06

71 11 0
                                    

"Bagaimana, Suigetsu? Kau sudah mendapatkan apa yang aku minta?"

"Tentu, boss." Suigetsu menyerahkan amplop berwarna putih yang sedari tadi ia pegang saat memasuki apartemen milik Naruto.

Dia memperhatikan setiap sisi dari apartemen mewah milik Naruto yang terlihat begitu sepi. Dia sangsi jika istri dan anak bos nya ini mengatahui jika Ayah mereka memiliki apartemen mewah di konoha.

Semenjak kepulangannya dari Amerika, Naruto memang lebih sering tinggal di apartemennya, dan jarang pulang kerumah utama maupun rumahnya dengan Hinata. Suigetsu tidak mengerti mengapa boss nya seakan tidak ingin berdekatan dengan mereka. Saat di Amerika saja, Naruto lebih sering tinggal di asrama atlet dari pada bersama istri dan anaknya.

"Jadi benar."

Suigetsu melihat Boss nya yang sedang membaca isi dari amplop yang dia bawa tadi.

Dia sendiri tidak tahu mengapa Naruto memintanya untuk melakukan tes DNA dengan salah satu bocah dari SMA Seido.

Apa jangan-jangan boss nya memilki anak dari wanita lain?

Itu adalah kemungkinan terbesar. Karena sudah seminggu ini Boss nya terlihat seperti penguntit. Mengunjugi Seido dengan alasan bertemu Kakashi, lalu sore hingga malam dia akan berdiam diri didalam mobil sembari melihat apartemen sederhana dipinggiran Konoha. Ntah apa yang membuatnya seperti itu.

"Kau boleh pergi, Suigetsu."

Suigetsu mengangguk. Tanpa di perintah dua kali dia langsung meninggalkan Naruto yang bersandar disofa.

Sepertinya bossnya membutuhkan waktu sendiri.

"Sialan! Mengapa aku tidak menyadarinya saat itu." Naruto mengerang frustasi.

________

"Tunggu sebentar!"

Sasuke berjalan kearah pintu dengan menggerutu.

Niatnya akan tidur karena sedang tidak enak badan, malah ada yang bertamu di pagi pagi seperti ini.

"Ada apㅡ" Sasuke menghentikan ucapannya saat melihat Uzumaki Naruto berdiri didepannya.

Uzumaki Brengsek Naruto ngapain disini?!

"Kita perlu bicara."

"Tidak adaㅡ"

Mendorong pelan Sasuke, Naruto masuk keartemen milik Sasuke dan menutup pintunya.

"Aku bisa melaporkanmu pada polisi, kau tahu itu?!"

"Menagapa kau tidak memberitahuku jika kau hamil saat itu?" Naruto memberikan surat hasil tes Dna kepada Sasuke, jelas dia mengabaikan ancaman Sasuke

Mengambil lalu membaca isi suratnya. Sasuke terkesiap karena Naruto sebegitu niatnya dengan semua ini.

Jelas ini sudah berlalu belasan tahun dan Dia dengan Istrinya sudah memiliki dua anak! Untuk apa Naruto melakukan semua ini.

"Lupakan saja! Lagi pula aku dan Kawaki tidak membutuhkanmu."

Naruto menatap marah kearah Sasuke. Dia tau dia sudah memiliki keluarga dan hubungan mereka sudah berakhir sangat lama. Namun dia juga tidak mengerti mengapa Sasuke merahasiakan hal seperti ini darinya. Lagipula perpisahan mereka hanya dari sebelah pihak. Sampai saat ini Naruto tidak tahu apa alasan Sasuke meninggalkannya.

"Mengapa kau merahasiakan kehamilanmu saat itu, Sasuke?! Ini bukan sekedar kau membutuhkanku atau tidak! Tapi aku juga perlu tahu jika aku ternyata memiliki anak diluar sana! Sial! Aku muak sekali denganmu!''

Kedua tangannya mengepal. Ingin sekali dia meninju wanita yang berada di hadapannya ini. Sungguh dia sangat kesal dengan kenyataan yang diterimanya baru-baru ini.

Tidak.

Dia tidak kesal karena dia mempunyai anak dari Sasuke.

Naruto malah senang. Itu adalah impiannya. Membangun keluarga dengan Sasuke.

Tapi mengetahui jika dia satu-satunya yang terlihat sangat bodoh disini benar-benar membuatnya muak.

Dia tidak tahu jika Sasuke berada di Konoha, padahal dia menyewa orang untuk mencari Sasuke di seluruh penjuru jepang.

Mungkin Kakashi terlibat, Naruto sempat menanyakan soal Sasuke kepada Kakashi, namun gurunya itu berkata jika dia tidak mengetahui apapun.

Lalu sekarang, Kawaki adalah anaknya dengan Sasuke.

Dia baru mengetahuinya saat Kawaki berumur 15tahun. Yang benar saja!

"Lupakan saja, Naruto. Kau sudah memiliki keluarga sendiri. Aku dan Kawaki hidup bahagia. Jika kau ingin bertemu dengannya aku tidak akan menghalangimu mulai sekarang."

"Persetan, Sasuke! Sejak awal kaulah pengantin wanitaku. Aku tidak akan menikah dengannya jika kau tidak pergi saat itu."

"Akuㅡ"

"Tidak, Sasuke. Dengarkan aku," Naruto menangkup pipi Sasuke. Menatap dalam mata seindah malam itu seakan memberitahunya jika dia bersungguh-sungguh dengan perkataannya.

"Kita bisa memulainya dari awal. Tahun depan kontrakku habis dan aku tidak akan perpanjang kontrakku di Amerika. Mungkin aku akan pensiun menjadi atlet dan hidup biasa denganmu dan anak kitaㅡ"

Naruto membekap mulut Sasuke saat dirasa wanita itu akan melayangkan protes. "Aku memiliki tabungan dan bisnis. Kau tidak perlu khawatir tentang keuangan kita nantinya walaupun aku sudah pensiun. Aku juga akan menceraikan Hinata."

"Naruto, menjadi atlet baseball adalah cita-citamu, kau tidak harus melakukan itu. Dan Hinata, kedua anakmu juga membutuhkan sosok ayah."

"Anakku hanyalah Boruto dan Kawaki."

"Apa maksudmu, Naruto?"

"Kita akan membicarakan soal itu nanti. Yang terpenting. Kembalilah padaku."

Sasuke menunduk.

Dia sudah sejauh ini.

Dia tidak mungkin menyerah segampang ini.

Tapi hatinya tidak bisa bohong.

Dia mencintai Naruto.

Sasuke menginginkan Naruto.

Haruskah dia egois untuk saat ini?

"Sasukeㅡ" Ucapannya terhenti saat merasakan Sasuke menciumnya. Bibir mereka hanya menempel sebelum akhirnya Naruto menarik pinggang Sasuke dan memperdalam pangutan mereka.

Dia merindukan wanitanya.

Tidak peduli dengan karir dan keluarga.

Dia menginginkan keluarganya sendiri saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Things Better Left UnsaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang