entre

6.7K 816 82
                                    

"Aku membunuh ayah kandungku.

Begitu kata rumor yang tersebar hanya dua hari setelah kematiannya.

Aku tidak terlalu memusingkannya. Tanpa bukti nyata, kasak-kusuk mereka cuma omong kosong belaka.

Dan lagipula, sejak awal, dengan laki-laki keparat itu aku hanya punya dua pilihan; dia yang mengakhiriku, atau aku yang mengakhirinya lebih dulu.

Aku tidak berduka, sebab daripada musibah, kematiannya lebih terasa seperti anugerah.

Kematiannya mengantarku pada gadis itu.

Gadis yang tidak boleh dimiliki siapapun, kecuali olehku."

—Jason Limanjaya

---


"Laki-laki itu sampah.

Seperti itulah kesimpulan yang kutarik setelah menjalani serentetan hubungan yang semuanya berakhir mengecewakan.

Dibohongi, diselingkuhi, diporoti, dipukuli; kemalangan-kemalangan itu sudah kualami selama menjalin kasih.

Karenanya, aku memutuskan tidak peduli.

Aku tidak peduli sekalipun aku menikah dengan pembunuh.

Aku tidak peduli sekalipun keluargaku memandang keluarganya sebagai musuh.

Hingga kemudian, aku tersadar kalau perasaannya padaku jauh lebih dalam dari yang aku perkirakan.

Bahwa demi aku, dia bersedia melakukan apapun.

Bahkan menodai tangannya dengan darah.

Dan anehnya, aku tidak keberatan."

—Karina Setiadi



---

a/n: 

this story will be started soon in June wkwkwk 

see ya ;)

Collateral DamageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang