BAB 08

33 4 0
                                    

Hallo readers wattpad!!
Apa kabar? Sehat ya intinya!

Note:
-Sebelum baca wajib Follow akun ini!
-IG : @aboutbiruu.au (1)
Akun kedua @hmairaasun
-TT : 🫧 coretanbiruu 🫧, @biru.67

Vote and komen di setiap paragraf!!
No panggil author, call me Raa!

°°°°°
❕HAPPY READING ❕

°°°°°°

Seorang laki-laki berambut kecoklatan keluar dari pesawat besar Airlangga. Dengan earphone hitam di kedua telinganya dan topi serta jaket mahal yang tersampir di bahu membuat kesan seorang Dewa terpesona.

Sekarang dirinya sudah berada di Indonesia. Ia menghirup udara segar dengan handphone yang terus di otak atik.

"Papa lama banget elah." Cibirnya.

Seseorang menyapanya "tuan muda, saya di tugaskan untuk menjemput tuan muda. Apa benar ini tuan Dewa anaknya Tuan besar pak Mahen?" Tanya lelaki paruh baya itu dengan sopan.

Tak ada respon. Yang di sapa malah keasikan mengotak atik ponsel. Sopir yang di tugaskan jemput itu pun memperhatikan tuan mudanya dari atas hingga bawah. Pantas saja tak dengar ada earphone toh di kepalanya.

Sopir laki-laki paruh baya itu menepuk singkat pundak anak majikannya. Laki-laki muda itu pun menoleh lantas melepaskan earphonenya. Ia menaikan satu alis tebalnya.

"Why?" Sok inggris banget lagi! Huh.

Sopir itu tersenyum lalu menunduk "saya pak Wawan sopir yang di tugaskan Tuan besar pak Mahen untuk menjemput tuan muda. Apa benar ini tuan muda Dewa?" Ulang sopir itu yang bername tag 'Wawan' di bajunya.

Laki-laki berjakun dengan rambut kecoklatan itu pun mengangguk lantas menyerahkan Kopernya "dimana papa?" Tanpa basa-basi dia bertanya.

"Tuan besar lagi di kantornya tuan muda," jawab pak Wawan seadanya.

"Antar gue ke mansion." Laki-laki itu-Sadewa Putra Mahendra dengan tidak sopannya melontarkan kata 'gue' untuk seorang paruh baya seperti pak Wawan, yang notabenenya lebih tua dari dirinya.

Sedangkan yang di suruh pun hanya mengangguk saja lalu menyeret koper milik tuan mudanya untuk di masukan ke dalam bagasi mobil.

Mobil sport tersebut pun mulai melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan area bandara.

"Gue sampai Indonesia," gumam Lelaki itu sesekali melihat ke arah luar di mana gedung-gedung tinggi berada.

°°°°°

BHAAAA...

"Astaga," kaget Anara. Ia meraba-raba jantungnya yang akan hampir saja keluar mendadak karena ulah si jail.

Si pelaku hanya menyengir lebar "sorry, habisnya gue liat lo bengong mulu."

Anara sadar dirinya sedari tadi hanya diam saja tanpa mengeluarkan kata. Bahkan makanan di depannya saja hanya di aduk-aduk tak di makan sedikit pun.

"Lo ngaduk mulu bentar lagi jadi makanan kucing." Sembur Annisa. Ya siapa lagi gadis cerewet selain dirinya? Memang sakit kuping jika berada di samping cewe toa satu ini.

Anara hanya tersenyum ia tak selera makan. Ia sedang memikirkan perkataan ibunya yang kemarin sore. Perkataan itu terus saja mutar-mutar di area kepala Anara.

Two Feelings [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang