Page 2

379 38 4
                                    

Pernah tidak sih saat kau membayangkan hari-hari yang kau jalani berjalan begitu lancar kelewat lancar malah dan tepat disatu sisi kau merasa curiga sambil bertanya-tanya.

Apa nih kok mulus kali tidak biasanya?

Lalu ditengah momen itu sesuai firasat hal buruk tiba-tiba saja datang tanpa diduga.

Seperti sekarang misalnya Rowen yang baru saja memulai acara belajar pangeran ketiga tahu-tahu dikejutkan oleh tamu tak di undang sekali lagi tak di undang.

Kenapa pria sialan ini ada disini sih? Maki Rowen dalam hati.

Disana Vahit De Astoria berdiri tak jauh darinya lengkap dengan aura bangsawan terhormat.

"Tidak biasanya paman kesini ada apa?"

Paman? Batin Rowen mengerutkan alis.

Pangeran ketiga Gemma Von Zaura bertanya di kursinya penuh wibawa.

Ah dia mengerti sekarang mereka masih satu kerabat pikir Rowen memandang interaksi keduanya,maklum untuk seseorang yang mendadak isekai serta minimnya informasi ia jelas tidak tahu hubungan keduanya.

Lagipula siapa sih yang tidak kebingungan jika dihadapkan kejadian yang ia alami ini.

"Saya ada urusan dengan Yang Mulia Raja Pangeran jadi,saya mampir kesini sebentar." Ucap Vahit menoleh sekilas kearah Rowena.

Sementara yang ditatap memalingkan pandangan dengan wajah datar.

"Kalau begitu pergilah tak baik membuat ayah menunggu paman." Senyum Pangeran ketiga kemudian. "Serta terima kasih atas kunjungannya," balasnya santai.

"Tidak masalah kalau begitu saya pergi dulu." Jawab Vahit.

Namun sebelum pria itu berbalik sepenuhnya Gemma ditempatnya menyela kembali.

"Paman."

"Ya, ada apa Pangeran?"

Hening ada beberapa menit terlewat suasana disekitar terasa sepi Rowen hanya terdiam tidak berniat mengganggu,sementara Vahit yang masih berdiri disana menunggu dengan sabar.

Lama berselang Gemma si empu pemanggil mengeratkan genggaman lantas kemudian menggeleng.

"Tidak bukan apa-apa."

"Baik Pangeran." Lalu pria itu pergi diikuti beberapa pasukannya dibelakang.

Hawa dingin masih terasa pagi itu gemerisik daun-daun bersentuhan,kicau burung terdengar samar-samar selepas kepergian Grand Duke—Rowen masih mengunci bibir tak bersuara.

Ia tahu sudah saatnya memulai pelajaran tapi meski demikian ia sadar ini bukan waktu yang tepat—ia tak tahu persis masalahnya namun kendati begitu ia jelas mengerti apa arti dari ekspresi Pangeran ketiga.

Kesedihan.

Dan selagi tugasnya untuk membuat anak itu tidak merasa di asingkan ia tidak akan bertindak melewati batas.

Yeah toh ini cuma pendekatan diri ia juga tak perlu repot-repot menyampaikan materi sekarang.

"Apa kau ditugaskan oleh ayah?" Buka Gemma dengan sebuah pertanyaan.

Menunduk memberi hormat Rowen membalas tenang. "Benar Pangeran."

"Siapa namamu?" Ucap Gemma.

"Izinkan saya memperkenalkan diri Pangeran, nama saya Rowena Von Alegra saya ditugaskan sebagai pengajar pribadi anda mulai hari ini."

Sang Pangeran yang mendengar sesi perkenalannya bisu sejenak mengetuk meja beberapa kali seraya memposisikan pandangan jauh kedepan Pangeran kembali berujar.

SupernumeraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang