05

53 7 3
                                    

Puncak pesta akhirnya tiba
di atas balkon tertinggi
sudah berdiri raja ratu
kaisar dan permaisuri
beserta putri mahkota
dengan gaun kebesaran
berwarna merah dan
hitam sangat indah
berdiri anggun di apit
kedua orang tuanya
melambaikan tangan ke
arah bawah di mana
rakyat berkerumun ingin
melihat dari dekat wajah
tuan putri yang konon
kata orang cantik jelita
melampaui dewi surgawi.

Lan bersaudara yang
tadi terpisah akhirnya
bertemu di depan kedai
yang sedikit sepi.

Keduanya ikut berdiri
di depan untuk melihat
acara pelepasan lampion
dan kembang api
sekaligus ingin melihat
wajah wajah penghuni
istana dari jarak lumayan
dekat meski hanya dalam
jarak pandang 100 meter.
tidak boleh mendekat
lebih dari jarak itu
menurut peraturan yang
tertulis disana.

Semua patuh meski hanya
bisa melihat dari kejauhan
mereka sangat senang bisa
memasuki halaman istana
yang di buka untuk umum
satu hari penuh.

Alun alun istana juga
berada 500 meter dari
gerbang depan istana.

Lan zhan menatap
ke arah balkon istana
dia bisa melihat keluarga
istana berkumpul semua
disana meski kurang suka
berada di tengah tengah
keramaian namun dia
juga ingin melihat pesta
lampion dia menyukainya
setiap tahun selalu datang
bersama sang kakak dan
pamannya.

Melihat putri dalam
balutan gaun indah meski
tidak bisa melihat wajah
itu dengan jelas namun dia
senang bisa melihat putri
cantik itu jauh di atas sana.

Raja melepaskan lampion
pertama disusul kaisar dan
permaisuri beserta ratu
dan sang putri kemudian
seluruh penjuru istana
melepaskan lampion
sehingga seluruh area itu
tertutup dengan lentera
yang berterbangan disusul
pesta kembang api yang
menghiasi malam hari itu.

Di bawah sana lan zhan
merapatkan kedua tangan
menutup mata berdoa
dengan tulus.

"Selamat ulang tahun
Wei Ying, selamat ulang
tahun yang mulia tuan
putri Hua xian, semoga
kalian berdua selalu di
limpahi kesehatan dan
berumur panjang.."

Lan zhan menutup doanya
menatap langit yang penuh
lampion berterbangan di
bawa angin dengan
kembang api bersinar
terang mewarnai langit
malam sangat indah.



Dua bulan kemudian
Hua xian terlihat berjalan
menyelinap bersama para
tamu rombongan petani
yang baru bertemu raja
di istana lewat utusan
mentri karena raja sedang
berpergian bersama
panglima Jun Wu.

Dia keluar merapat
di sela sela gerobak besar
yang mengantar hasil
panen sebagai hadiah
karena telah membantu
mereka dengan membuat
saluran irigasi sehingga
para petani tidak lagi
mengalami kesulitan air
untuk lahan mereka.

Sempat tertidur sekejab
tidak tahu jika gerobak
yang di tumpanginya
sudah jauh meninggalkan
istana dia melihat keluar
gerobak sudah berhenti
di sebuah kedai kecil.

Melompat keluar dan
kembali berjalan untuk
melihat apakah ada anak
anak yang seumuran
dengan nya.

Berlari kecil dengan
perasaan senang dia
bersenandung dengan
suara merdunya sambil
sekali kali melompat
seperti kelinci merasa
sangat puas bisa berada
di luar istana.

Tangannya mengambil
sebuah batu melemparkan
kedalam air ketika berada
di sebuah sungai dekat
perkampungan lebih tepat
lahan peternakan milik
warga di depannya
terbentang sungai kecil
yang sangat jernih

Lan Huan yang sedang
beristirahat sehabis
memberi makan dan
minum hewan ternaknya
bersandar di bawah pohon
matahari cukup cerah di
jam sepuluh pagi.

Love And Tears..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang