Bagian 04 : D-Day

367 58 10
                                    

KKN : Kuliah Kerja Nyatanya

KKN, Kuliah Kerja Nyatanya ... ajang pencarian jodoh berkedok kegiatan pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dalam jangka waktu tertentu.

—————»[]«—————

selamat membaca, yaoo!

•••

.
.
.

Pada hari Senin ku turut Leo ke desa
Naik mobil istimewa ku duduk di depan
Ku duduk samping pak supir yang sedang bekerja
Mengendarai mobil supaya baik jalannya, Oy ~

Tatitut titatitut titatitut, Tatitut titatitul titatut

"SUARA NATHAN KAYAK KUDA!?" sentak Ricel yang tingkat kekesalannya telah mencapai ubun-ubun.

Hey, bagaimana Ricel atau bahkan seisi mobil tidak kesal, Nathan dan mulutnya yang tidak bisa diam itu sudah hampir 30 menit tidak berhenti bernyanyi berbagai macam lagu yang ia ganti liriknya sesuka hati dengan suara yang amat sangat tidak ramah di pendengaran.

Jika boleh jujur, Ricel akan menyuarakan dengan lantang kalau suara Fizi ketika menyanyikan lagu 'Cinta' terasa lebih baik dibanding dengan suara Nathan ketika bernyanyi sepanjang mereka berkendara menuju lokasi KKN.

Ah, ya, tidak terasa hari penerjunan telah tiba. Setelah melewati kemelut ributnya menyusun proposal program kerja, riwehnya berbelanja berbagai perabotan hingga kebutuhan hidup, kini akhirnya mereka sampai juga pada hari dimana mereka memulai perjuangan berikutnya.

Meninjau lokasi KKN mereka yang cukup jauh, maka setelah upacara pelepasan tadi pagi mereka memilih untuk pergi ke lokasi pada hari yang sama pula, berbeda dengan kelompok lainnya yang mengikuti jadwal, yaitu keesokan harinya. Karena itu pula, keberangkatan mereka hari ini tidak didampingi sang DPL yang akan mengikut pada esok hari, sesuai jadwal.

Berbeda dengan saat mereka melakukan observasi dimana kendaraan yang mereka gunakan adalah motor demi alasan efisiensi waktu, kali ini mereka memilih mobil sebagai kendaraan menuju desa KKN dengan alasan agar tidak panas, ada tempat parkir aman, dan karena ada banyak barang yang harus mereka bawa.

Empat mobil berbeda jenis yang merupakan iring-iringan kelompok empat itu tampak ikut memadati jalan raya menuju daerah Bandung siang ini, dimana sebut saja mobil A — berisi Leo, Nathan, Iyo, Kiran dan Ricel, mobil B — berisi Renja, Sam, Caca, Lia dan Jessi, mobil C — berisi Haje, Ferdi, Haidar, Naya dan Shena, dan mobil D — mobil bak terbuka yang mereka sewa untuk mengangkut perabotan.

Kelompok berisi banyak kepala, tentu saja barang bawaannya tak kalah banyak juga.

Kondisi mobil A, mobil yang dikendarai Leo masih belum kondusif, dimana Nathan yang sudah disentak Ricel tadi bukannya diam malah semakin menjadi-jadi.

"Senangnya dalam hati, masuk kelompok empat ... Serasa segala-galanya, mudah diidaapaaattt ~"

"Begini nih gambaran orang-orangan sawah dikasih nyawa." Iyo berkata sambil menggelengkan kepala.

Ditempatnya, Nathan tersenyum lebar, dalam otaknya tengah memikirkan lagu apa lagi yang harus ia nyanyikan, "Jika—"

"Nathan, kayaknya kamu harus berhenti, sebelum kepalan tangan Ricel mendarat di muka kamu." Kiran berkata setengah tersenyum memandang kedua tangan Ricel tengah terkepal seolah bersiap mendaratkan pukulannya pada wajah menyebalkan Nathan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KKN : Kuliah Kerja NyatanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang