ADA LEBIH DARI 4.000 AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG BISA DIPELUK OLEH SESEORANG DI DUNIA INI. Namun, di antara banyaknya agama yang bisa dipilih, dan meskipun di KTP-nya Dava masuk ke dalam salah satu agama terbesar di Indonesia yang telah diakui perundang-undangan, Dava tak pernah menganggapnya sebagai suatu ibadah yang perlu ditunaikan.
Some contracts are a mere formality. Bagi Dava, hal serupa berlaku pada agama, hanyalah sebuah formalitas. He even called it as a protocol. Protokol untuk bisa lolos meregistrasikan kekayaannya, termasuk mengeklaim seluruh hak-hak sebagai WNI di Tanah Air yang mewajibkan penduduknya memeluk satu agama.
Dava juga tidak pernah percaya dengan hal-hal kasat mata. Call him "spiritual atheist" if you liked. Karena Dava adalah seorang pemegang prinsip seculer humanism sejati. Karl Max telah menjabarkan value-value yang Dava pegang selama tiga puluh dua tahun kehidupannya dengan sangat baik. Bahwa manusia bisa memilih keputusannya dengan tetap bersikap etis dan bermoral bahkan tanpa agama atau mempercayai adanya Tuhan.
Lagipula, dengan mempercayai agama, bisa memberinya apa? Apa memeluk agama bisa memberinya akses VVIP ke restoran dan makan 3x sehari di restoran dengan chef berbintang Michelin? Does religion give him a brand new Mercedez-Benz? A sudden surprise holiday trip to 10 country and 7 continents? Apakah agama juga bisa membelikannya villa & hotel di Maldives, Bali, dan Pulau Komodo yang ROI-nya sangat menggiurkan di tahun 2035? Atau bisakah agama membuat semua wanita cantik di dunia ini bertekuk lutut padanya dan menyusulinya di kasur?
Oh, right! Religions and all spiritual counselors even clamp down on those life luxuries! Dava berpikir dalam hati dan tertawa getir. Jangankan mendapatkan semua itu, agama bahkan konon menganjurkan kesederhanaan, agar pemeluknya tak menyukai keglamoran dan harta benda yang menyebabkan kenikmatan duniawi. So, what the point of having religion? Kalau ternyata pada akhirnya melarangnya untuk bersenang-senang dan menjadi dirinya sendiri? Iya, jadi diri sendiri! Seperti dirinya.
Adakah yang tahu agama apa yang bisa mewujudkan semua keinginan Dava? Memperbolehkan kenikmatan fana yang mengijinkan Dava jadi diri sendiri?
Yes, it's a religion called MONEY!
Agama UANG! Agama yang seharusnya diresmikan oleh seluruh pemerintah dunia. Agama, yang kalau benar-benar diresmikan sebagai sebuah agama yang sah, maka kitabnya pastilah kumpulan mata uang dari seluruh dunia yang kemudian dijilid pakai kawat spiral dan diberi kover berjudul "alkitab". Agama yang menurut Dava adalah agama UNIVERSAL. Itulah agama uang.
Karena terlepas dari apapun agama dan keyakinan seseorang, tidak ada manusia di muka bumi yang tidak butuh uang. That white collar guy you saw in Sudirman, working his 9-to-5 job that he actually hate the most? Butuh uang. That rich "koko-koko" you see yesterday in Ciputra neighbourhood with expensive Lamborghini car and Bvulgari shirt? Itu apalagi, lebih butuh uang untuk mempertahankan life-stylenya. And those high class women, which beautifully captured on your feeds with all her friends? Jangan tanya, dari ujung kepala hingga ujung kaki biaya perawatan per tahunnya bisa jadi mengalahkan APBD kota-kota besar.
See? U-A-N-G! Money could serve you almost anything. EVERYTHING.
Bagi Dava, di dunia ini, cuma 2 jenis orang yang bilang tidak butuh uang. Pertama, yang sudah pernah pergi ke nirwana, mencicipi indahnya semesta tanpa perlu bertransaksi dengan uang sebagai mediasinya. And perhaps, never coming back to earth, alias sudah mati. Kecuali mati suri. Kedua, yang munafik! Yeah, underline this exact word : Munafik. Just like her sister.
Tapi.... bukan berarti karena Dava mengusulkan uang sebagai agama yang sah mengartikan Dava budak uang. No-no-no-no.... "You are lost in translation, man." Ini jawaban Dava kalau ada yang salah paham dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quid Pro Quo
RomanceMirror...Mirror on the wall, who is the fairest of them all? Dan... Sim salabim! Avracadavra! Dava melirik wajahnya di cermin. NO-FUCKING-WAYYY!!! Seharusnya Dava senang karena di pembuluh darahnya tak ada lagi monster bernama LEU-fucKEng-MIA, peles...