42

749 99 27
                                    

Setelah menyelesaikan urusannya, Seokjin terduduk lemas di atas closet yang tertutup. Ini pertama kalinya ia melakukan hal seperti ini, dan rasanya sungguh tidak bisa di percaya.

"Bocah itu membuatku jadi orang mesum," gumam Seokjin dengan napas yang masih terengah engah.

"Hahh aku sangat merindukan lubang sempit dan ketatnya yang sangat nikmat itu," gumam Seokjin lagi, sebuah seringai muncul di wajah tampannya.



*****



Pukul 6 petang, Seokjin baru tiba di rumahnya, begitu masuk ke dalam rumah ia langsung di sambut oleh Jungkook.

"Hyungie~" Jungkook berlari menghampiri Seokjin, menabrakkan tubuhnya padanya dan memeluknya erat.

Untungnya pertahanan Seokjin kuat, hingga mereka tidak sampai jatuh, hanya terdorong ke belakang sedikit karena tabrakan Jungkook.

"Kenapa hyung malah pulang malam, sudah aku katakan jangan pulang malam," ucap Jungkook dengan suara yang teredam karena wajahnya terbenam di dada Seokjin.

"Ini masih sore bocah," balas Seokjin dengan nada datarnya.

"Ini malam!"

"Sore menjelang malam."

"Kalau aku bilang malam ya malam!"

"Iya iya bocah, terserahmu saja."

Jungkook melonggarkan pelukannya, ia mendongak untuk menatap Seokjin, "Ayo jalan jalan," ajaknya dengan bibir yang mengerucut.

"Makan dulu, baru kita pergi," ucap Seokjin dengan raut wajah datarnya.

"Kalau makan dulu nanti aku kenyang," ucap Jungkook masih dengan bibir yang mengerucut.

Chup

Seokjin mengecup sekilas bibir Jungkook membuat Jungkook seketika terdiam karena terkejut dengan aksi Seokjin yang tiba tiba itu.

"Aku punya sesuatu untukmu," ucap Seokjin masih dengan raut wajah dan nada datarnya.

"Sesuatu untukku? Apa itu?" tanya Jungkook penasaran.

Seokjin melepas pelukan Jungkook padanya, ia juga menjauhkan sedikit tubuh Jungkook darinya. Setelah itu ia pun mengeluarkan sebuket bunga yang tadi di belinya saat dalam perjalanan pulang.

Jungkook terkejut tentunya, tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi lagi, matanya yang membulat menatap Seokjin tak percaya.

"Untukmu, maaf tadi aku membuatmu marah saat chattingan," ucap Seokjin sambil menyodorkan buket bunga itu pada Jungkook, namun tidak ada respon apapun dari Jungkook.

"Apa kamu tidak menyukainya? Apa ini jelek? Seleraku tidak bagus ternyata, maaf," Seokjin menarik kembali buket bunganya dan hendak menyembunyikannya lagi, namun Jungkook menahannya.

"Tidak tidak, aku menyukainya, sangat sangat menyukainya, sungguh, aku tadi hanya terkejut," ucap Jungkook dengan cepat agar Seokjin tidak salah paham dengan keterdiamannya tadi.

Senyum tipis mengembang pada wajah Seokjin, "Syukurlah kalau kamu menyukainya," ucapnya dengan nada yang mulai melembut.

Jungkook mengambil alih buket bunga itu dari Seokjin, lalu ia menatapinya, dan tak terasa air matanya mengalir begitu saja pada wajahnya membuat Seokjin yang melihatnya jadi panik dan khawatir.

"Kenapa menangis? Ada apa? Bukankah tadi kamu bilang menyukainya? Apa sekarang terlihat jeleknya?" tanya Seokjin.

"Hyungie...hiks hyungie..."

"Ya, kenapa? Ada apa? Katakan padaku, kenapa kamu menangis?"

Jungkook tidak menjawab, ia kembali berhambur memeluk Seokjin dengan erat dan menangis di dadanya.

Until I Make You Mine [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang