Waktu masih menunjukkan jam enam pagi. Namun, remaja laki-laki itu sudah berada di sofa lantai dua tepatnya di depan televisi, seraya mengerjakan beberapa dokumen yang ada di dalam laptop miliknya.
"Bang!" Pekik Kansya yang tiba-tiba saja datang mengejutkan Raesan, "Anterin gue sekolah yuk udah telat ini" pinta Kansya dengan kedua tangan yang menangkup di depan dada.
"Sibuk gue" Balas Raesan tanpa mengalihkan fokus nya pada laptop.
"Yaelah bang bentar doang" ucap Kansya terus memohon seraya mengguncang guncang tubuh Raesan, yang berhasil membuat remaja laki-laki itu merasa terganggu, dan melemparkan tatapan sinis.
"Iya Iya!" Balas Raesan yang sudah merasa risih dengan kelakuan Ade perempuan nya itu. Dan langsung mematikan laptop nya dan berjalan mengambil kunci motor di kamarnya.
Sementara Kansya pergi ke kamarnya untuk membawa tas sekolah nya.
"Ca cepetan!" Teriak Raesan seraya berjalan menuruni tangga rumahnya.
"Iya iya!" Kansya berlari keluar kamar dan ikut menuruni tangga bersamaan dengan Raesan.
***
Raesan mengendarai motor nya dengan kecepatan yang lumayan tinggi membuat, Kansya memejamkan matanya dan melingkarkan kedua tangannya di perut Raesan.
"Pelan pelan napa bang" lirih Kansya di sela sela ketakutan nya.
"Kata lo udah kesiangan kan!" Balas Raesan tanpa mengalihkan perhatian pada jalanan yang sedang dilewati nya.
"Iya sih" Kansya mengangkat sedikit kepalanya yang bersembunyi di punggung Raesan "Tapi ga gini juga bawa motornya"
"Berisik lo ah"
"Ish kalo ga berisik buka Kansya namanya"
"Serah"
"Apaan sih anjirr singkat amat jawab nya bikin sebel aja lo bang"
"Suka-suka gue"
"Ish!!"
BUGH!!
Ckitt!!
Raesan refleks mengerem motor zx25r secara mendadak begitu Kansya memukul keras bagian belakang helm nya. Membuat Kansya yang duduk di jok belakang terdorong kedepan dan hidung mancungnya menubruk helm yang di pakai Raesan.
"Ish helm sialan!" Semprot Kansya menyalahkan helm nya "Lo juga__"
"Lo yang mulai" balas Raesan memotong ucapan Kansya.
"Ya Lo yang hufh" sebelum Kansya melanjutkan ucapannya Raesan dengan cepat menjepit mulut Kansya dengan tangan miliknya.
"Ga usah berisik bisa" ucap Raesan penuh penekanan, sebelum kembali melajukan motornya.
Dengan wajah cemberut Kansya terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata lagi.
Setelah satu menit dalam perjalanan akhirnya Kansya dan Raesan sampai di SMP tempat Kansya menuntut ilmu.
"Yah" wajah Kansya terlihat sangat sedih saat mereka berdua sampai di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat, "udah di tutup gerbangnya"
"Salah lo ngajak ribut dulu" balas Raesan seraya menoleh ke arah Kansya yang masih duduk di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raesan & Kansya |BND
Short StoryRaesan Alvarendra Dan Kansya Arsyla, seorang kakak beradik yang selalu mendapat perlakuan berbeda. Jika sang ayah Jefriano selalu memberikan pengawasan dan pendidikan keras pada Raesan. Maka hal sebaliknya terjadi pada Kansya anak perempuan itu sela...