prologue

178 66 28
                                    

Assalamualaikum semuanya
-
-
-
-
Sebelum nya aku mau ucapin terima kasih buat kalian yang udah mampir kek lapak ini
-
Sebelum baca aku minta tolong buat follow akun ig dan tiktok aku dulu ya hehehe makasih😁
@pingncrs
Mau di FB tinggal dm aja ya gays
-
Setelah baca Jangan lupa kasih komen boleh and vote
-
Segitu dulu aja sih gays selamat membaca
-

"Mamah!!"

Teriak satu bocah perempuan dan satu bocah laki-laki yang berlari dengan buliran air mata yang tak henti keluar dari pelupuk mata nya. Mereka berlari dari dalam rumah menuju halaman depan untuk mencegah Amanda--wanita berusia tiga puluh tahun yang merupakan ibu dari Raesan dan Kansya.

Kedua bocah itu berlari dan langsung memeluk ibu mereka dengan pelukan yang sangat erat seperti sangat tidak ingin sang ibu pergi.

"Esan Aca kalian jangan nangis" Ucap Amanda mencoba menenangkan kedua buah hatinya, jujur saja sebenarnya Amanda juga tidak rela jika harus meninggalkan kedua anak itu. Tapi jika tidak seperti ini Amanda tidak akan bisa membiayai kehidupan mereka. Apalagi selama beberapa tahun kebelakang Jefriano suaminya sudah tidak berkerja.

Dan bukannya mencari pekerjaan Jefriano malah memilih untuk berdiam diri di rumah menikmati sisa uangnya yang mungkin hanya cukup untuk makan satu Mingguan.

"Maafin mamah Raesan Kansya mamah harus pergi, mamah harus cari uang biar bisa beliin kalian berdua mainan makanan enak dan banyak lagi" Lanjut Amanda seraya mengelus lembut rambut kedua buah hatinya.

Dengan cepat Raesan menggeleng dan mendongakkan kepalanya menatap ke arah Amanda "Esan ga butuh makanan enak, Esan ga butuh mainan banyak, yang Esan butuh cuma mamah tetep di sini temanin esan dan Aca mamah jangan pergi Esan ga mau mamah pergi..."

Air mata Amanda yang sedari tadi di tahan, langsung meluluh saat itu juga. Hatinya sangat sakit menatap mata indah Raesan yang sangat memancarkan kesakitan.

"Mah...Esan mohon" Isak Raesan memegang tangan Amanda berharap ibunya itu berubah pikiran dan tetap tinggal bersama nya.

Namun Amanda yang tak ingin berlama lama berada dalam kesedihan nya dengan cepat mengusap air matanya, dan berjongkok menyetarai tinggi nya dengan Raesan dan Kansya "Esan Aca maaf mamah harus pergi sekarang, Esan jagain Aca ya jangan sakitin dia" Ucap Amanda lalu mengecup pelan puncak kepala kedua anaknya secara bergantian. Selanjutnya dia kembali bangkit dan menarik koper nya untuk pergi ke dalam mobil yang sudah di pesannya.

"Ma!!!Mamah!!!" Kedua anak itu berteriak kencang, dan ingin berlari mengejar mobil yang membawa ibu mereka pergi. Namun, dengan sigap Jefriano menarik tangan mereka dan membawanya untuk masuk ke dalam rumah.

"Ayah lepasin Raesan Ayah!!" Raesan mencoba memberontak dari cengkraman kuat tangan Jefriano. Namun, sayang itu tidak berhasil sama sekali.

"Ayah Aca mau ikut mamah lepasin!!" Setelah Raesan memberontak kansya pun ikut memberontak dan menangis histeris.

"Biarkan saja ibu kalian pergi biar beban hidup saya berkurang satu" ucap Jefriano penuh penekanan dan emosi yang terpendam.

***

4 tahun kemudian

4 tahun setelah kepergian Amanda kehidupan Jefriano kembali membaik dan perusahaan nya yang dulu pernah bangkrut sekarang kembali jaya, dan memiliki lebih banyak client dari berbagai negara.

"Raesan.." panggil Jefriano pada anak sulung nya yang tengah menikmati makanan di meja meja makan.

Merasa di panggil Raesan pun mendongakkan kepalanya menatap sang ayah, tidak hanya Raesan tapi Kansya pun ikut mendongak "kenapa ayah?" Tanya Raesan sedikit bingung.

"Minggu depan kamu ujian ayah harap nilai kamu semakin naik dan tidak menetap di nilai semester kemarin" Lanjut Jefriano penuh penekanan. Selama 4 tahun dirinya selalu menekan Raesan agar mendapatkan nilai tertinggi karena dia ingin putra sulung nya itu menjadi penerus usahanya nanti.

Raesan kembali tertunduk saat mendapati pernyataan ayah nya yang seperti itu "Abang pasti bisa Aca yakin" bisik Kansya mencoba memberi semangat pada sang Abang.

"Jika menurun dan menetap kamu pasti sudah tau apa yang ayah akan lakukan" lanjut Jefriano penuh penekanan.

"Iya ayah" Raesan mengangguk kepalanya yang menunduk.

***

Makasih sudah membaca jangan lupa kasih vote + komen ya
Thank you
Sampai ketemu di bab selanjutnya
Bye
Maaf jika ada beberapa kata yang typo 🙏

Raesan Alvarendra

Raesan Alvarendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kansya Arsyla

Kansya Arsyla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Raesan & Kansya |BNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang