Revenge

15.7K 626 30
                                        

One Shoot 3

Ini agak agak panjang

Up lebih awal, karna hrsnya ini udh di up minggu lalu 😵

Happy reading luvie, mueheheh👄












Dalam cerita ini Safina Samitha bukanlah korbannya. Bukan dia juga yang tersakiti. Disini dia adalah penjahat, dia adalah tokoh antagonis dalam kisah mantan kekasihnya, yang sialnya kini kembali tepat di hadapannya.

Duduk dengan angkuh, memamerkan kekuasaan yang baru saja pria itu pegang di perusahaannya. Jangan lupakan wajah tampan yang semakin matang itu terlihat penuh arogansi.

"SAMPAH APA INI!!? APA KALIAN TIDAK BISA BEKERJA!!?"

Wanita itu memejamkan matanya melihat berkas laporan itu terlempar ke atas, terbang tinggi lalu berhamburan dan jatuh ke lantai tepat di hadapannya berdiri.

Baiklah.

Safina sudah menyiapkan diri untuk ini, mengambil ancang-ancang nya sejak lima tahun yang lalu. Bahkan untuk kemungkinan yang terburuk pun, Safina sudah menyiapkan rencananya.

Safina sudah siap menerima apapun bentuk balas dendam pria itu.
Dia sudah meyakinkan diri sejak pria itu diperkenalkan sebagai Chief Executive Officer baru perusahaannya awal bulan lalu.

Dia tidak selemah itu.

"Pak Dreyden, saya rasa tidak ada yang salah dengan laporannya. Semua angka anggaran masih normal."

Lihat, Safina tidak selemah itu untuk tidak membalas tatapan nyalang itu dengan berani. Tidak seperti para Manager Divisi yang hanya duduk menunduk diam, tanpa berniat bergabung dalam ketegangan itu.

"Beraninya kau berbicara setelah membuat banyak masalah, Safina." Dreyden mendesis, dengan netra hitamnya semakin menajam hingga membuat wanita itu mengetatkan rahangnya, menahan diri dalam gesekan giginya yang kuat.

"Jika anda melihat lebih teliti, semua proses berjalan lancar Pak. Jika pun itu terkait kontraktor, kita sudah mendapatkan peng--"

"Diam! Kau terlalu banyak bicara! Pembelaanmu itu tidak akan menunjukkan kau becus berkerja menyelesaikan masalah kecil yang sekarang masalah itu menjadi besar!"

"Karena itu memang bukan masalah yang harus dibesarkan Pak, pengganti kontraktor lama sudah ada." Safina menyela sengit tidak terima dengan tuduhan pria itu.

"Benar. Tapi berapa lama kau butuh negosiasi........? Apa kau benar bisa menjadi Project Manager Safina!? Dua proyek lain mangkrak karena keputusan egoismu itu. Kau hanya pintar berbicara Safina, kau tidak becus bekerja! Kau hanya mementingkan proyekmu sendiri! KAU EGOIS!!!" Pria itu berseru tajam dengan wajahnya kini mengeras, sementara Safina yang terpaku tidak percaya dengan ucapan pria itu, menggigit bibirnya dengan dalam.

"Jika anda tidak membaca laporannya, dua proyek itu memang menunggu update desain klien Pak. Jadi itu keputusan yang tidak disengaja dan bukan tanpa dasar!" Safina menekankan ucapannya dengan tatapan tajamnya.

"Bagaimana mungkin? Saya bahkan tahu mereka sudah mengirimkan update desain dua minggu lalu. Tapi proyek masih tidak berjalan karena kau perlu menekan biaya, benar bukan?" Dreyden menaikkan alisnya dengan tenang, sementara Safina yang terkejut dengan itu langsung melihat para Manager Divisi.

Sialan, bagaimana bisa aku tidak mendapatkan laporannya!?

"Jadi bisa kita sebut pembelaanmu ini hanya untuk membuat dirimu terlihat benar Safina?" Pria itu membalas tenang, menatap Safina dengan datar seolah menunggu jawaban sehingga membuat tangan wanita itu terkepal kuat.

 ONE SHOOT Pt. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang