TJ sayang. Sekarang aku jemput opa Denny" kata Alexander sambil gelisah. "Tidak perlu, anakku TJ sayang. Siapkan kamar opa Denny" kata Victoria sambil berbisik-bisik. Seketika itu juga, TJ patuh.

Sementara itu di depan kamar, Edward sedang asyik merokok. "Baiklah, Alfredo Banderas. Sebaiknya kau ikut bersamaku" kata Edward sambil merokok. "Baiklah, tuan Edward. Sebaiknya aku ikut denganmu" kata Alfredo sambil mengantuk. "Tenang saja, Alfredo Banderas. Tidak perlu takut denganku" kata Edward sambil merokok. "Baiklah, Alfaro Banderas. Sebaiknya kau berpakaian" jawab Edward sambil meminta. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Berbicaralah dengan jujur" kata Alfredo sambil mengantuk berat. Seketika itu juga, mereka berbicara tentang sosok William.

Sementara itu di kamar lainnya, TJ sedang asyik menonton video. "Baiklah, Alfredo Banderas. Sebaiknya kau ikut bersamaku" kata Edward sambil merokok. "Baiklah, tuan Edward. Sebaiknya aku ikut denganmu" kata Alfredo sambil mengantuk. "Tenang saja, Alfredo Banderas. Tidak perlu takut denganku" kata Edward sambil merokok. "Baiklah, Alfaro Banderas. Sebaiknya kau berpakaian" jawab Edward sambil meminta. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Berbicaralah dengan jujur" kata Alfredo sambil mengantuk berat. Seketika itu juga, TJ puas.

Sementara itu di jalan raya, Alexander bertemu Denny. "Halo, Alexander Radjah. Akhirnya kau datang" kata Denny sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Denny Dinga Dawa. Bagaimana dengan dirimu?" tanya Alexander sambil heran. "Tidak, Alexander Radjah. Anak-anakku ikut mamanya" jawab Denny sambil murung. "Baiklah, Denny Dinga Dawa. Aku bersedih" kata Alexander. "Baiklah, Alexander Radjah. Saatnya kita pergi" kata Denny. "Baiklah, Denny Dinga Dawa. Saatnya kita pergi" kata Alexander sambil menguap. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di rumahnya, Edward sedang asyik bercerita. "Baiklah, Alfredo Banderas. Terima kasih banyak" kata Edward sambil tersenyum. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Aku sudah lelah" kata Alfredo. "Jangan, Alfredo Banderas. Sebaiknya tunggu dulu" kata Edward sambil ikut berdiri. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Sekarang sudah larut malam" kata Alfredo sambil menguap. "Baiklah, Alfredo Banderas. Terima hadiah dariku" kata Edward sambil tersenyum lebar. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Terima kasih banyak" kata Alfredo sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Edward pergi.

Sementara itu di kamar lainnya, TJ sedang asyik menonton video.
Sementara itu di kamar lainnya, "Baiklah, Alfredo Banderas. Terima kasih banyak" kata Edward sambil tersenyum. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Aku sudah lelah" kata Alfredo. "Jangan, Alfredo Banderas. Sebaiknya tunggu dulu" kata Edward sambil ikut berdiri. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Sekarang sudah larut malam" kata Alfredo sambil menguap. "Baiklah, Alfredo Banderas. Terima hadiah dariku" kata Edward sambil tersenyum lebar. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Terima kasih banyak" kata Alfredo sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, TJ puas.

Sementara itu di kamar lainnya, William sedang mendengarkan. "Baiklah, Alfredo Banderas. Terima kasih banyak" kata Edward sambil tersenyum. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Aku sudah lelah" kata Alfredo. "Jangan, Alfredo Banderas. Sebaiknya tunggu dulu" kata Edward sambil ikut berdiri. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Sekarang sudah larut malam" kata Alfredo sambil menguap. "Baiklah, Alfredo Banderas. Terima hadiah dariku" kata Edward sambil tersenyum lebar. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Terima kasih banyak" kata Alfredo sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, William puas.

Sementara itu di ruang tengah, Victoria sedang mendengarkan. "Baiklah, Alfredo Banderas. Terima kasih banyak" kata Edward sambil tersenyum. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Aku sudah lelah" kata Alfredo. "Jangan, Alfredo Banderas. Sebaiknya tunggu dulu" kata Edward sambil ikut berdiri. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Sekarang sudah larut malam" kata Alfredo sambil menguap. "Baiklah, Alfredo Banderas. Terima hadiah dariku" kata Edward sambil tersenyum lebar. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Terima kasih banyak" kata Alfredo sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Victoria puas.

Sementara itu di jalan raya, Alexander bertemu Denny. "Halo, Alexander Radjah. Akhirnya kau datang" kata Denny sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Denny Dinga Dawa. Bagaimana dengan dirimu?" tanya Alexander sambil heran. "Tidak, Alexander Radjah. Anak-anakku ikut mamanya" jawab Denny sambil murung. "Baiklah, Denny Dinga Dawa. Aku bersedih" kata Alexander. "Baiklah, Alexander Radjah. Saatnya kita pergi" kata Denny. "Baiklah, Denny Dinga Dawa. Saatnya kita pergi" kata Alexander sambil menguap. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di rumahnya, William dan Alfredo berduaan. "Astaga, tuan Alfredo Banderas. Apakah aku mengganggu?" tanya William sambil mendekat. "Tidak, William Simanjuntak. Rasanya aku ingin tidur" jawab Alfredo sambil merasa lunglai. "Baiklah, tuan Alfredo Banderas. Bagaimana jika aku temani?" tanya William sambil berbisik. "Tidak, William Simanjuntak. Sepertinya kau sibuk" jawab Alfredo sambil menolak halus. "Tidak, tuan Alfredo Banderas. Biarkan aku menemanimu" kata William sambil memeluk. Seketika itu juga, Alfredo pasrah.

The BloodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang