chapter : 20💐

58 6 1
                                    

Happy Reading🥀
*
*
*
*
*
*
*
*

Malam harinya dikediaman mansion devan, yang kini ada keluarga mala dan rakha. Sejak sore tadi devan tidak pernah keluar dari kamarnya karna oma dan oppanya tau kalau mereka gak suka sama devan, yang berarti benci secara tiba-tiba...

Padahal Clara dan Kayla menyetujui pernikahan dira dan devan, melihat devan dengan tulus seakan-akan devan cucu mereka sendiri, tapi mengapa disaat sekarang baru membencinya. Kenapa tidak dari awal nikah saja?

Dira yang melihat suaminya tidak keluar kamar sejak sore ia langsung bertanya pada Kayla dan Clara mengapa mereka berdua tidak menyukai devan..

Dira berjalan menuju rooftop mansion yang disana ada Kayla dan Clara.

"Oma" panggil dira

"Eh cucu oma, ngapain keluar kamar malem malem gak baik tau buat ibu hamil" jelas Kayla

Dira menggubris pertanyaan dari Kayla tadi ia memilih ke pembicaraan langsung, daripada basa-basi..

"Aku mau nanya boleh gak" tanya dira

Kedua wanita berparuh baya itu mengerutkan kening nya.

"Boleh"

"Oma kenapa gak suka sama suami dira? Apa akhlak nya jelek? Ketua geng?" tanya dira bertubi-tubi

"Waduh gimana ya, gini. Oma gak mau kamu kenapa napa apalagi devan itu Ketua black demun pasti musuh mereka incar kamu" jelas Clara

"Tapi gak gini juga caranya oma, dira gak suka kalau diantara kalian berempat tidak menyukai sikap suami aku"

"Terus dengan devan keluar dari geng itu semuanya Damai? Iya?" lanjut dira

"Dira" panggil mala

Dira pun menoleh kearah suara itu berasal.

"Udah malem sana tidur"

Dira menggubris perintah mala dan pergi begitu saja, karna ia malas berlama-lama disana..

....

Sampai kamar ia melihat sang suami tertidur pulas tetapi dengan wajah pucat nya entah apa yang ia pikirkan.

Dira beranjak naik keatas kasur dan mengecek suhu devan, dan benar sekali devan sedang demam, dira segera mengambil termometer...

"Yaallah, suhunya tinggi banget" kaget dira

Iya suhu devan 40,9 hampir 41°...

Ia memanggil bi Ningsih untuk mengambil kompres di dapur dan memberikannya di kening devan.

"Cepet sembuh ya" batin dira

Cup

Satu kecupan hangat mendarat di pipi devan.

....

Pagi harinya, dira yang bangun terlebih dahulu agar ia bisa mengecek suhu tubuh sang suami apakah sudah turun atau belum nya.

Punggung tangannya menempelkan pada kening devan, suhunya masih tinggi.

"Sayang bangun yuk, sarapan dulu" ucap dira lembut

"Eugh" gelutan devan

"Kamu sakit?" tanya dira

"Ga"

"Tapi badan kamu panas banget terus muka kamu juga pucet, apa yang gak sakit coba"

"Maaf ya ngerepotin"

"Ngga, tapi. Bener kamu sakit" tanya dira lagi

"Iya,"

.....

TBC 🥀

Jangan lupa voting dan komen ya ❤
💬🌟

N dan D (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang