3. Nafsu

857 125 32
                                    

🖤Selamat membaca🖤
.
.
.
.
.

"Mas, makan, Mas."

"Nanti."

"Nanti kapan?"

"Kalo udah laper."

"Lapernya kapan?"

Wonwoo menolehkan kepalanya ke samping. Seingatnya Lisa tidak secerewet ini. Baru hari pertama dan dia sudah menyesali keputusannya untuk menerima gadis tersebut.

"Diem dulu, Sa. Saya lagi fokus."

"Fokus ngelamun?" tanya Lisa lagi yang sepertinya tidak menggubris ucapan Wonwoo yang menyuruhnya untuk diam.

Sebetulnya Lisa juga tidak suka terlalu banyak bicara dengan orang yang tidak begitu dekat dengannya tapi mau bagaimana lagi, sejak selesai mandi dan menghampirinya ke bawah, Wonwoo tidak kunjung mau untuk sarapan.

Dimana itu menjadi salah satu tugas Lisa. Memastikan laki-laki itu untuk makan.

"Mas please makan. Kasihan adeknya kalo Mas gak makan."

"Adek? Adek apa?" tanya Wonwoo heran.

Gara-gara keberadaan Lisa di sebelahnya, dia jadi tidak bisa melamun karena selalu dirusuhi dengan celotehan gadis itu.

"Adek cacing di perut Mas Wonwoo."

Wonwoo mendengus. Ada-ada saja. Dia pun akhirnya bangkit, meski selera makannya belum kunjung datang tapi demi membungkam mulut Lisa yang terus bercerocos dia segera pergi ke dapur.

Bu Niyar sudah menyiapkan sarapan untuknya di meja makan. Wonwoo membuka tudung saji. Lalu duduk di meja makan di ikuti Lisa yang berdiri canggung di sebelahnya.

"Pantatmu bisulan?"

"Gak ya!"

"Kalo gitu duduk."

Laki-laki tersebut kemudian menarik kursi di sebelahnya sebelum Lisa melakukannya.

Wonwoo lalu mengambil sedikit nasi ke piringnya. Dan terkena protesan dari sang gadis.

"Dikit amat, Mas. Tambahin lagi."

"Segini cukup."

"Gak cukup." ujar Lisa sambil menambahkan nasi ke piring si lelaki. Tidak tanggung-tanggung porsinya seperti kuli.

"Kebanyakan. Gimana kalo gak habis. Mubazir, Sa."

"Harus di habisin berarti, Mas." balas Lisa lalu melirik lengan Wonwoo dan tanpa ragu sama sekali dia memegang lengan atas laki-laki itu hingga membuat Wonwoo tersentak dan terdiam sejenak.

"Lihat nih, tangan Mas Wonwoo aja jadi sekecil ini. Perasaan dulu berotot. Semua bagian badan Mas kayaknya mengecil deh."

"Kayak pernah liat semua bagian badan saya aja." jawab Wonwoo menoleh dan melihat tangan Lisa yang berada dilengannya.

Sensasi hangat dari telapak tangan gadis tersebut tersalur ke lengannya.

"Maksudnya, Mas?!" seru Lisa yang segera melepaskan cekalannya. Kayaknya dia perlu waspada dalam berucap juga bertingkah. Apa-apaan barusan tangannya mendadak nemplok ke lengan Wonwoo.

BABYSITTER HOT DUDA  || Wonwoo x Lisa ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang