Page 6

62 14 1
                                    

Kesialan memang sangat menyukainya ya? Entah dosa apa yang ia lakukan dimasa lalu.entah berapa kali nasib apes menimpanya.dia tak tahu lagi atau karena ia hanya seorang npc bukan karakter utama? Jadi jalan yang ia tempuh dipersulit sedemikian rupa,ah terserahlah.

Menyadari dirinya tertangkap basah.Rowen hanya bisa mati kutu di tempat.

"Siapa kau?"

Satu pertanyaan itu keluar membuat Rowen yang dalam kurungan pria itu terdiam.saraf di tubuhnya mendadak kaku tidak bisa ia gerakkan semestinya.bibirnya keluh dengan wajah yang tertoleh ke samping enggan menanggapi entitas asing yang ada dihadapan.

Sedangkan si pria yang melempar tanya.masih dengan kedua tangan yang memerangkap ruang gerak Rowena,mengernyit dengan tatapan sinis—ia berdecak untuk kemudian meraih dagu Rowena guna menatap kearahnya.

Pandangan keduanya beradu,kini sepasang mata itu menatap dirinya sepenuhnya.

Rowen dengan wajah yang tertutupi topeng tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.saking kagetnya ia tidak sadar seseorang yang ada didekatnya ternyata orang yang paling ingin ia hindari.

Sementara pria yang satunya dengan raut kebingungan merasakan sesuatu yang familiar.

Mata yang berwarna zamrud itu ... dimana aku melihatnya? Benak pria itu.

Rowen yang masih terkaget segera merubah ekspresinya.tak lupa keringat dingin mengalir deras di pelipisnya.serupa patung ia bergeming ditempat seraya memaki di dalam hati.

Brengsek! Bisa tidak sekali saja biarkan aku tenang? Juga dari sekian orang kenapa aku harus bertemu pria ini lagi! Batin Rowen menjerit frustrasi.

Vahit De Astoria sang protagonis utama kini persis didepannya melihatnya dengan raut tak bersahabat.

Tamatlah riwayatku.benaknya menangis.

Menyingkirkan topeng yang melekat diwajah tanpa banyak bicara.Vahit membuang benda itu cepat menilik siapa orang dibaliknya.

Lalu kemudian.

Vahit sukses terkejut meski tak kentara.mengatup bibir—dalam heningnya ia tak menyangka akan bertemu sosok yang menjadi penyebab suasana hatinya buruk belakangan ini.

"Kau— tidak Tuan Rowena apa yang Anda lakukan disini?" Tanya Vahit.

Ahaha mati aku.

"I-itu ..." Rowen diposisinya lantas tergagap tak tahu alasan macam apa yang akan ia berikan.

"Itu apa?" Sahut Vahit tak sabaran.

"Aku ..."

"Paman?"

Namun atensi Vahit teralih mendapati seseorang memanggilnya ia lantas menoleh.

"Pangeran?" Sahut Vahit.

Disana pangeran ketiga menatap keduanya dengan alis terangkat naik, memasang ekspresi bingung ia berujar.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Berpangku tangan ia melirik aneh.bagaimana pun pemandangan keduanya terlihat ambigu di kedua matanya.

Seperti Vahit yang tengah menyentuh wajah Rowena dengan jarak yang terbilang dekat beserta tangan lainnya yang bersandar di dinding.sementara Rowena dengan bibir setengah terbuka, disertai wajah yang memerah pun satu tangannya bertengger di dada sang paman.

Seolah-olah keduanya berada dalam suatu hubungan.

Hubungan yang ...

Begitulah situasi yang ditangkap oleh pangeran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SupernumeraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang