chapter 10

853 51 15
                                    

"jangan membiarkan rasa amarah menguasai diri lu. karena saat rasa amarah itu menguasai lu, secara tidak sadar lu akan melukai orang orang yang berada di dekat lu, dan membutakan lu akan kebenaran. jangan sampai lu menyesal di kemudian hari"











angin berhembus menerpa pepohonan, menerbangkan daun yang berada di salah satu rating. daun itu terbang mengikuti arah angin berhembus.

seorang remaja sedang duduk di pinggir sebuah danau. manik merah terangnya menatap lulus ke depan. walaupun terlihat dingin tapi terpancar kebencian yang mendalam dari manik merah terangnya.

"Kenapa dia kembali?!"teriak Halilintar sembari melempar batu ke dalam danau untuk melampiaskan rasa amarahnya.

"kenapa gue harus memiliki kembaran sepertinya?!"teriak Halilintar

"Kenapa dia gak mati saja?"ucap Halilintar

"dasar berbawa sial!. gue benci dia sampai kapanpun!. gue benci dia!"teriak Halilintar sekeras kerasnya

seorang remaja melihat Halilintar yang terus menerus melempar batu sembari berteriak teriak. manik coklat keemasan nya terlihat berputar malas.

"lu seperti orang gila" ucapnya.

Halilintar langsung menoleh ke sumber suara. gigi giginya saling bergerak berlawanan arah, tangan yang memegang batu semakin elat. dia terlihat tidak suka atas keberadaan remaja itu.

"apa yang lu lakukan di sini?"tanya Halilintar

Gempa bersandar ke batang pohon. "melihat orang gila"jawabnya.

karena geram Halilintar melemparkan batu itu ke arah Gempa. dan tepat mengenai keningnya, bisa saja gempa menghindar tapi kali ini dia mau melihat apa reaksi sang sulung.

sementara di posisi Halilintar, dia terdiam melihat kening Gempa yang mulai mengalirkan cairan merah. tangannya bergerak maju seakan mau membantu Gempa tapi halilintar menahannya.

karena perasaan aneh yang muncul dalam dirinya, Halilintar memilih meniggalkan Gempa. dia berlari kencang menjauh dari gempa .

sementara Gempa tersenyum tipis melihat kepergian Halilintar. ini akan sangat berat untuk mengembalikan diri Halilintar ke dirinya yang dulu.

helaan nafas panjang keluar dari remaja pemilik manik coklat keemasan itu.

Gempa hanya memiliki dua cara yaitu bicara baik baik atau cara kasar. mungkin dia bisa meminta bantuan Taufan untuk bicara dengan Halilintar, secara mereka dulu dekat tertimbang dirinya. kalau menggunakan cara kasar kemungkinan Halilintar akan menerima lupa kecil.

kalau keduanya gagal, hanya keajaiban yang bisa menyadarkan halilintar. semoga tidak terjadi.

Fang dan Glacier yang melihat Gempa pun berjalan mendekatinya. mereka kaget melihat kening Gempa yang terluka.

"lu kepada gem?"tanya glacier

"gue terbentur pohon"jawab Gempa

"lu ada ada aja. masa pohon diam lu tabrak"ucap Fang.

mereka bertiga duduk di pinggir danau. melihat matahari terbit sebelum berangkat ke sekolahan.

"kali ini biar gue yang ngurus"ucap Gempa

"lu yakin?"tanya Fang

"dia saudara gue. gue tahu apa yang dia inginkan"ucap Gempa

"terserah lu aja gem"ucap Fang

Glacier mengambil keripik kentang dari tas ranselnya lalu menawarkan nya ke dua sahabat nya. "kita gak berangkat ini?"tanyanya

"nanti saja"jawab Gempa

Mengembalikan Ikatan Persaudaraan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang