PROLOG

8 2 0
                                    

Seorang gadis berusia 20 tahun terduduk di bangku taman berwarna coklat. Di malam itu dia hembuskan nafas untuk meredakan sesak di dadanya yang sendari tadi melekat erat seolah siksaan yang tak kunjung usai. Dari sesak yang ia alami, hanya angin malam yang mampu memeluk erat dirinya. Bukankah kejadian seperti ini sudah berkali-kali terjadi??

"Kita bisa atur ulang kalau----?" ucap seseorang dibelakangnya. Ucapan tersebut terhenti seketika seolah ada batu yang menganjal di tenggorokan.

"Bukannya kita gak punya pilihan kak? Sejak kita lahir hidup kita sudah di atur atas bisnis dan hal duniawi ini. Kita bisa apa?" ucap gadis itu  berujung tawa renyah seakan hal ini memang sudah menjadi suratan takdir bagi dirinya. Dia tidak diberi kesempatan untuk menulis takdirnya sendiri seakan terikat oleh ikatan suci dari tuhan.

"Hidup gue udah di antara surga neraka. Nikmatin aja kali, entar juga gue lama-lama mati."

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang