PROLOG

255 25 4
                                    


ONCE, WISE MAN SAID, "UNIVERSE CURRENCY IS NOT MONEY. BUT ENERGY". Bahkan ada yang pernah berkata, bahwa sesungguhnya, semua yang terjadi di alam semesta adalah pertukaran energi. "Energy exchange", begitulah katanya. Dan konon, keahlian terpenting seorang manusia adalah mendireksikan dan memanipulasi energinya untuk memanifestasikan segala hal yang diinginkan—seperti energi feminin (yin) dan maskulin (yang).

Entah hanya kebetulan ataukah memang takdir... pagi ini, Anggun bermimpi tentang memiliki energi maskulin yang sangat besar. Iya, dia punya tubuh seorang pria. Tapi dia tak ingat bagaimana rupa laki-laki itu. Honestly, she doesn't even remember why she's here...ketika Anggun membuka mata, yang dia lihat adalah langit-langit kamar hotelnya. Anehnya, saat dia mengerjapkan mata dan mengedarkan pandang ke sekeliling, Anggun malah melihat ransel, koper, dan barang travel lain yang tak ia kenal berserakan di meja, sofa, dan kasur sebelahnya.

Secara naluriah, Anggun bangun dan duduk di Kasur sambil mengucek mata. Tubuhnya entah mengapa terasa lebih berat. Yah iya, sih, berat badannya 75 kilo. Untuk seorang perempuan dengan tinggi 163 cm, beratnya jauh dari ideal. Bahkan tergolong obesitas I. Tapi masa iya cuma gara-gara semalam makan di atas jam dua belas tiba-tiba berat badannya naik 10 kilogram?

Merasa tak bernapas normal, Anggun baru sadar sesuatu mengganjal lubang hidungnya. Ternyata ada tisu menyumbat. Buat apa dan kapan dia menyumpal hidungnya dengan tisu? Kantuknya seketika sirna kala melihat ada banyak noda darah pada helai tisu bekas itu.

WHAT HAPPENED TO ME?

Panik, Anggun beranjak menuju kamar mandi. Dia mendorong pintu toilet dan tiba-tiba mendengar rintihan. Disusul dengan penampakan perempuan bertubuh bongsor yang sedang tertidur di bathtub....

"Aaaaaaa!!!!!" Seolah penampakan itu tak cukup mengejutkan, Anggun makin kaget ketika menyadari teriakan dari mulutnya terdengar maskulin. Apa lagi saat matanya tak sengaja teralihkan ke cermin westafel, tepat di depannya... Dia malah melihat seorang laki-laki yang paling dia benci, tengah berdiri di lantai di mana seharusnya dia sedang berpijak. Teriakan Anggun pun makin melengking. "AAAAAAA!!!!!!" Teriakan jantannya sukses membangunkan perempuan yang tertidur di bathtub.

Dengan panik dan mata setengah terpejam, cewek itu sigap mendudukan tubuh di bathtub. Dia menggaruk-garuk kepala beringas seraya menoleh ke belakang. Pandangannya beradu dengan Anggun yang masih berdiri terperanjat di ambang pintu kamar mandi. Sontak, perempuan di bathtub ikut terkejut. "AAAAAAAAAAAAA!!!!" Dia ternganga hebat.

"Aaaaaaaa!!!!!" Ini Anggun, yang baru saja ke kamar mandi dengan tubuh barunya, tubuh seorang laki-laki.

"AAAAAAAAA!!!" Dan ini juga Anggun, yang baru saja terbangun di bathtub. Well... setidaknya, dia tampak seperti Anggun. Karena tentu saja, dia adalah Dava.

Teriakan keduanya menggelegar dahsyat di kamar mandi, bagai paduan suara pembuka opera Yunani yang dikonduktori oleh malaikat maut. Sedangkan wajah mereka sama-sama pucat pasi, seolah darah mereka habis tersedot ke dalam pusaran momen penuh kejut ini.

Mereka sama-sama terperangah, hingga terlambat mereka sadari, bahwa masing-masing dari mereka hampir setengah telanjang dan hanya mengenakan pakaian dalam.

Quid Pro QuoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang