chapter 2

1.1K 65 3
                                    

sudut pandang gempa

perkenalkan nama ku Boboiboy gempa orang sering panggil ku dengan sebutan gempa atau gem, kakak ketiga dari tujuh bersaudara. ini hanya sekedar cerita ku yang tidak berarti.

di hari yang sama dengan hari ini kami kehilangan orang yang berharga bagi kami, ibu kami. karena sebuah kecelakaan yang aku sebut adalah karena ulah ku. dan lebih buruk nya adalah berubahnya sifat saudara ku.

aku masih mengingat awal dari semua ini.

SEPULUH TAHUN YANG LALU

aku lagi lagi merasa sakit yang sama di dadaku. aku segera mengambil obat ku di laci meja dan meminum nya.

saat aku berbalik aku melihat solar berdiri di belakang ku. aku tidak sadar bahwa solar berada di belakang ku, melihat apa yang aku lakukan.

"kak gemgem sakit?"tanya nya khawatir

"gemgem hanya pusing saja solar"jawab ku dengan tersenyum

"kak ayo main ke taman kota"ajak solar

aku bingung mau menjawab apa. ibu bilang jangan keluar rumah, tapi aku lihat wajah solar yang berharap membuat ku tidak kega.

"ayo"ucap ku

aku tau aku akan di marahi ibu nanti, tapi tidak apa-apa yang terpenting sekarang solar bahagia.

"AYO!"teriak solar bahagia

saat tipa di taman kota solar langsung bermain, aku duduk di bangku mengawasi solar bermain. setelah solar puas bermain kami pulang ke rumah dengan melewati jalan raya.

tapi saat kami baru sampai di tengah jalan raya ada mobil melaju kencang ke arah kami. secara refleks aku memeluk solar erat, melindungi nya dari benturan keras yang akan segera kami dapatkan. aku tidak perduli jika aku harus mati sekarang.

di saat aku bersiap akan mati aku merasakan tubuh kami berdua di dorong ke depan. dan terdengar suara benturan keras dan teriakan beberapa orang.

aku melihat solar yang pingsan di perlukan ku karena kaget, beruntung aku sempat menukar posisi dengan solar jadi punggung ku yang bertabrakan dengan aspal.

aku menakat kepala ku ke depan untuk melihat apa yang terjadi. banyak sekali orang di sana, tapi bisa aku lihat ada seorang wanita berbaring lemah dengan darah yang keluar dari seluruh tubuh nya.

mata ku membulat sempurna saat tahu siapa wanita itu, wanita..... itu.... adalah........ibu ku.

aku berusaha berdiri tapi aku kembali jatuh. seakan tubuh ku tidak memiliki tulang. jadi nya aku menarik tubuh ku mengunakan tangan. akhir nya aku berhasil sampai di dekat ibu ku. dan ibu ku melihat ke arah ku dengan tatapan sedih. tangan nya yang dingin mengusap wajah ku sebelum mengambil sesuatu di kantong bajunya.

"gempa..... sayang..... berjanji...lah.... dengan ibu.....bahwa gempa..... akan membuat........ saudara gempa....... tersenyum b - ba..... bahagia"ucap ibu ku sambil mengalungkan sebuah kalung di leher ku.

"jaga.....ini... dengan...baik"ucap ibu

"Bu jangan banyak bicara"ucap ku

tapi ibu seolah tuli

"dan jaga..... saudara mu..... gempa......ibu sayang.... kalian ...... semua "ucap ibu sebelum menebuskan napas terakhir nya

dan padangan ku mulai kabur dan belahan menjadi gelap semua nya.

Mengembalikan Ikatan Persaudaraan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang