6. Sick

1 1 0
                                    

Nadin membuka matanya perlahan, silau nya ruangan membuat sedikit suit membuka mata sepenuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nadin membuka matanya perlahan, silau nya ruangan membuat sedikit suit membuka mata sepenuhnya.

Gadis mungil itu mencoba melihat sekeliling, ini bukan kamarnya,dinding kamarnya berwarna merah muda. Ia melihat tangannya diinfus dan selimut menutupi tubuhnya sampai ke dada. Nadin sudah tau ada dimana dia sekarang.

Mata Nadin terus menyusuri ruangan itu sampai di satu titik terpaku melihat seseorang tertidur di sofa panjang disebelah kanan posisi tidur nya, sofa itu cukup luas dan mampu menampung dua orang sekaligus.

Nadin menatap lama pria yang tertidur terlentang dengan lengan sebagai bantalannya.

20 menit berlalu, Nadin hanya menatap wajah tampan bak dewa Yunani itu. Tatapan tajam yang biasanya menatap seperti mengintimidasi lawan bicaranya dan raut wajah keras itu kali ini terlihat sangat damai.

Wajah damai Isakh terlihat sangat tampan, Nadin jadi teringat bahwa pria itu tidak pernah terlihat tersenyum barang sekali.

Nadin mengerucutkan bibirnya masam mengingat hal-hal yang telah dilakukan Nadin kepada Isakh. Nadin selalu tampak lemah dan ceroboh didepan bosnya itu. Tidak pernah sekalipun Nadin menunjukkan sikap profesional nya sebagai karyawan kantor itu.

Bahkan saat ini Isakh menjaganya saat ia sakit, seorang Isakh Filemon pemilik perusahaan besar tempat ia bekerja mengapa dengan mudahnya menjaga seorang karyawan perempuan yang baru ditemuinya?

Nadin berpikir keras, saat ini Nadin melihat langit-langit rumah sakit itu, ini adalah kesekian kalinya Nadin jatuh sakit. Namun baru kali ini dia diantar kerumah sakit, biasanya Nadin terbangun dengan sendirinya dengan perasaan sakit di seluruh tubuhnya. Ia akan menahan semuanya sendirian. Mengingat hal itu tanpa sadar air mata Nadin mengalir hingga mengenai rambutnya.

Sendiri tidak selalu nyaman dan aman, terkadang Nadin juga membutuhkan seseorang yang mau menemani nya.

Saat melihat langit-langit kamar inap itu, sebuah kepala muncul dari sebelah kanan Nadin. Satu kata yang muncul di kepala Nadin saat melihat kepala itu. Tampan.

"Apakah masih sakit?" Isakh membuka obrolan dengan nada bicara datarnya.

Nadin menggeleng, suaranya seperti tercekat. Nadin haus.

Seakan mengerti, Isakh mengambil air mineral di dalam botol kemasan yang disediakan rumah sakit.

Ia menyodorkan kepada Nadin air mineral botol itu, Nadin meminum setengahnya. Nadin menjauhkan kepalanya lalu melemparnya senyum manis kepada Isakh.

Isakh terdiam mematung.

"Terimakasih pak" Nadin bersuara sangat pelan nyaris tidak terdengar.

Isakh langsung tersadar dari acara terpukau akan senyum manis Nadin. Lalu meletakkan botol minum itu di atas meja kembali.

"Panggil Isakh saja saat diluar kantor" kata Isakh berjalan kebelakang mengambil kursi duduk.

Nadin mengangguk yang tidak dilihat Isakh.

Kita dan Samudra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang