Di tengah debu yang berterbangan dan panasnya matahari di Padang pasir Radiator Springs.
Lightning McQueen, sang legenda balap yang telah memenangkan banyak kejuaraan bergengsi sepanjang musim, dan Jackson Storm, bintang baru yang sombong sekaligus pemecah rekor terbanyak sebagai pendatang.
Keduanya berkendara beriringan ke lap balapan Radiator Spring untuk berlatih.
McQueen telah mengambil tantangan yang tidak biasa, yaitu melatih musuhnya sendiri.
"Di mana lapnya? Kau bilang akan melatihku." Tanya Storm karena tidak melihat lap aspal sama sekali semenjak McQueen membawanya.
"Tidak ada aspal, jika kau ingin di latih oleh ku. Kau harus mengikuti caraku." McQueen mulai memposisikan dirinya di garis start yang hanya terbuat dari untaian tali dan pitline yang terbuat dari tumpukan kotak jerami di sepanjang lap berpasir.
Bukannya mengikuti McQueen, Jakson Storm justru tertawa remeh dengan cara mengajar McQueen.
"Hahaha, jangan bercanda. Di mana-mana balapan di lakukan di lap aspal, bukan jalanan berpasir. Tidak akan ada gunanya kau mengajariku."
McQueen menghela nafas melihat sikap tidak sopan Jakson Storm terhadap dirinya yang merupakan senior. Tapi McQueen tidak begitu heran karena ia seperti melihat dirinya yang dulu sebelum mengenal Doc Hudson.
"Storm, aku tahu kau cepat, tapi kecepatan bukanlah segalanya. Di sini, di tempat Doc Hudson melatihku, kita belajar tentang kekuatan sejati."
Storm, dengan smirk di wajahnya kembali mengejek.
"Ha! Padang pasir ini? Aku bisa melaju kencang tanpa harus bermain-main. Kau ingin bertaruh?" Tantang Jackson Storm.
McQueen, tersenyum tenang, dia sudah menduga jawabnya.
"Kita lihat nanti."
Kedua mobil itu kini sama-sama berada di garis Start. McQueen juga meminta Mater datang untuk menyaksikan pertandingan 1 lap untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu.
"McQueen, kau tidak perlu memaksakan diri. Aku khawatir mesin tuamu akan panas jika beradu mesin denganku." Sombong Jackson Storm merasa yakin kemenangan ada di depan mata sebelum ia mumulai.
"Jangan khawatir, ini hanya 1 lap." Balas McQueen.
Mater berada di pinggir memegang bendera putih.
"3, 2, 1!!! Mulai!!!" Teriak Mater memulai pertandingan.
Storm melaju cepat meninggalkan McQueen di belakangnya. Membuat pasir berterbangan dan menghalangi jarak pandang McQueen.
"Kau lihat itu! Kecepatan adalah segalanya!! Hahaha." Storm dengan penuh percaya diri melaju kencang di atas pasir. Baginya ini sangat mudah.
Tapi itu hanya permulaan, ketika rute yang Jakson Storm lewat memasuki area berliku-liku, ia kesulitan untuk berbelok dan mengendalikan arah bannya.
Tanpa di duga dari arah belakang, McQueen memimpin Storm melewati jalur berliku di padang pasir, meninggalkan jejak ban yang berputar-putar.
Storm tertinggal jauh di belakang, kecepatannya tidak berguna di medan yang menuntut lebih dari sekadar gas dan rem.
Strom tidak mau kalah, ia memaksakan diri melaju di jalanan berliku. Namun tindakan Strom justru membuat keluar dari lap.
"Uwaaaaaa!!!!" Roda ban Storm tidak terkendali dan terus melaju meski ia berusaha mengerem, hingga akhirnya ia jatuh ke lubang besar yang di penuhi pohon kaktus.
"Ugh, itu pasti menyakitkan." Komentar McQueen melihat dari atas lubang dengan wajah puas. Anak itu akhirnya mendapat balasannya.
"Mater, derek dia ke toko Guido dan Luigi. Kita akan mengganti bannya." Pinta McQueen pada mater yang sudah berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Race [Lightning McQueen X Jackson Storm]
Fiksi PenggemarJackson Storm yang selama ini menjadi musuh sekaligus pesaing tiba-tiba datang ke radiator Spring untuk menganggu McQueen. Akankah kedua musuh ini menjadi akur? Peringatan! Ini ada konten BL, harap skip jika konten ini tidak sesuai dengan minat an...