02

191 16 2
                                    

"Bagaimana hari ini, dek?"

"Biasa saja."

Sasuke melirik anaknya dengan alis terangkat.
Jelas bingung dengan tingkah anaknya yang mendadak sangat pendiam dan beberapa kali terdengar menghela napas panjang.

Kawaki memang pendiam. Tapi tidak separah ini.

"Apa ada sesuatu yang menganggumu? Atau kamu marah karena Ibu tidak memberikan ijin main?"

"Keduanya." Jawabnya seadanya. Matanya sedari tadi hanya sibuk melihat kearah jalan. Sama sekali tidak melirik kearah ibu nya saat pertama kali memasuki mobil.

Sasuke hanya menghela napas. Membiarkan suasana hening sampai mereka tiba di apartemen sederhana yang mereka tinggali.

"Kiwi ingin Ibu masakan apa untuk makan malam nanti?"

"Apa saja." Jawabnya sebelum menghilang dibalik pintu.

"Dasar anak muda jaman sekarang!" Gerutu Sasuke sembari menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

"Bu, kalau yang ini bagaimana cara mengerjakannya?" Kawaki menyodorkan buku tugas nya kearah Sasuke yang sedang mengoreksi tugas murid nya.

Sehabis makan malam, keduanya memang selalu duduk diruang tengah, ntah untuk menemani Kawaki mengerjakan tugas, mengoreksi tugas murid Sasuke atau hanya untuk sekedar menonton tv bersama.

Kebiasaan seperti itu berlangsung ketika Kawaki tidak sengaja melihat ibunya mengerjakan pekerjaannya sendirian sampai larut malam, hanya ditemani suara tv, dan coklat panas. Pasti ibunya sangat kesepian, pikir Kawaki waktu itu. Awalnya dia menemani ibunya dengan beralasan tidak mengerti tugas yang diberikan gurunya, dan akhirnya menjadi kebiasaan sampai sekarang. Dan nilai plusnya dia selalu mengerjakan tugas rumahnya, tidak perlu berangkat pagi hanya untuk menyalin tugas teman kelasnya.

Dan lagi Kawaki hanya tidak ingin ibunya merasa kesepian. Apa lagi mereka hanya tinggal berdua. Ntah dimana Ayah brengseknya. Jadi selagi dia bisa, Kawaki akan menemani ibunya agar ibunya tidak merasakan kesepian.

"Uzumaki Naruto, ace andalan kita semua, kembali membuat Yankess menjadi juara satu musim ini!"

Keduanya, Kawaki dan Sasuke dengan cepat melihat kearah televisi yang sedang menyiarkan berita tentang keberhasilan Uzumaki Naruto. Professional baseball yang saat ini berada di klub Yankess Amerika.

"Cih!"

Sasuke menoleh kearah Kawaki. Menatapnya heran. Biasanya anaknya akan sangat senang jika mendengar berita tentang keberhasilan Uzumaki Naruto, tapi saat ini, anaknya terlihat sangat tidak suka dengan sang idola.

"Ada apa?"

"Tidak ada." Katanya sembari menganti chanel tv.

"Biasanya kau sangat antusias jika mendengar berita tentang Uzumaki Naruto?"

"Tidak lagi!"

Ada apa ini?

Bahkan Kawaki sampai meninggalkan klub baseball di sekolahnya. Padahal anak itu sangat menyukai baseball.

"Ibu dengar, kamu ikut klub basket sekarang?"

"Mhm." Gumamnya tidak jelas. Masih sibuk mencari acara tv yang menurutnya seru. "Hanya bertahan seminggu."

"Ada apa? Bukankah cita-citamu ingin bertanding di kousien?"

"Tidak lagi, Bu."

"Aku tiba-tiba tidak tertarik dengan klub olahraga. Sepertinya aku akan lebih giat belajar dan menjadi guru sepertimu."

Sasuke menatap heran anaknya.

Ada yang tidak benar.

Walaupun Sasuke seorang guru, tapi Kawaki sangat malas belajar. Prinsip anak itu yang penting naik kelas. Peringkat kelas tidak penting untuknya. Dan Sasuke tidak pernah mempermasalahkannya. Dia tau potensi anaknya bukan dibidang akademi, jadi dia tidak terlalu ambil pusing.

Lagi pula nilai anaknya diluar akademi sangat bagus, bahkan pelatih Tomioka sangat yakin jika tahun ini Seido akan masuk Kousien dengan Kawaki menjadi Ace. Dan Pelatih Tomioka juga sudah memperkirakan jika kemampuan Kawaki akan dilirik klub professional saat mereka berhasil masuk kousien. Namun apalah daya, anak itu malah mengundurkan diri secara tiba-tiba.

"Sudah waktunya tidur. Lebih baik kau pergi tidur. Ibu tau jika pikiranmu sedang tidak pada tempatnya." Katanya sembari memeriksa kembali tugas muridnya. "Oh, pelatih Tomioka berpesan pada Ibu, jika kau ingin kembali, maka selalu ada ruang untukmu di baseball."

Kawaki berdiri dari duduknya. Dia menatap pada tv yang ada didepannya. Tiba-tiba perutnya mual saat melihat Uzumaki Naruto yang sedang tersenyum bahagia di depan kamera.

"Tidak akan. Selamat malam, Bu."

Tbc

Things Better Left UnsaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang